BondowosoDaerahJawa TimurPendidikan

Sekolah SDN Kotakulon 2 Bondowoso Zero Bullying

BeritaNasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Bondowoso menunjuk tiga SD Negeri untuk mengikuti lomba Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) tingkat Kabupaten.

Salah satu lembaga yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) yang mengikuti lomba tahunan tersebut adalah SDN Kotakulon 2. Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah (KS) SDN Kotakulon 2, Andik Widarti Ningsih S. Pd., mengatakan, pihaknya baru mendapatkan undangan verifikasi lapangan 3 hari sebelum penilaian.

“Walaupun kita sudah mengunggah dokumen jauh-jauh hari sebelumnya, namun kita baru mendapatkan undangan verifikasi lapangan 3 hari yang lalu,” ungkap Winda, sapaannya, Rabu (08/11/2023).

Meskipun persiapan terbilang singkat, namun pihaknya berusaha maksimal. “Kemarin kami bersama duta genre maupun paguyuban kelas bekerja secara maraton, namun untuk mensukseskan acara pagi ini,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga menampilkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh SDN Kotakulon 2. “Kami memiliki 18 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kami menitik beratkan pencegahan stunting yang kami kemas dalam kegiatan Jum’at,” tutur Winda.

Yaitu sarapan pagi bareng bersama gizi seimbang. Program tersebut sudah kami lakukan sejak bulan Juli. Disamping itu, SDN Kotakulon 2 juga memiliki program sholat Dhuha dan Dhuhur berjamaah serta ngaji bersama,

Sabtu bersih, menyisihkan uang saku untuk masa depan. “Sekolah kami juga merupakan sekolah ramah anak,” imbuhnya. Untuk memberikan rasa nyaman pada wali murid yang menjemput putra-putrinya, SDN Kotakulon 2 membuat pojok kependudukan yang dibuat oleh kader genre.

“Kami sudah mensosialisasikan Permendikbudristek nomor 46 tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan perundungan serta kekerasan dalam satuan pendidikan di Indonesia. Sehingga dengan menjalankan program tersebut insyaallah di SDN Kotakulon 2 zero buliyying,” tukas Winda.

Sementara itu, salah satu dewan juri perwakilan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB), Sri Widayati, mengatakan, SSK adalah pengintegrasian pendidikan kependudukan dalam mata pelajaran sekolah tanpa menambah mata pelajaran yang ada dan tidak mengurangi inti dari pelajaran tersebut.

“Tujuannya adalah membuka wawasan siswa/i untuk mengerti pentingnya pengendalian penduduk dalam upaya perubahan sikap serta perilaku reproduksi dan penyebaran penduduk secara rasional serta bertanggung jawab,” kata Sri Widayati.

Ia menambahkan, program SSK tidak akan lepas dari program Generasi Berencana (Genre) dimana sekolah dianggap satu-satunya agen perubahan (agen of change) secara formal di Indonesia. (Zainul Muhaimin)

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button