Daerah

Air Tidak Lancar,  Proyek MBR di Kabupaten Pasaman  Jadi Beban Masyarakat Tidak Mampu

BeritaNasional.ID, PASAMAN, — Ratusan KK penerima MBR tahun 2022 di kabupaten Pasaman tidak menikmati air Perumda Tirta Saiyo, tetapi terjebak menanggung beban meteran saja.

Disinyalir, program MBR dengan nilai milyaran rupiah tersebut,  terlalu dipaksakan.  Eksistingnya dimanipulasi,  agar mendapatkan hibah pemerintah pusat. Sementara data tidak sesuai dengan real  “idle capacity” yang sesungguhnya.

Sehingga patut diduga ada permainan “orang dalam” yang dapat merugikan keuangan negara dan juga merugikan masyarakat.

Informasi yang dapat dikumpulkan BeritaNasional.ID terkait hal terdebut, realitanya di lapangan, banyak penerima MBR yang mengeluh. Karena sejak dipasang meteran,  hanya mengalir selama satu minggu saja.

“Aia ko hanyo baru dipasang sajo nan iduik,  cuma sapakan, sudah tu mati total sampai kini”,  ujar salah satu pelanggan di Pasar Malampah, Sabtu (14/1)

Bukan di Malampah saja. Mawar, salah seorang masyarakat Nagari Simpang yang juga mendapatkan program MBR ini mengatakan,

“Sejak meteran terpasang pernah ada beberapa kali air mengalir, itupun hanya malam hari, silahkan bapak cek meteran kami”, katanya sambil membawa awak media melihat meteran airnya.

Setelah dicek, ternyata sejak dipasang tahun lalu, meteran menunjukkan air terpakai,  hanya 2, 62 meter kubik.

“Padahal kami sudah diminta membayar Rp 160.000 untuk memasang meteran”, ujar Mawar.

Saat ditanya uang tersebut untuk apa, Mawar juga tidak tahu, apakah untuk pemasangan atau untuk biaya beban.

Proyek MBR di Pasaman, menurut beberapa orang yang mendapat meteran bantuan tersebut,  bukan  menolongnya. Tetapi menggolong.

“Sejak meteran MBR terpasang, kami sudah membayar beban. Sementara, airnya tidak mengalir. Kami hanya membayar air bodong”, jelas Mawar, Minggu ( 15/1 ).

Setelah dikonfirmasikan kepada Dirut Perumda Tirta Saiyo, Ahmad Subur, ST ( Senin, 16/1), membenarkan adanya ketidaklancaran air tersebut. Mengakui bahwa tidak mengalirnya air ke keluarga  yang sudah dipasang meteran bantuan MBR, adalah tanggungjawab Perumda Tirta Saiyo.

Juga membenarkan  bahwa, dengan belum lancarnya pasokan air sehingga masyarakat menanggung beban saja, jelas merugikan masyarakat. Maka Perumda Tirta Saiyo berupaya mengatasi masalahnya.

“Beberapa titik sudah teratasi” , ucapnya.

Ketika ditanyakan, apakah ketidaklancaran air di Simpati sudah disadari sebelum usulan bantuan MBR tahun 2022, Ahmad Subur mengatakan, ” Sudah !”

Ahmad Subur menjelaskan, ketidak lancaran air di Simpati adalah persoalan yang sudah cukup lama.

Terkait masalah di Nagari Malampah, menurut Ahmad Subur, bukanlah proyek MBR. Tetapi proyek DAK yang dikerjakan oleh Dinas PUPR Kabupaten Pasaman.***

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button