DaerahJawa TimurRagamSitubondo

Pertengahan Tahun 2022, Jumlah Penderita HIV AIDS Di Situbondo Bertambah

BeritaNasional.id – Situbondo JAWA TIMUR – Pada pertenghan tahun 2022 ini, penderita Human Imunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Imunodeficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Situbondo bertambah 25 orang. Sehingga jumlah total penderita HIV AIDS di Situbondo sebanyak 375 orang.

Hasil dari tracing tim surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, menemukan 25 penderita HIV AIDS yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) di eks lokalisasi di Kabupaten Situbondo.

“Sebanyak 25 orang penderita HIV AIDS berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK). Oleh karena itu, petugas Dinas Kesehatan Situbondo, melakukan skrining terhadap para PSK tersebut,” jelas Kepala Dinkes Kabupaten Situbondo Dwi Herman Susilo.

Lebih lanjut, Dwi, pangilan akrab Kepala Dinas Kesehatan mengatakan, sebanyak 375 orang penderita HIV AIDS sedang menjalani perawatan secara khusus dan tertutup. “Untuk penanganan pasien HIV AIDS dilakukan secara tertutup. Itu dilakukan karena privasi,” kata Dwi, Kamis (14/7/2022).

Menurut Dwi, secara umum warga Kabupaten Situbondo belum memahami prilaku terhadap penderita HIV AIDS. Bahkan mereka hanya memahami penyakit HIV AIDS merupakan penyakit berbahaya dan kutukan. Padahal, HIV AIDS tidak menular apabila bersalaman, minum makan bersama dan memakai kamar mandi bersama.

“Penularan HIV AIDS bukan melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, atau gigitan nyamuk. HIV dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh, seperti berhubungan badan, penggunaan jarum suntik secara bergantian. Human immunodeficiency virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV bisa berakibat fatal apabila tidak diobati dan bisa menular dalam keadaan tertentu. Itu sebabnya penting untuk mengetahui cara penularan HIV, untuk kemudian mencegah penularan penyakit ini,” jelas Dwi

Makanya, sambung Dwi, untuk perawatan penderita HIV AIDS, petugas medis menjaga kerasiaan penderita. Hal ini dilakukan agar si penderita tidak gelisah dan fokus pada perawatan. “Sampai saat ini belum ada obat maupun vaksin yang dapat mencegah dan menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Namun, bagi penderita HIV, ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu dengan mengonsumsi obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan dokter.

“Obat antiretroviral akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh, sehingga penderita HIV memiliki harapan untuk berumur lebih panjang, hidup lebih sehat, dan mampu memperkecil risiko menularkan HIV kepada pasangannya,” jelas Dwi.

Dwi menambahkan, bahwa Tim Surveilans AIDS HIV Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo akan memberikan gambaran tentang keadaan geografi dari kelompok yang terserang dan identifikasi faktor-faktor risiko yang diperlukan untuk intervensi selanjutnya. Dengan surveilans HIV AIDS, maka dapat dibuat perencanaan jangka pendek untuk perawatan kasus tingkat nasional maupun daerah. Selanjutnya dengan surveilans HIV AIDS dapat diperkirakan tentang pola penyebaran infeksi HIV dan proyeksi jangka pendek kasus AIDS dimasa mendatang.

“Dengan data surveilans HIV AIDS ini akan menggugah kewaspadaan masyarakat karena memberi gambaran tentang akibat epidemic infeksi HIV di masyarakat. Mengingat hal tersebut diatas, maka surveilans AIDS yang efektif mempunyai peran penting untuk merencanakan dan memperkuat intervensi dibidang perawatan, konseling, dan laboratorium. Untuk mendeteksi adanya kasus baru warga yang terjangkit HIV/AIDS, maka tim surveilans HIV AIDS Dinkes Situbondo rutin melakukan pemeriksaan HIV AID secara berkala,” tutur Dwi.

Agar masyarakat tidak tertular HIV AIDS, sambung Dwi, maka masyarakat harus mau menghindari tempat-tempat yang beresiko tinggi terhadap penularan HIV AIDS. “Hindari tempat prostitusi, jangan menggunakan jarum suntik secara bergantian. Jadi, masyarakat memiliki peran penting untuk mencegah meningkatnya kasus HIV/AIDS di Kabupaten Situbondo tercinta ini,”pungkasnya.

Publisher         : Heru Hartanto

Pewarta           : As’ad zuhaidi anwar

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button