Opini

Sekolah Untuk Apa ?

Penulis : Budi Sarwono  

Beritanasional.id –Mengamati perkembangan dunia pendidikan indonesia akhir akhir ini ada satu hal yang sangat menarik untuk di ulas . Framing-nya selalu adalah TK sebagai tempat belajar bermain , kemudian Sekolah Dasar , Sekolah Menengah Pertama , Sekolah Menengah Umum , Perguruan Tinggi , cari kerja , berkeluarga , pensiun dan seterusnya .

Sehingga tidak mengherankan menjadi profesionalisme di perusahaan BUMN atau swasta nasional , Pegawai Negeri Sipil menjadi cita cita sebagian besar anak muda Indonesia .

Kondisi tersebut , di beberapa tempat juga menjadi gengsi keluarga jika ada anggota keluarga yang berprofesi di bidang tersebut. Apakah ada yang salah dengan framing tersebut ? Jawabannya tentu berpulang pada pribadi masing masing , bagaimana memaknai pendidikan itu sendiri.

Framing itu , entah siapa yang memulainya tetapi yang pasti kondisi itu sudah berjalan bertahun tahun memakan beberapa generasi .
Yang terjadi kemudian , mereka yang secara ekonomi lebih beruntung dan punya kesadaran untuk mencari “pembanding” dengan system pendidikan yang berlaku di luar Indonesia akan memanfaatkan peluang tersebut. Mereka coba belajar di Eropa , Amerika , Australia atau ke negeri jiran Singapura , Malaysia atau Thailand dan sebagainya .

Mereka menyakini bahwa masalah yang di hadapi antara Indonesia dengan negara negara lain bisa jadi sama tetapi “cara menghadapi atau menyikapi” masalahnya yang bisa jadi berbeda sehingga hasilnyapun bisa berbeda.
Masalahnya ada berapa persen anak anak yang seberuntung seperti itu ?

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memberi ruang kepada semua anak bangsa untuk dapat mengembangkan potensinya berkembang sesuai dengan minat , bakat dan keunggulan pribadinya masing masing , pendidikan juga harus di sesuaikan dengan potensi sumber daya yang ada di wilayah masing masing sehingga semua sumber daya yang ada dapat terkelola dengan baik untuk kesejahteraan umat manusia.

Sebagai orang tua atau bahkan yang berprofesi sebagai pendidik harus mulai menyadari kondisi ini . Di depan mata kita terlihat sangat jelas , banyak sumber daya alam indonesia yang butuh tangan tangan kreatif untuk menjadikannya bermanfaat untuk kemakmuran bangsa , di depan mata kita juga terlihat dengan jelas banyak sumber daya alam di kelola bukan oleh putra putra terbaik bangsa , kita hanya menjadi bagian kecil dari proses pemanfaatan sumber sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu sudah saatnya kita keluar dari framing system pendidikan Indonesia yang hanya fokus mengejar angka angka akademik dan kemudian menjadi bagian kecil dari proses pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah tersebut.

Sudah saatnya frame system pendidikan kita mengarah dan mendorong anak anak bangsa pada kemandirian bangsa dengan pemanfaatan sumber daya alam indonesia sebaik baiknya . Anak anak muda indonesia harus mempunyai visi yang luas , visi yang menjadikan kemandirian sebagai sebuah kehormatan diri.

Jangan ada lagi bully dan kriminalisasi kepada orang tua atau tenaga pendidik yang mengajarkan anak anak akan pentingnya kerja keras , setia pada proses yang baik dan benar sehingga anak anak bukan saja punya karakter tentang keilmuan akademik tetapi juga jujur , disiplin, ulet , tekun , tuntas dalam melakukan sesuatu , empaty pada sesama , beradab dan yang lebih penting lagi anak anak tumbuh , berkembang sesuai minat dan bakatnya masing masing, apapun profesinya kelak yang di pilih. Jangan membatasi pilihan profesi hanya menjadi bagian tertentu saja. Menjadi pedagang , wirausahawan , petani , nelayan , seniman , olahragawan atau apapun juga selama itu dilakukan dengan sungguh sungguh hasilnya akan bagus juga

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button