DaerahJawa TimurPendidikanRagam

Diduga Tarik SPP, Direktur LSM AKP Siap Melakukan Investigasi Mendalam

BeritaNasional.ID – BONDOWOSO JAWA TIMUR – Pandemi Covid-19 berdampak yang pada sektor ekonomi masyarakat. Utamanya berdampak pada masyarakat miskin yang anaknya menempuh pendidikan, Sabtu (4/9/2021).

Mahalnya biaya pendidikan di masa Pandemi Covid-19 ini dirasakan oleh wali murid SMPN 1 Bondowoso. Di SMPN 1 Bondowoso, ada dugaan memperlakukan SPP terhadap siswa per bulan Rp 125.000.

Terkait dengan dugaan tersebut, Edy Wahyudi Direktur LSM AKP (Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Kebijakan Publik) menjelaskan bahwa, terkait adanya dugaan biaya-biaya urunan maupun SPP seluruh sekolah berdalih bukan urusan sekolah, tapi urusan komite sekolah yang diikat dengan kesepakatan musyawarah. “Untuk itu, kami akan melakukan investigasi lebih mendalam tentang dugaan pemungutan biaya SPP di sekolah tersebut,” tegasnya.

“Sedangkan kondisi ekonomi masyarakat yang saat ini terdampak Pandemi Covid-19 tentunya akan membebani wali murid untuk membeli perlengkapan sekolah, seperti baju seragam dan lainnya. Ditambah lagi dengan dugaan biaya SPP sebesar Rp. 125.000 ini, semakin membebani mereka orang tua murid,” jelas Edy Wahyudi direktur LSM AKP.

Padahal, sambung Edy Wahyudi, berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 60 Tahun 2011, ada larangan pungutan biaya pendidikan pada sekolah dasar dan menengah pertama. “Nampaknya peraturan tersebut diatas tidak berlaku untuk SMPN 1 Bondowoso. Dengan dalih sudah diikat kesepakatan musyawarah antara wali murid dengan komite sekolah,” jelas Edy.

Dugaan memperlakukan SPP terhadap siswa per bulan Rp 125.000, imbuh Edy Wahyudi, sudah bertentangan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 60 Tahun 2011. “Dalam peraturan ini, seluruh sekolah tidak diperbolehkan memungut biaya sedikipun. Padahal Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sangat besar dan untuk kepentingan sekolah dan siswa Tahun 2020 – 2021,” ulasnya.

Tak hanya itu saja yang disampaikan Edy Wahyudi, namun dirinya akan terus melakukan investigasi terkait adanya dugaan penarikan SPP pada sekolah yang ada di Kabupaten Bondowoso. “Kita akan melakukan investigasi mendalam terkait dugaan penarikan biaya SPP di sekolah-sekolah tersebut,” pungkas Edy Wahyudi.

Dilain pihak, terkait dengan program PIP SMPN 1 Bondowoso, Miskawi selaku kordinator PIP SMPN 1 Bondowoso ketika di konfirmasi media ini mengatakan bahwa, nominal dana PIP yang di terima memang tidak sama. “Antar kelas, siswa penerima bantuan PIP nominalnya tidak sama dan tidak ada potongan sedikit pun,” jelas Miskawi.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Bondowoso ketika di konfirmasi tidak ada di tempat. Namun, ketika di hubungi via WhastApp (WA) kepala sekolah menjawab kalau dirinya sedang ada di Surabaya mengikuti Workshop. “Maaf saya di Surabaya sedang mengikuti Workshop di Surabaya,” jelas Kepala Sekolah SMPN 1 Bondowoso melalui sambungan WhastApp-nya. (dar)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button