Daerah

Ketua Pekat Banyuwangi : Rakyat Sebagai Penentu Kemenangan Pilkada Harus Dibayar Mahal

BeritaNasional.ID, BANYUWANGI – Mencermati arti pesta demokrasi yang berkembang sampai saat ini, ada satu kemajuan yang sangat luar biasa salah arahnya. Sudah semakin jelas bahwa pesta demokrasi saat ini diartikan sebagai ajang pilihan calon pemimpin yang modal dananya besar besaran, bukan modal visi misinya yang bagus bagusan. Anehnya rakyat sebagai yang punya kekuasaan penentu kemenangan, malah tidak menjadi target daripada pesta itu sendiri.

Fenomena tersebut disampaikan Hery Wijadmoko, Ketua Ormas Pembela Kesatuan Tanah Air (Pekat), Kabupaten Banyuwangi, sebagaimana rilis yang dia kirim ke media ini, Rabu (16/9/20) pagi.

Menurut Hery, panggilan akrab pegiat asal Kecamatan Gambiran ini, beaya besar asn harus dimiliki para pasangan calon (paslon) itu bukan semata-mata untuk ngopeni rakyatnya. Tetapi yang lebih penting adalah untuk mendapatkan kendaraan, dan sebagai alat mengejar rekomendasi dari parpol.

“Konon, nilai untuk memperoleh rekom ini sangat luar biasa dan fantastis banget harganya. Kabar burung yang berkembang, bisa mencapai ratusan milyar nilainya, hanya untuk membeli rekom parpol pengusung. Dan itu belum termasuk anggaran pemenangannya,” bebernya.

Maka dari itu, sambung Hery, menjadi aneh, lucu bin ajaib jika rakyat yang saat pencoblosan justeru tidak dibeli dengan harga yang tinggi pula. Padahal rakyat ini sebagai kunci penentu siapa yang bakal jadi pemenang. Saya sebagai salah satu bagian dari rakyat dengan tegas menyatakan, mau mencoblos asal ada nilai dan harga yang tinggi. Ini realita yang ada, semoga rakyat-rakyat yang lain juga punya pemikiran sama,” lontar Hery.

Ditegaskan Hery, bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, bukan di tangan parpol. Maka diapun menyatakan, jika keinginannya tersebut tidak diapresiasi, dirinya secara pribadi tidak akan mencoblos dalam pilkada mendatang.

“Biar lah dicoblos tim dan pengurus parpol pengusung saja. Karrna ini adalah sebuah logika yang tak terbantahkan,” seru Hery.

Di akhir rilisnya, Sekali lagi Hery mengajak rakyat harus pinter dan jangan mau dibodohi lagi oleh nafsu calon pemimpin yang maju dalam kontestasi Pilkada Banyuwangi mendatang. Demokrasi seharusnya berangkat dari arus bawah, dan seharusnya pula rakyat yang mengusung calon.

“Karena figurnya bagaimana dan siapa yang layak, adalah rakyat sendiri lah yang bisa menilai serta pantas untuk menjadi pemimpinnya. Bukan sebaliknya, justeru mereka yang mencalonkan diri dan menganggap dirinya baik dan merasa layak dijadikan pemimpin. Ini terbalik semua, maka kalau yang butuh itu mereka, ya berani bayar berapa mereka ke rakyatnya. Jangan hanya ke parpolnya saja, kalau rakyat gratisan ya seharusnya parpol juga gratis. Atau jika ada harganya, yang sekedarnya untuk administrasi saja. Monggo rakyatku, kita harus pintar dan cerdas, semangatt…!,” tutup Hery Widjadmoko. (red) 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button