ACEHHukum & Kriminal

Pegawai Puskesmas Peudada Keluhkan Aksi Pungutan Sejumlah Uang, Bekedok Sambut Tim Reakreditasi

PBeritanasional.Id, Bireuen – Sebuah informasi negatif kembali mengancam dunia lembaga kesehatan di Aceh. Kali ini menimpa Puskesmas Peudada Kabupaten Bireuen.

Sejumlah staf dan petugas di Puskesmas tersebut mengaku ada firasat aneh dengan aksi pengumpulan sejumlah dari staf dan petugas kesehatan yang beraktifitas di Puskesmas tersebut oleh Kepala Puskeamas dengan dalih sebagai dana persiapan menyambut tim Reakreditasi dari Provinsi Aceh, yang akan melakukan verifikasi rutin ke Puskesmas tersebut dalam waktu dekat ini.

Pengutipan uang yang disebut sebut diputuskan dalam sebuah rapat internal puskesmas tersebut pada 27 September 2019 lalu, membebankan kepada tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar Rp 430.000, Tenaga Kontrak Rp 100.000 dan Tenaga bakti turut juga dipungut dengan nilai Rp 50.000 perorang.

Sejumlah uang tersebut disetor melalui Bendahara Puskesmas setempat.

Disebut sebut dana yang terkumpul dari 53 orang Tenaga PNS, 11 orang Tenaga Kontrak dan 25 orang Tenaga Magang atau Bakti di pusat pelanyanan Kesehatan Maayarakat Kecamatan Peudada itu, diperuntukkan untuk pengadaan sejumlah perlengkapan kostum bagi petugas kesehatan di Puskeamas tersebut, Konsumsi bagi seluruh tamu dan petugas yang ada pada saat kegiatan reakredisasi berkunjung ke Puskesmas itu nantinya.

Informasi yang diterima media ini dari sumber sekaligus juga petugas kesehatan di puskesmas bersangkutan mengutarakan, bahwa dirinya merasa heran atas kebijakan yang diambil oleh sang pimpinan tertinggi di puskesmas tersebut, yang terkesan membebankan para tenaga yang bertugas di pusksmas dimaksud.

Bahkan langkah tersebut, lanjut sumber sebagai bentuk pemborosan dan termasuk dalam katagori pungutan liar alias pungli. Mengingat aksi penyambutan yang direncanakan mengarah ke pemborosan dan foya foya. Mengapa tidak, setiap petugas harus menggunakan baju batik, bed pengenal khusus, padahal yang akan dilakukan reakreditasi berkaitan kegiatan pelayanan dan aktifitas rutinitas di Puskesmas sebagaimana layaknya sehari-hari.

“Ya saya sendiri juga terpaksa menyetor juga, meski terasa sangat berat karena hal itu bukalah berbentuk kebutuhan urgen, tapi terkesan berlebihan sementara banyak kebutuhan urgen lainnya masih terabaikan,” kata sumber yang meminta agar merahasiakan namanya ini dengan alasan statusnya sebagai petugas di Puskesmas tersebut, Jumat (4/10/19).

Sementara kepala Puskesmas Peudada Dr Rini Novianti, yang dicoba konfirmasi melalui saluran telpon selulernya, beberapa kali dihubungi tidak diangkat padahal koneksi aktif, pesan WA yang dikirim juga belum dibalasnya, berita ini dirilis. (Reza/Alan).

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button