Advedtorial

Bona Lubis, Anggota DPRD Kabupaten Pasaman: Satu jam pun, Tak Sanggup Meninggalkan Konstituen

BeritaNasional.ID, PASAMAN — “Reses merupakan wadah silaturrahim antara anggota DPR RI / DPRD dengan konstituen atau masyarakat pemilihnya. Sekaligus dan yang terpenting adalah: sebagai wadah atau kesempatan resmi yang diberikan undang-undang kepada  konstituen ( masyarakat pemilih ) untuk menyampaikan kepada anggota DPR RI/DPRD, apa saja  aspirasi terkait pertanggungjawaban pelaksanaan tugas atas mandat dari rakyat pemilihnya atau masyarakat daerah pemilihannya.

Artinya, pertemuan kita hari ini, dalam rangka saya melaksanakan reses ke-3 sebagai anggota DPRD kabupaten Pasaman dari Dapil Pasaman III. Adalah wadah silaturrahim diantara saya dengan Bapak/Ibu/Sanak-Saudara/ Sahabat,  sebagai masyarakat pemilih saya atau konstituen saya.

Bapak/Ibu/Sanak-Saudara/Sahabat yang mendapat undangan pertemuan ini, adalah perwakilan dari masyarakat pemilih saya.

Sejatinya, saya ingin bersilaturrahmi dengan setiap individu pemilih saya yang pada pemilu 2019,  lebih dari 2700 pemilih yang mempercayai saya sebagai wakilnya di DPRD Kabupaten Pasaman.

Tetapi keterbatasan yang merintangi tidak dapat diatasi. Maka dengan kehadiran Bapak/Ibu/Sanak-Saudara/Sahabat semua, adalah perwakilan dari seluruh masyarakat konstituen saya di Nagari Kotanopan, kecamatan Rao Utara, kabupaten Pasaman.

Semoga yang tidak mendapat undangan dan yang tidak dapat hadir,  dapat menerima dengan jiwa besar, bahwa, kehadiran Bapak/Ibu/Sanak-Saudara/Sahabat, telah  mewakili mereka dalam acara ini”,

Demikian Bona Lubis, Sarjana Pertanian,  mengawali wejangannya, dihadapan seratusan anggota masyarakat Nagari Kotanopan yang hadir sebagai undangan dalam Reses III Anggota DPRD Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Reses III Bona Lubis, tahun 2022, diadakan di Pasar Kamis, Nagari Kotanopan, kecamatan Rao Utara, kabupaten Pasaman, Rabu, 7 September 2022.

Masyarakat yang hadir, terdiri dari tokoh agama, tokoh adat, cerdik-pandai, tokoh pemuda-pemudi ( noposo bulung dan nauli bulung), jemaah wirid yassin, perwakilan anggota kelompok tani. Umumnya, yang tergabung dalam barisan Bona Lubis.

Tampak hadir, wali nagari dan perangkatnya, dan ketua Bamus dan anggota.

“Kehadiran kami dalam acara ini, bukan membawa kapasitas jabatan dalam pemerintahan,  tetapi sebagai kapasitas pribadi; yang diundang, bukan wali nagari, tetapi, Ahmad Daud”, kata Ahmad Daud, yang kebetulan menjabat sebagai wali nagari Kotanopan.

Bona Lubis, S.P, adalah anggota DPRD Kabupaten Pasaman dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Daerah Pemilihan Pasaman III,  meliputi wilayah kecamatan Rao, Rao Utara, dan Mapattunggul.

“Saya sudah tujuh belas tahun dipercaya masyarakat sebagai wakil mereka di DPRD Kabupaten Pasaman. Sekarang sudah  mulai timbul rasa letih sebagai anggota dewan. Sudah muncul rasa ingin istirahat. Tetapi, melihat semangat masyarakat mempercayai saya, — yang saya nilai bukan lagi sekedar pemilih tradisional dan emosional, tetapi dalam perjalanan komunikasi dan interaksi selama ini, mereka telah menjadi pemilih rasional yang loyal,  — saya tidak tega meninggalkan mereka. Satu jam pun, rasanya, tidak siap meninggalkan mereka sebagai konstituen yang harus ditampung dan diperjuangkan aspirasinya”, aku Bona Lubis kepada BeritaNasional.ID, ketika sempat berbincang setelah acara selesai.

“Sudah menjadi tekad bulat saya, apapun jalannya, saya harus tetap maju pada Pileg 2024, agar tetap dapat bersama masyarakat konstituen saya. Apalagi, disetiap kesempatan, mereka selalu menyampaikan harapan agar saya tetap maju mewakili aspirasi politik mereka. Sementara, saya lihat hasil perolehan suara pribadi saya sebagai calon disetiap pemilu, tidak pernah turun. Bahkan tetap naik signifikan. Maka, belum ada alasan saya untuk meninggalkan masyarakat konstituen saya, yang selama empat kali Pemilu, tetap konsisten bersama saya”, sambungnya.

Adalah Bona Lubis seorang kader PPP sejak rezim Orde Baru. Pernah sebagai pemegang bendera Partai Persatuan Pembangunan sewaktu kampanye pemilu 1997 di Medan, semasih mahasiswa.

Diceritakannya, hal yang sangat menolong ketika acara kampanye pada waktu itu, adalah hujan. Jika hari hujan, mengangakan mulut untuk menampung air hujan penawar haus. Tidak pernah ada minuman apalagi makanan disediakan panitia kampanye.

Semua kesulitan dan derita tidak dirasakan sebagai siksaan, tetapi dirasakan sebagai kepuasan batin. Karena rasa cinta terhadap PPP, yang dimotivasi ideologi politik sebagai warga negara demokrasi yang jatuh cinta pada Partai Persatuan Pembangunan.

“Pilihan ideoligi politik, bukan atas kepentingan pribadi. Bukan memilih atas hitungan keuntungan pribadi. Kalau hitungan keuntungan pribadi, saya tentu berlabuh pada partai penguasa dan yang jaya pada waktu itu”, kata Bona.

“Tetapi pilihan politik sesungguhnya bagi politisi adalah: loyalitas untuk tidak meninggalkan harapan dan suara rakyat. Politik dalam demokrasi kita sudah bergeser, dari pilihan pada partai ke pilihan pada kader partai”, ucap Bona menyambung perbincangan.

“Sekarang, tidak lagi zaman memilih orang karena partainya, tetapi sudah beralih pada: memilih partai karena orangnya”, tutup Bona diakhir perbincangan. — Yunzar Lubis–

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button