Literasi

Obscura dan Nabi Adam

BeritaNasional.ID, PASAMAN,– Ketika membaca artikel ini, pasti Pembaca menggunakan handphone canggih, handhpone kamera, kamera digital. Sebelum menjadi kamera digital seperti sekarang, nenek moyangnya adalah kamera obscura.

Hubungan antara kamera obscura dengan kamera digital dan karema-kamera yang lebih canggih dimasa depan, sama halnya antara hubungan Nabi Adam dengan kita dan manusia dimasa depan.

Hal yang berbeda hanya pada prosesnya saja. Hubungan Nabi Adam dengan kita dan manusia masa depan adalah hasil  proses perkawinan, sedangkan hubungan obscura dengab kamera digital dan kamera dimasa depan adalah hasil proses berpikir, — ada 71 ayat dalam Al Qur an yang berhubungan dengan perintah berpikir, perintah yang tegas dan terang, “afala tatafakkaruun”.

Ada baiknya kita melecut pikiran dan mencubit hati untuk mencatat: bahwa penemu obscura tersebut, adalah :  Abu Ali Al-Hasan Ibn al-Haytsam. Orang Eropah atau Barat menyebut namanya, “Al Hazen”.

Dia adalah ilmuwan asal Basra, Irak. Seorang sarjana Islam yang sepenuh hati dan sebulat keyakinan menjawab pertanyaan dalam Al Qur an, “Apakah kamu tidak berpikir”. Seorang sarjana Islam yang memahami hakikat berpikir, yang memahami bahwa berpikir dan melakukan riset mencari rahasia alam yang melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bahagian dari ketaqwaan terhadap Tuhan, bahagian dari mengamalkan Al Qur an.

Al Hazen melakukan riset-riset, percobaan-percobaan yang mengantarkannya menciptakan obscura yang menjadi titik awal keilmuan tentang lensa, tentang optik. Pada abad ke 10, Al Hazen membuat kamera pertama di permukaan bumi ini,  ilmuan pertama yang menjadi guru semua ilmuan optik di bumi ini. Kamera yang pertama itulah yang dinamai “Obscura”.

Atas penemuannya tersebut, seluruh perguruan tinggi dan ilmuan di permukaan bumi ini, menganggapnya sebagai “Bapak Optik Moderen”.

Tak hanya itu, Abu Ali Al Hasan Ibn Al Haytsam, juga orang yang pertama kali mempelajari cara kerja mata untuk melihat. Maka, jika kita memakai kaca mata atau melihat seseorang memakai kacamata, maka ada hasil berpikirnya Al Hazen di situ, seorang sarjana Islam yang hidup  antara 965 M – 1039 M.

Menurut lansir “The Independent” (2006),  Alhazen menemukan kamera obscura setelah memperhatikan cara cahaya masuk melalui lubang di daun jendela.

Menurut versi The Independent juga,  obscura berasal dari bahasa Arab “Qamara” yang berarti kamar gelap.

Obscura. Itulah salah satu dari ribuan kontribusi ilmuwan Islam terhadap perkembangan keilmuan dan teknologi. —

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button