Opini

Mari Memahami Hernia Inguinalis

Oleh: dr. Basri Nelson Manurung

 

Dalam dunia kedokteran, Hernia Inguinalis bukanlah hal yang asing. Namun, di masyarakat Hernia Inguinalis lebih dikenal dengan sebutan turun berok.

Gangguan kesehatan ini terjadi ketika jaringan lunak dalam tubuh sebagian dari usus tampak menonjol seakan keluar dari pusar atau seperti robekan di bagian perut bawah, dekat lipatan paha. Tonjolan ini yang cukup menyakitkan, terutama ketika penderitanya membungkuk, batuk, atau mengangkat benda berat.

Hernia Inguinalis bukan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Meskipun tidak berbahaya, Hernia Inguinalis yanag tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi yang memicu terjadinya kematian.

Umumnya, dokter akan menyarankan penderita yang telah memasuki fase menengah atau akut untuk melakukan bedah umum perbaikan Hernia Inguinalis.

Tanda dan Gejala Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis seringkali hanya ditandai dengan adanya tonjolan yang dapat hilang ketika berbaring dan dapat hilang sementara ketika ditekan ke dalam. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar penderita tidak menyadari dirinya terserang Hernia Inguinalis.

Penderita Hernia Inguinalis baru menyadari adanya masalah kesehatan ketika dirinya mulai merasa nyeri dan penuh di bagian selangkanga.

Komplikasi Hernia Inguinalis dapat terjadi ketika hernia terjepit (strangulated) atau terkurung (incarcerated). Hernia yang terjepit dapat menyebabkan gangren, matinya jaringan hernia lantaran tidak mendapatkan suplai darah.

Sementara hernia yang terkurung dapat mengganggu usus, lemak, atau justru terjebak di dalam kantung ovarium. Tanda dari hernia terkurung adalah tonjolan tidak dapat didorong kembali. Jika ini terjadi, maka penderita harus segera dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Penyebab Hernia Inguinalis

Pada dasarnya, hingga kini belum ada penyebab pasti dari Hernia Inguinalis. Namun, sebagian besar kasus Hernia Inguinalis disebabkan oleh kombinasi antara kelemahan otot dengan ketegangan otot.

Meskipun penyebab kelemahan dan ketegangan otot dapat bervariasi, hal ini dapat menyebabkan hernia berkembang dalam waktu singkat, tak terduga.

Sebenarnya hernia yang paling umum terjadi biasanya menyerang anak-anak, terutama bayi dan balita. Sementara sebagian besar kasus remaja yang terserang Hernia Inguinalis biasanya disebabkan adanya kelainan pada jaringan perut sejak lahir ataupun kelemahan otot.

Faktor Risiko Hernia Inguinalis

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko Hernia Inguinalis.

Pertama adalah jenis kelamin. Meskipun Hernia Inguinalis dapat menyerang siapa saja, faktanya penyakit ini lebih banyak diidap oleh pria. Bahkan, laporan kesehatan menunjukkan bahwa bayi laki-laki lebih berisiko terkena Hernia Inguinalis dibandingkan bayi perempuan.

Kedua adalah faktor keturunan. Risiko Hernia Inguinalis akan meningkat jika kerabat dekat atau keluarga Anda pernah mengalami gangguan kesehatan ini.

Ketiga adalah kondisi medis tertentu. Orang yang mengidap cystic fibrosis, yakni kondisi yang menyebabkan kerusakan akut pada paru-paru ditandai dengan batuk kronis, berisiko lebih besar terkena Hernia Inguinalis.

Keempat adalah batuk kronis. Batuk merupakan kondisi yang wajar terjadi ketika daya tahan tubuh melemah. Namun, menjadi hal yang patut diwaspadai apabila batuk tak kunjung sembuh. Umumnya, batuk kronis disebabkan oleh asap rokok. Selain meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru-paru, asap rokok juga meningkatkan risiko penyakit Hernia Inguinalis.

Kelima adalah sembelit kronis. Susah buang air besar dapat menyebabkan risiko penyakit Hernia Inguinalis meningkat. Ketika seseorang mengalami sembelit, ia akan mengejan. Hal inilah yang menjadi pemicu Hernia Inguinalis.

