Ragam

Pengajian Harlah NU Ditunggangi Politik, Jamaah Istigotsah Kecewa

BeritaNasional.ID,
BANYUWANGI – Istigotsah Dzikrusyafa’ah yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama’ (NU), dan doa bersama untuk kesejahteraan dan keselamatan bangsa, Minggu kemarin (11/02/18) bertempat di lapangan Lugjag, Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menuai protes dari sejumlah jamaah.

Anwar Rofik (49), salah seorang jamaah asal Rogojampi mengaku kecewa kegiatan pengajian istigosah tersebut ditunggangi kepentingan politis. “Bagaimana bisa istri bakal calon wakil gubernur bisa naik ke pentas titip salam dari suaminya yang akan maju dalam pemilihan Gubernur, itu kan sama saja kampanye,” sergahnya.

Hal senada juga diungkapkan Jarwo (51), seorang jamaah dari Kedung Gebang, Kecamatan Tegaldlimo. Dia mengaku rutin mengikuti istigotsah yang dilaksanakan setiap Ahad Pahing tersebut. Namun, dia jadi kecewa jika di dalam kegiatan dzikir dan doa bersama itu ada muatan politisnya. “Kami datang dari jauh untuk berdzikir dan berdoa, bukan untuk mendengarkan pengenalan calon Gubernur seperti ini,” keluhnya.

Hampir setiap ada kegiata pemilihan umum, entah pemilihan presiden, gubernur dan bupati, kegiatan pengajian yang sudah mempunyai massa ramai melakukan pengenalan diri dan mengunjungi pengajian. Sayangnya, ketika sudah jadi dan duduk menjadi gubernur, bupati ataupun jabatan lainnya lupa dan tidak mau hadir lagi dalam acara pengajian. “Kalau hadir ikut berdoa boleh saja. Tapi tidak naik pentas, apalagi sampai pegang mic dan memperkenalkan diri,” cetus salah satu jama’ah pengajian yg tidak mau di sebut namanya.

Anehnya, dalam Istigotsah Dzikrusyafaah yang dihadiri puluhan kiai di Banyuwangi itu justru mempersilakan istri Emil Dardak yakni Arumi Bachin untuk menyampaikan niat kedatangannya di Banyuwangi dihadapan ribuan jamaah. Arumi pun mengungkapkan jika kedatangannya tersebut mewakili suaminya Emil Dardak yang berhalangan hadir.

Ketua Panitia Istigotsah Dzikrusyafaah Kecamatan Rogojampi, H. Nanang Nur Ahmadi mengaku tidak tahu menahu dengan kedatangan istri Emil Dardak tersebut ke lokasi pengajian. Dia juga tidak mengundang dan berkomunikasi sebelumnya. “Saya kira dia datang hanya sebagai jamaah biasa, tahu-tahu kok diajak naik ke pentas dan dipersilakan memberikan sambutan pengenalan,” kelitnya.

Terlebih, jelas Nanang, dalam rapat panitia telah disepakati jika acara istigotsah tersebut menolak dengan tegas permintaan calon untuk datang dan tidak ditunggangi muatan politik praktis. Karena kegiatan itu murni swadaya masyarakat.
“Saya merasa kecolongan, karena ini murni acara pengajian,” katanya.
Sebagai panitia, Nanang juga menyampaikan permohonan maaf kepada jamaah. Karena, panitia murni menyelengarakan kegiatan untuk dzikir dan doa bersama guna keselamatan bangsa dan sebagai acara puncak peringatan Harlah NU di Kecamatan Rogojampi. “Saya mohon maaf jika ada jamaah yang komplain dan kecewa. Kami panitia berusaha maksimal murni untuk ibadah. Tidak ada kepentingan politik praktis dalam kegiatan ini,” tandas Nanang yang juga Ketua MWC NU Kecamatan Rogojampi ini. (Oni)

Caption : Tampak Arumi Bachin duduk berjajar bersama para kyai saat pengajian Harlah NU di lapangan Lugjag Rogojampi

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button