DaerahRagamSitubondo

Diduga Akibat Limbah Pabrik Gula, Puluhan Hektar Tebu milik Warga Gagal Panen

BeritaNasional.ID , SITUBONDO – Petani tebu di kabupaten Situbondo kecewa dan mengamuk karena tebu yang sedianya akan segera panen, tiba – tiba mengering dan mati.Kamis 16/7/2020.

Kekesalan Petani dilampiaskan dengan mencabuti pohon tebu sembari mengeluarkan sumpah serapah, para petani tersebut menuding, matinya tanaman tebu dipicu oleh limbah cair bercampur kimia yang di buang oleh Pabrik gula PG Asembagus.

“Limbah pabrik gula PG Asembagus setiap malam dibuang ke aliran irigasi petani hingga meluap ke lahan tebu milik warga, akibat limbah dari pabrik air dialiran irigasi berwarna kuning pekat, berbau khas pabrik gula, bahkan panas seperti soda api, itulah yang kemudian membuat batang tebu mengering dan membusuk kemudian dua atau tiga hari tebu kita mati,” Tuding Iswan petani tebu.

Hal sama juga dikatakan oleh petani tebu lainnya bernama Harsono, tak hanya pohon tebu yang mati akibat limbah pabrik tersebut, rumput yang ada di lahan tebu juga ikut mengering dan mati.

“Rumput yang di lahan tebu itu pak juga kering dan mati seperti disiram cairan kimia pembunuh rumput, akibat ini kami merugi sangat besar padahal sebentar lagi sedianya tebu – tebu itu sudah bisa di panen,” Tambahnya.

Menindak lanjuti tudingan para petani, beberapa awak media mengkonfirmasi Maman petugas irigasi Sublok, menurut Maman dirinya pernah melaporkan hal tersebut langsung ke pihak Pabrik.

“Sudah kita laporkan ke pihak pabrik dan pihak pabrik memberikan ganti rugi senilai Rp 500 ribu, kan tidak cocok dengan kerugian yang dialami petani mas,” Ucap Maman.

Pantauan awak media dilapangan, kondisi lahan petani tebu di aliri irigasi berbanding terbalik dengan petani lainnya yang menggunakan sumur bor, jika yang dialiri irigasi lahan tebunya mengering, sementara yang menggunakan sumur bor tetap menghijau

Hingga berita ini rilis pihak PG Asembagus belum memberikan keterangan resmi, namun berdasarkan keterangan juru air menyebutkan PG Asembagus mengakui adanya luberan air injeksi pendingin mesin giling tebu yang memang bersuhu diatas 35 derajat celcius.

Kejadian tersebut diakui petani terjadi setiap tahun saat musim giling tiba, namun tahun ini diakui petani lebih parah dari tahun – tahun sebelumnya karena dampak luapan mencapai dua desa yakni Desa Wringinanom dan Desa Gudang kecamatan Asembagus atau sejauh tiga kilometer.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button