Sumatera

Sirjon  Soal Pengalihan Subsidi BBM:  Kebijakan Presiden SBY Sudah Tepat Prorakyat, Presiden Jokowi dan Presiden Berikutnya Harus Tuntaskan

BeritaNasional.ID, PASAMAN,— Sebanyak 1064 KK warga nagari Air Manggis  hari ini, Jumat, 9/9, menerima Bantuan Langsung Tunai dan Bantuan Sosial Sembako. Warga penerima manfaat mengambil langsung ke kantor Pos Lubuk Sikaping, Jl. Jenderal Sudirman, No. 27, Lubuk Sikaping, dan dibagikan langsung oleh PT.Pos Indonesia.

Besaran penerimaan masing-masing, BLT BBM untuk September 2022 dan Oktober 2022 sebesar 2 x Rp. 150.000 atau Rp. 300.000,-Ditambah untuk Bansos Sembako untuk bulan September 2022, sebesar Rp. 200.000. Total penerimaannya, sebesar Rp. 500.000,-

Menurut data yang diberikan PT.Pos Indonesia, kantor Lubuk Sikaping, total penerima BLT di kabupaten Pasaman, berjumlah 23.422 KK. Khusus kecamatan Lubuk Sikaping, penerima BLT sebanyak 3.151 KK, yang tersebar pada 6 (enam) nagari. Nagari Air Manggis, sebanyak 1.064 KK; Nagari Durian Tinggi, sebanyak 268 KK; Nagari Jambak, sebanyak 212 KK; Nagari Pauah, sebanyak 253 KK; Nagari Sundata, sebanyak 807 KK; dan Nagari Tanjung Beringin, sebanyak 547 KK.

“Pembagian BLT ini, berlangsung sejak Rabu (7/9) dijadwal pernagari, dan hari ini adalah giliran nagari Air Manggis. Jumlah KK  penerima terbanyak dalam wilayah kecamatan Lubuk Sikaping”, kata salah seorang petugas yang membagikan.

BeritaNasional.ID, mencoba menelusuri pandangan dari warga penerima tersebut, umumnya telah memahami bahwa yang mereka terima adalah pengalihan subsidi BBM. Dahulu, diberikan kepada rakyat melalui BBM. Sekarang, ditarik dari BBM, dan diberikan langsung kepada masyarakat yang pantas menerima.

“Kalau dahulu, subsidi BBM dinikmati semua orang. Mulai dari yang semiskin-miskinnya sampai pada yang sekaya-kayanya  sama-sama penerima manfaat subsidi BBM, terang Huzairin. “Semakin kaya seseorang, maka semakin banyak dia menikmati subsidi”, sambung Huzairin.

Dicontohkan Huzairin,  jika harga baju tanpa ada subsidi BBM dimisalkan Rp. 25.000/ helai. Dengan adanya subsidi BBM, turun menjadi Rp. 23.000.

Atau sebaliknya, jika subsidi BBM berlanjut, harga sehelai baju Rp. 23.000, dan subsidi BBM dialihkan yang mengakibatkan BBM naik,  berakibat  harga baju naik  pula menjadi Rp. 25.000. Maka, setiap  pembelian sehelai baju, pembeli menikmati subsidi BBM dari harga baju sebesar Rp. 2.000,-

“Pertanyaannya sekarang”,  kata Zairin, “Berapa helai baju orang miskin membeli baju dalam satu tahun, dan berapa helai orang kaya membeli baju satu tahun ?”

Jelas, menurut Huzairin, semakin banyak seseorang berbelanja, semakin panjang perjalanannya yang membayar ongkos, maka semakin banyak dia menerima manfaat subsidi BBM. Apalagi, diukur dengan pengguna BBM langsung, yang punya mobil lebih banyak mendapat manfaat subsidi BBM dari yang punya motor dalam panjang perjalanan yang sama.

“Kalau benar tuntas menolong orang miskin, alihkan subsidi BBM seratus persen kepada BLT, Bansos, bea siswa, BPJS, dan lain-lain pembiayaan hidup masyarakat miskin. Bukan menuntut BBM terus disubsidi”, kata Buk Fatimah, yang juga warga Air Manggis.

Lain lagi pandangan Sirjon, warga Sundata, yang sempat berbincang dengan BeritaNasional. ID. Katanya, anggota DPR, tokoh-tokoh politik, dan mahasiswa yang bersuara lantang minta diturunkan kembali harga BBM, atau subsidi dikembalikan pada BBM, adalah sesat pikir. Hanya melihat dampak pertambahan beban hidup masyarakat miskin, tanpa melihat penurunan pembiayaan hidup masyarakat miskin melalui penurunan biaya pendidikan melalui dana BOS dan bea siswa, penurunan beban hidup melalui BPJS, penurunan beban hidup melalui BLT dan Bansos, dll, yang semuanya adalah pengalihan subsidi BBM.

“Kebijakan Presiden SBY mengalihkan subsidi BBM sudah tepat sebenar prorakyat yang harus dituntaskan Presiden Jokowi dan presiden berikutnya”, pungkas Sirjon dengan suara agak meninggi.

“Saya undur diri, etek yang saya tunggu sudah selesai mengambil BLTnya”, ucap Sirjon sambil pergi mengambil motornya dan pulang.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button