ArtikelOpiniRagam

Pengaruh Kolonialisme Terhadap Standarisasi Kecantikan

Oleh : Riska Utami *)

BeritaNasional.ID, — Kolonialisme adalah tindakan atau upaya yang dilakukan oleh negara penguasa untuk menguasai sebuah daerah atau wilayah. Tujuan utama kolonialisme sudah sangat jelas yaitu ingin menguasai atau memperluas wilayah kekuasaan dan untuk mendapatkan sumber daya alam yang ada di wilayah tersebut. Indonesia berada di bawah kekuasaan kolonialisme selama kurang lebih 350 tahun. Akibat penjajahan tersebut yang cukup lama, Bangsa Barat berhasil menghegemoni Bangsa Timur bukan hanya sekedar dalam memonopoli dagang saja melainkan juga menguasai bidang industri termasuk industri kecantikan.

Pada masa itu warna kulit dianggap sebagai penanda status sosial. Mereka menempatkan warga Belanda berada di kalangan atas dan warga pribumi berada di kalangan bawah. Orang yang berkulit terang lah yang dianggap sebagai orang yang memiliki status sosial tinggi dan orang yang berkulit gelap dianggap sebagai orang yang berstatus sosial rendah. Pasa masa kolonial Belanda, perempuan seperti ras Kaukasia berkulit terang yang dianggap sebagai simbol kecantikan karena dianggap lebih superior sejalan dengan politik raisal Kolonialis. Ini sengaja dibentuk sebagai pembenaran pendapat untuk menunjukkan kekuasaan dan identitas mereka.

Akibat standarisasi kecantikan yang dibuat kolonialisme berdampak hingga sekarang. Banyak sekali perempuan yang terobsesi dengan standar kecantikan tersebut, bahkan hingga ada yang melukai dirinya serta mengganggu kesehatan mereka. Banyak perempuan Indonesia yang rela membeli krim pemutih berbahan merkuri dan bahan kimia lainnya agar kulitnya dapat menjadi putih padahal krim berbahan merkuri sangat berbahaya untuk kulit. Dan tidak sedikit perempuan yang rela menahan rasa lapar demi mendapatkan tubuh yang langsing.
Kebanyakan orang yang berkulit gelap sering didiskriminasi di antara kelompok-kelompok sosial. Mereka memandang rendah orang-orang yang berkulit gelap dan mengecap orang yang berkulit gelap tidak bisa mengurus diri. Standarisasi kecantikan bangsa Indonesia banyak dipengaruhi oleh kolonial sehingga menjadikan standar kecantikan Indonesia tidak lagi di standarnya. Karena perempuan Indonesia telah sejak lama terjebak dalam stigma tersebut. Padahal warna kulit asli orang Indonesia berwarna agak gelap atau sering disebut sawo matang, tetapi akibat dari standarisasi yang dibentuk kolonial banyak orang terutama perempuan yang ingin mengubah warna kulitnya untuk menjadi putih.

Untuk itu kita sebagai generasi muda harus bisa mendobrak standar kecantikan, bahwa cantik itu tidak harus berkulit putih dan berbadan langsing. Kita harus bisa menyerukan standar kecantikan yang lebih adil dan otentik sesuai dengan budaya lokal. Kecantikan itu tidak harus berkulit putih. Kecantikan tidak harus menyiksa atau melukai diri sendiri. Kecantikan itu adalah bagaimana kita bisa menerima keadaan diri kita seutuhnya tanpa membandingkannya dengan orang lain.

*) Penulis adalah Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button