DaerahRagamSumateraSUMUT

Seratusan Warga Hadang Dum Truk Galian C, di Jalan Provinsi di Langkat-di Padang Tualang

BeritaNasional.ID, Langkat – Seratusan warga Desa Padang Tualang, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, Sumut, menggelar aksi demo di jalan, tepatnya didaerah Dusun 1 dan Dusun 6 Desa Padang Tualang, Sabtu (11/9/2021). Seratusan warga, baik kaum wanita dan pria serta anak-anak, berkerumun dan memghadang setiap truk galian C jenis tanah timbun atau tanah uruk.

Warga tidak memgijinkan truk melanjutkan perjalan, baik yang keluar, maupun yang masuk, sebelum pihak PT HKI mempertanggung jawabkan dampak debu kepemukiman warga. Berbagai foster ucapan kemarahan wargargapun, dipajangkan dalam aksi demo tersebut.

Informasi dirangkum beritanasional.id, warga marah dikarenakan dampak lingkungan, berupa debu, yang berasal dari dum truk pengangkut galian C. Terlihat juga, dumtruk yang mengangkut galian C inipun melebihi tonase bawaan, sehingga material galian C jenis tanah timbun itu berjatuhan kebadan jalan.

Tanah yang jatuh kebadan jalan, menimbulkan debu ketika kenderaan melintasi Jalan Lintas milik Provinsi Sumut, yang berada diperlintasan Desa Padang Tualang, Kecamatan Padang Tualang, Langkat.

Menurut Sutiati, Rida dan warga lainnya mengatakan, mereka tidak ber itikad menghalangi program pemerintah, seperti pembangunan Jalan Tol ini. Kami hanya minta dampak debu tidak ada lagi berterbangan kerumah kami.

“Asal tau aja pak! Selama ada truk pengangkut galian C ini, usaha kami tutup. Warga disepanjang jalan ini memilki usaha. Dikarenakan debu, usaha mereka tutup,” sebut warga Desa Padang Tualang itu.

Saat ini, sambung mereka, ekonomi warga disini melemah, sulit untuk mendapatkan uang. Kami disini terancam mati kelaparan, karena tidak ada uang. Usaha kami tidak jalan, bagaimana kami bisa membeli kebutuhan utuk hidup kami, baik sandang maupun pangan.

Kepala Desa Padang Tualang Arfan Lubis mengatakan, persoalan ini bermula muncul tidak adanya lagi petugas yang menyiram air ke badan jalan. Dulu PT HKI Zona satu, mengadakan mobil penyiraman. Oleh mereka mempercai desa. Selanjut kita carilah siapa yang akan menyirami badan jalan, dengan sistim kontrak.

Selama seminggu ini tidak ada lagi penyiraman, dikarenakan adanya tunggakan kepada mobil penyiraman. “Sekitar 3 bulan mobil penyiraman itu tidak dibayar. Oleh pemilik mobil tidak sanggup lagi untuk meneruskannya, dikarenakan, pemilik mobil tidak sanggup untuk membiaya gaji supir dan beli minyak kenderaan, itulah permasalahannya,” sebut Arfan.

Sebelumnya sebut Kades, mobil penyiraman itu berjalan lancar, dan tidak ada permasalah diwarga. Namun dikarenakan tidak ada penyiraman, timbullah permasalahan ini, katanya.

Dikatakannya, wajar-wajar saja warga ini marah. Mereka bertoleransi berdemo, karena mereka miliki usaha dipinggir jalan.

“Pembayaran untuk mobil penyiraman itu ada kotraknya, sebulan dibayar Rp.9 juta. Penyiraman sudah berlangsung 6 bulan, dan pihak PT HKI sudah membayar 3 bulan, dan 3 bulan ini tidak dibayar,” ungkapnya.

Kemarin kita sempat membantu pinjakan uang pribadi ke pemilik mobil penyiraman, agar mobil itu bisa melakukan penyiraman ke badan jalan. Namun pemilik mobil kembali untuk meminjam uang lagi, ya kami bilang, kita tidak sanggup lagi untuk membantunya.

Kepada Media, Arfan Lubis, selaku Kepala Desa Padang Tualang, yang ditanya, terkait apa upaya dari Kades sendiri agar penyiraman ini bisa dilakukan kembali? Kades pun menjawab, kemarin itu kita telah mendatangi kantor HKI Zona satu juga di Stabat.

Persoalan ini kita pertanyakan beberapa kali di HKI, namun jawabanya, anggaran belum ada. Kiriman dana dari pusat belum turun, itulah jawaban mereka.

Sebelumnya diketahui, akibat masa warga pendemo, puluhan dum truk berhenti total dengan antrian panjang kenderaan. Dalam aksi demo itu, terlihat juga personil Kepolisian Polsek Padang Tualang beserta personil Koramil Padang Tualang.(Reza)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button