HeadlineInternationalNasionalSumateraSUMUT

Terjebak di Zona Konflik Perang, Sembilan Warga Sumut Minta di Evakuasi dari Ukraina

BeritaNasional. ID, Sumut – Sebanyak 9 orang warga Sumatera Utara, terjebak di zona konflik perang, antara Rusia-Ukraina, di lokasi Kota Chernihiv, Ukraina. Kota yang terletak dibagian Utara, tepatnya di Oblast Chernihiv.

Saat ini ke-9 orang warga Sumut, yang berasal dari Kabupaten Langkat dan Kota Binjai, sangat ketakutan dan cemas, mereka meminta tolong bantuan kepada Pemerintah Indonesia, agar mereka segera di evakuasi, dari tempat mereka bekerja, dari situasi saat ini yang sedang terjadinya koflik perang.

Saat ini mereka terjebak, setelah Rusia menyerang Ukraina. Dan merekapun harus berlindung dan bersembunyi disalah satu bunker, di belakang pabrik, tempat mereka bekerja, yakni Chernihiv, Ukraina.

Keberadaan 9 warga Sumut itupun viral, setelah vidio berdurasi 3 menit 38 detik ditayangkan disalah satu channel yutube, Radar Sumatera. Keberadaan mereka terlihat dalam perbincangan menggunakan telekonferenci.

Diperbicangan mereka itu, 9 orang warga Sumut mengatakan, dihari yang ke 9, tepatnya pada 5 Maret 2022, mereka mengatakan sangat terancam dan tidak aman, mereka minta pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi diri mereka dengan segera.

Tanyangan vidio disalah satu channel yutube itupun dibagikan netizen ke media sosial (Medsos) melalui facebook Ikhsan Farerra, yang sudah ditonton/dilihat, dan dibagikan hingga 419 kali bagikan, dengan 50 komentar.

#Minta Penjemputan Suami dan Rekan-rekan

Seorang istri dari suami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Ukraina, meminta bantuan kepada Pemerintah Indonesia, agar suaminya dan rekan-rekanya dijeput pulang dari Negara Ukraina.

Hal tersebut dikatakan salah istri dari TKI asal Kabupaten Langkat, yakni Yuli Kartika (26) yang merupakan istri Zulham Ramadhan (WNI yang masih terjebak perang di Ukraina) warga Dusun XI Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

Kepada wartawan, Yuli Kartika menceritakan, bahwa suaminya saat ini sedang berada di dalam bunker perlindungan dikawasan pabrik plastik milik warga negara Dubai, tempat suaminya bekerja.

“Setiap hari ada pengeboman, suami saya dan kawan-kawan bersembunyi di dalam bunker belakang pabrik. Kalau sudah masuk bunker, sangat sulit berkomunikasi, karena susah sinyal,” paparnya.

Biasanya, kata ibu anak satu ini, suaminya selalu menelpon tiga kali setiap hari, sebelum gejolak perang. Tapi sekarang, bisa nelpon sekali saja setiap hari rasanya senang sekali, kami was-was menunggu kabar setiap harinya, ungkap Yuli.

Dikatakan Yuli lagi, saking was-wasnya keluarga, terkait keselamatan Zulham, mereka sampai dilarang menonton berita-berita konflik Rusia-Ukraina di televisi.

“Kata suami saya, ‘usah tonton berita-berita di televisi itu, cukup dengar kabar dari saya saja, biar tidak panik’, tapikan tidak bisa, tetap kita nonton tv lihat situasi disana,” lirihnya.

Yuli pun berharap, pemerintah segera melakukan penjemputan kepada suami dan rekan-rekannya.

“Situasi di wilayah sekitar pabrik plastik sampai saat ini masih terdengar suara bom. Jadi pada saat suami saya sudah bersiap-siap (berkemas) tapi pihak KBRI tidak jadi menjemput mereka dan terpaksa harus bersembunyi lagi di bunker pabrik,” ujarnya.

“Rencananya suami saya puasa ini pulang, tapi karena situasi seperti ini, saya belum tahu. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan dia,” harapnya.

Dia juga meminta Pemkab Langkat turun tangan mendorong pemerintah pusat mempercepat evakuasi suaminya dari Cherchiv, Ukraina.

“Kami meminta Pemkab Langkat juga turut andil dalam evakuasi ini. Semoga suami saya baik-baik saja,” tutupnya.

Seperti diketahui, WNI asal Kabupaten Langkat yang terjebak di Ukraina sebanyak tiga orang yakni Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas.

Sementara dari warga Kota Binjai, ada 6 orang, diantaranya bernama Iskandar, M. Aris Wahyudi, Rian Jaya Kesuma, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfian, dan M. Raga Prayuda. (Reza)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button