Keenam adalah obesitas. Kelebihan berat badan secara tidak langsung meningkatkan tekanan pada perut yang dapat memicu terjadinya tonjolan. Semakin parah tingkat obesitas, semakin tinggi risiko terkena penyakit Hernia Inguinalis.

Ketujuh adalah kehamilan dan kelahiran prematur. Kehamilan yang kurang sehat dapat melemahkan otot perut. Hal ini juga memicu terjadinya peningkatan tekanan di dalam perut. Sementara kelahiran prematur berpeluang besar menyebabkan bayi terkena Hernia Inguinalis lantaran organ tubuhnya belum sempurna.

Kedelapan adalah pekerjaan tertentu. Orang yang sering berdiri, melakukan pekerjaan fisik berat, dan angkat beban dalam waktu lama memiliki peluang tinggi terkena penyakit Hernia Inguinalis.

Tanpa operasi, tonjolan hernia pada lipatan dapat menyebabkan rasa nyeri, tidak nyaman, dan komplikasi. Meskipun Hernia Inguinalis dapat menyerang siapa saja, Anda dapat meminimalisasi hal ini dengan cara menghindari faktor risikonya.

Pemeriksaan Hernia Inguinalis

Pada awalnya, dokter akan melakukan diagnosis Hernia Inguinalis dengan melihat tanda, gejala, dan kondisi kesehatan penderita yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan tes kesehatan.

Lantaran Hernia Inguinalis bukan penyakit yang dapat sembuh setelah diobati, biasanya dokter akan mengajukan prosedur bedah. Operasi akan dilakukan setelah hasil pemeriksaan fisik dan tes kesehatan keluar.

Biasanya, dokter akan memprioritaskan pasien Hernia Inguinalis yang telah memasuki fase akut. Termasuk pada bayi berusia muda untuk mencegah pembesaran tonjolan. Operasi Hernia Inguinalis bisa dilakukan dengan opersi bedah biasa ataupun operasi laparoskop.

Sebelum menjalani operasi laparoskopi, dokter akan memeriksa kondisi kesehatan pasien. Jika anda memiliki riwayat alergi obat-obatan tertentu, maka sangat dianjurkan untuk mengatakannya langsung pada dokter.

Hal tersebut juga wajib dilakukan bagi pasien yang tengah mengandung, memiliki masalah perdarahan, dan tengan mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin atau aspirin.

Lantaran berisiko tinggi, operasi laparoskopi tidak disarankan bagi pasien yang menderita hernia di bagian perut atau atau pernah melakukan operasi di bagian perut.

Pasien harus melakukan semua instruksi yang diberikan oleh dokter mengenai kapan harus berpuasa, terapi, hingga jadwal mengonsusmi obat.

Pada operasi laparoskopi, dokter akan menggunakan tabung tipis yang dimasukkan melalui sayatan kecil di kulit. Selama operasi berlangsung, pasien tidak akan merasakan apa pun karena dibius total.

Pengobatan Hernia Inguinalis

Selain tindakan medis dengan operasi dan mengonsumsi obat-obatan sesuai resep dokter, pengobatan Hernia Inguinalis dapat dioptimalkan dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Anda harus menjaga berat badan tetap stabil, mengonsumsi sayuran dan buah untuk melancarkan sistem pencernaan, dan mengurangi kegiatan yang berisiko meningkatkan peluang terjadinya Hernia Inguinalis, seperti terlalu lelah, terlalu sering angkat beban, dan kegiatan fisik lainnya.

Kurangi makanan yang dapat menyebabkan sembelit. Pastikan pula asupan cairan dan serat di dalam tubuh terjaga untuk meminimalisasi sembelit. Tanpa izin dokter, Anda dilarang melakukan hubungan seksual untuk sementara waktu.

Dengan menerapkan kombinasi pengobatan tersebut, pasien Hernia Inguinalis akan lebih cepat pulih dan dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.

Penulis adalah dokter di RS Tk. IV 09.07.04 Atambua, Kabupaten Belu.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button