ACEHPolitik

Bagian I : Srikandi Aceh Tamiang Wujudkan Impian Masyarakat Kecamatan Bandar Pusaka

MYC Jalan Babo - Simpang Jernih, Demokrat - Nova - Nora

‘Target utama saya setelah dilantik menjadi Dewan Perwakilan Aceh (DPRA), adalah memperjuangkan pembangunan infrastruktur paling dasar yaitu jalan’

Bait kalimat diatas adalah kalimat ucapan yang disampaikan oleh Nora Idah Nita saat menjelang pelantikan menjadi Dewan Perwakilan Aceh (DPRA) Periode 2019-2024 pada akhir September 2019 lalu.

Diketahui Nora Idah Nita anggota DPRK Aceh Tamiang dua periode ini terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) 7, Langsa – Aceh Taming Partai Demokrat dengan suara terbanyak dengan total suara 19.219 suara dan menjadikan dirinya urutan ke Delapan anggota DPRA degan perolehan suara terbanyak dari 81 orang.

Ternyata ucapan Nora Idah Nita tersebut menjadi wujud nyata, seperti yang dialam masyarakat pendalaman khususnya Batu Bedulang dan umumnya masyarakat Kecamatan Bandar Pusaka, dan lebih jeneral lagi masyarakat umum.

BACA : TERKAIT PENETAPAN TAPAL BATAS ACEH – SUMUT, NORA IDAH NITA APRESIASI KEMENDAGRI DAN PEMERINTAH ACEH

Betapa tidak, perjuanngan sosok Srikandi Aceh Tamiang yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat dua periode ini terbukti memerdekakan masayarakat pendalaman dari terisolirnya transprotasi jalan.

Merdeka berati bebas dari terkebelungguan, dalam ini tentu terkebelungguan terhadap transprotasi jalan seperti yang di alami warga yang berjarak 42 Km dari Ibu Kota Kabupaten Aceh Tamiang yaitu Batu Bedulang Kecamatan Bandar Pusaka, melaksanakan upacara HUT Ke-72 RI di jalan rusak menuju desa mereka.

Upacara tersebut sebagai bentuk protes dan rasa keprihatinan warga, karena sejak merdeka belum menikmati jalan yaitu jalan beraspal. Warga yang ikut upacara itupun mulai dari orang tua, pemuda, remaja, hingga anak-anak.

Transprotasi jalan merupakan yang sangat mendasar, betapa tidak mereka terbelunggu, ketika hujan membuat mereka tersakit akan jalur yang setiap hari harus dilalui, baik itu pendidikan, ekonomi bahkan yang sangat menyedihkan ketika ada orang bersalin atau sakit ambulance tidak dapat menerobos jalur itu.

Keterpurukan kondisi jalan tersebut memaksa mereka setiap hari berjuang keras melewati jalan tanah berlumpur agar dapat mengakses ibu kota kecamatan, baik itu untuk membeli kebutuhan pokok, menjual hasil tani/kebun, dan keperluan lainnya.

Lalu kondisi tersebut juga memaksa warga yang sakit harus digotong beramai-ramai agar dapat dibawa ke Puskesmas terdekat, karena kendaraan tidak dapat melintasi di jalan ini, khususnya saat musim penghujan.

Kampung Batu Bedulang, berada paling ujung di Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang berbatasan langsung dengan  Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur.

Berbagai upaya terus dilakukan tokoh-tokoh masyarakat serta dukungan pemerintah kabupaten maupun anggota DPRA dari Dapil tujuh (Langsa-Aceh Tamiang) terutama Nora Idah Nita dari Partai Demokrat.

Harapan dan impian masyarakat disana hampir saja kandas ketika itu terjadi pembatalan Proyek Multi Years Contract (MYC) dalam pembahasan di DPRA.

Nora Idah Nita sang Srikandi Aceh Tamiang dari Fraksi Partai Demokrat (PD) menentukan sikap Walkout dari ruang sidang paripurna DPR Aceh, dan tidak menerima paripurna membatalkan proyek multiyears yang hari ini sangat dibutuhkan oleh masyarakan terpencil dan terisolir.

Bukan tidak alasan Fraksi Demokrat memilih Walkout dalam paripurna tersebut, mereka sangat menyesalkan sekali sikap DPRA yang terus melanjutkan penghentian proyek ini. Padahal pembangunan infrastruktur ini sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat terpencil dan bisa mengkoneksikan serta memperpendek jarak tempuh bebebrapa wilayah di timur, barat dan selatan, di pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Timur dan Gayo Lues.

Terutama itu, ruas jalan kecamatan Karang Baru menuju kecamatan Simpang Jernih Aceh Timur. Sangat dibutuhkan oleh masyarakat disana.

“Sikap kami tetap memperjuangkan program tersebut karena kami mendengar aspirasi dan harapan masyarakat Aceh dan masyarakat yang kami wakili, walupun paripurna DPRA membatalkannya, kita lihat kedepan secara aturan apakah dapat program 2019 ditandatangani pimpinan DPRA dan di sahkan menjadi qanun bisa dibatalkan begitu?,” tanya Nora kala itu kepada BERITANASIONAL.ID

Tidak cukup dengan Walkout dari Paripurna DPRA,  Dalam Forum Rapatpun yang ditujukan kepada Plt Gubenur Aceh, Nora sampaikan jika MYC Jalan Babo – Simpang Jernih dibatalkan masyarakat lintas jalan Bandar Pusaka akan demo ke Kantor DPRA dan Kantor Gubenur.

“Jika MYC Jalan Babo – Simpang Jernih dibatalkan jangan salahkan saya. Karena saya akan memimpin demo masyarakat disana datang ke Kantor DPRA dan Kantor Gubenur,” sebutnya kala itu.

Ternyata ancaman Nora akan memimpin demo pada saat itu mendapat jawaban langsung dari orang nomor satu di Aceh.

” Insha Allah tetap saya perjuangkan pelaksanaan MYC Jalan Babo – Simpang Jernih,” ungkap Nora menirukan ucapan sang Gubernur.

BERSAMBUNG…….

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button