Penunjukan Lukman Sebagai Plt Kepala Dinkes Bondowoso Menuai Kritik
BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Bupati Bondowoso, Drs. KH. Salwa menunjuk dr. Lukman Hakim, MMKes sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes). Padahal dr. Yus Priyatna Adryanto, Sp.P baru seminggu menjalankan tugas sebagai Plt Kepala Dinkes sudah diganti.
Kebijakan kontroversial Kyai Salwa, sapaan Bupati, menuai kritik dari berbegai kalanagn. Diantaranya dari Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) H. Tohari, S.Ag dan Sekretaris Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tim Investigasi Korupsi Aliansi Masyarakat (TIKAM) H. Daryanto.
Menurut H. Tohari, dalam menugaskan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi Plt Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ada mekanismenya yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Bukan asal tunjuk.
“Salah satu diantara aturannya, Sekretaris Dinkes bisa diangkat menjadi Plt Kadinkes. Kalau diambilkan dari OPD lain, maka yang bersangkutan harus eselon II, bukan eselon III,” kata Tohari pada media.
Dinkes ini, lanjutnya, OPD besar yang melayani banyak orang bahkan bersentuhan langsung. Kalau dikelola oleh ASN yang tidak kompetitip, apalagi secara administratip tidak memenuhi syarat, maka yang dirugikan masyarakat.
Kritikan yang sama dilontarkan Sekretaris LSM TIKAM, H. Daryanto. Menurutnya, dalam sebulan, Dinkes berganti tiga kali Plt. Kebijakan Bupati ini bisa didaftarkan kepada MURI. Karena rekor pergantian Plt Kadinkes terbanyak di Bondowoso, yang belum pernah tertandingi.
“Mulai dari Sekdis Agus Winarno, SE, Msi, dr. H. Mohammad Imron, MMKes, dr. Yus Priyatna Adryanto, Sp.P, dan sekarang dr. Lukman Hakim, MMKes,” kata Dar, sapaannya, Selasa 11/7 2023.
Yang paling fatal, lanjutnya, dalam SK Plt milik Lukman tidak ada tanggal penetapannya. SK milik Yus ada tanggal penetapan tapi ditulis dengan tangan. Padahal kedua SK tersebut ditandatangani Bupati Drs. KH. Salwa Arifin.
Ditambahkan, ini pemerintahan macam apa. Ngurus SK saja tidak becus, apalagi ngurus pemerintah. Wajar saja, kondisi Bondowoso saat ini paling parah dibanding dengan ketika dipimpin oleh Bupati-bupati sebelumnya.
