DaerahJawa TimurPendidikanRagamSitubondo

Ini Penjelasan Ketua PWI Situbondo Pada Kegiatan Media Gathering KPU

SITUBONDO JAWA TIMUR, BeritaNasional.id – Ketua PWI Situbondo Edi Supriyono saat menjadi narasumber pada kegiatan Media Gathering yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Situbondo yang berlangsung di Room Jasmine Hotel Rosali Situbondo, mengajak kepada teman-teman wartawan untuk selalu memberikan edukasi dalam menulis atau menyajikan sebuah berita ke masyarakat, Selasa (8/11/2022).

Dalam materinya, Edi Supriyono menyampaikan, tentang Peran Serta Media Mensukseskan Pemilu. ”Agar pelaksanaan pemilu berlangsung sukses, jujur dan adil, maka wartawan yang mensajikan berita kegiatan tahapan-tahapan pemilu harus tetap berpedoman pada kode etik jurnalistik dan menjunjung tinggi Undang-Undang Republik Indonesia N0. 40 Tahun 1999 tentang Pers,” ajak Edi kepada teman-teman wartawan yang mengikuti kegiatan Media Gathering KPU Situbondo.

Lebih lanjut, Edi Supriyono menjelaskan bahwa, peran media massa dalam peliputan pemilu seyogyanya mensajikan informasi yang mendidik, utuh dan berimbang. Hal ini dilakukan agar para pembaca atau penerima informasi bisa mendapatkan gambaran secara gamblang tentang proses atau tahapan-tahapan pemilu.

“Edukasi dalam sebuah pemberitaan harus kita lakukan. Sebab, dengan pemberitaan edukasi, maka masyarakat akan menerima informasi secara utuh. Peran wartawan juga harus mampu menangkal kabar hoax tentang pemilu yang bertebaran di berbagai media sosial,” kata Pimred, Jawa Pos Radar Situbondo.

Tak hanya itu saja yang disampaikan Edi Supriyono, namun dia juga menegaskan seorang jurnalistik juga harus patuh dengan kode etik jurnalistik. “Untuk menjadikan sebuah berita yang mendidik, maka wartawan harus patuh dengan kode etik jurnalistik, ” jelasnya.

Edi Supriyono menjelaskan bahwa, framing media juga sangat penting. Karena framing media juga dapat memilih angel-angel berita yang baik. “Untuk memilih angel berita, maka kita harus pandai memainkan framing media. Karena Framing adalah membingkai sebuah peristiwa yang digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.,” jelasnya.

Tak hanya itu yang disampaikan Edi Supriyono dalam penyampaian materinya, namun dia juga menerangkan bahwa, idealisme wartawan dalam menjalankan tugasnya juga salah satu bagian penting harus dilaksanakan. “Idealisme wartawan juga menjadi salah satu bagian dari media massa. Namun demikian, kita harus pandai menempatkan idealisme tersebut. Karena saat ini, pola media massa sudah masuk dalam industri bisnis,” tuturnya.

Untuk itu, imbuh Edi Supriyono, kepentingan industri bisnis pada media massa dan idealisme wartawan harus berimbang. Misalnya, seorang wartawan mendapat atau mencari iklan untuk diterbitkan di media massa, maka hal yang wajar. Karena keberlanjutan media massa atau pers tergantung dari pasokan iklan maupun berita-berita advetorial yang dimuatnya,” jelas Edi.

Edi menjelaskan, pers pilar keempat dari negara demokrasi ini, juga mempunyai andil dalam menyebarkan informasi melalui tulisan dan lain sebagainya. “Oleh karena itu, untuk menjadikan pemilh cerdas demorasi berkualitas, maka tantangan media massa dituntut untuk menagkal isu-isu hoax tentang pemilu dan lain sebagainya yang bertebaran di media sosial,” pungkasnya. (Heru/Bernas)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button