Daerah

Gagal Kelola Pingkan, Pemdes Cluring Hamburkan Puluhan Juta Rupiah

BeritaNasional.ID, BANYUWANGI – Kampung Pinggir Kanal (Pingkan) yang dulunya pernah menjadi ikon dan kebanggaan warga Desa/Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Puluhan juta rupiah anggaran APBDesa Cluring yang dialokasikan untuk menyulap sepanjang kanal di sekitar Dam BCL 5 yang dulunya kotor dan kumuh menjadi sebuah tempat tempat wisata air dan sentra kuliner, kini musnah sia sia. Hancur dan terbengkalainya sarana dan prasarana penunjang  munculnya kampung pingkan tersebut karena tidak adanya upaya pemeliharaan dan kurang antusiasnya pihak pemerintah desa saat ini dalam melakukan pngelolaan. Padahal, manfaat dari berdirinya  tempat wisata air kampung pingkan ini sudah banyak dirasakan oleh warga sekitar terutama di sektor perekonomian.

Tempat wisata kampung pingkan yang digagas langsung oleh Pjs Kepala Desa Cluring saat itu yaitu Najamudin Arif, dengan menggunakan keuangan desa hingga puluhan juta rupiah dan diresmikan pada bulan November tahun 2019 silam. Bahkan acara peresmian pembukaan kampung pingkan kala itu sempat dihadiri oleh Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, dan Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kemasyarakatan Kabupaten Banyuwangi. Dalam acara peresmian tersebut juga diadakan Festival Cipta Wisata Tebar Ikan Terkendali (Barkanli) yang tujuannya menanamkan rasa kesadaran pada warga sekitar kanal supaya tidak membuang sampah sembarangan di sepanjang aliran sungai.

“Sangat disayangkan ketika wisata Kampung Pingkan tersebut dibiarkan terbengkalai. Padahal biaya yang dihabiskan untuk menciptakan wahana itu sudah menghabiskan puluhan juta rupiah dari keuangan desa,” jelas mantan Pjs Kades Cluring, saat dihubungi lewat HP.

Tempat yang dulunya digunakan warga menjajakan bernacam olahan di Kampung Pingkan yag kini sudah rata dengan tanah
Tempat yang dulunya digunakan warga menjajakan bernacam olahan di Kampung Pingkan yag kini sudah rata dengan tanah

Menurut Arif, dengan dibuatnya wahana wisata kampung pingkan tersebut bisa menaikkan tingkat perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu, tujuan dari berdirinya Kampung Pingkan juga untuk menanamkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai.

Setelah di era kepemimpinan Kades Sunarto, kondisi kampung pingkan saat ini sangat memprihatinkan. Semua sarana dan prasarana yang menjadi ikon Kampung Pingkan kini terbengkalai tanpa ada perawatan dan perbaikan dari pemerintah desa Cluring. Bahkan tempat yang dulunya dibuat oleh warga sekitar untuk menjajakan kuliner di tempat wisata kini telah rata dengan tanah.

Melihat kondisi kampung pingkan yang hancur saat ini, jelas terlihat sekali bahwa Pemdes Cluring tidak ada upaya untuk menyelamatkan apalagi mengembangkan Kampung Pingkan. Seharusnya kewajiban merawat, memelihara, mengelola, bahkan memajukan Kampung Pingkan menjadi tanggung jawab kepala desa yang menjabat saat ini. Karena Kampung Pingkan didirikan dengan menggunakan keuangan desa, otomatis status kepemilikan masuk dalam kategori aset milik desa. Karena sudah menjadi aset desa, maka disaat Kampung Pingkan tersebut mengalami kerusakan atau mengalami kehancuran maka pertanggung jawabannya ada di pundak Kepala Desa yang menjabat saat itu.

Bukti adanya alokasi anggaran di APBDesa Cluring 2020 terkait pengadaan alat transportasi wisata
Ini bukti adanya alokasi anggaran di APBDesa Cluring 2020 terkait pengadaan alat transportasi wisata

Anehnya lagi, meskipun Kepala Desa Sunarto sudah membuat keputusan yang dilegalkan secara hukum, yaitu dengan terbitnya Keputusan Kepala Desa Cluring No 9 Tahun 2020 tentang Penetapan Kelompok Pengolahan Dan Pemasaran (Poklahsar) Pingkan Desa Cluring, yang mana didalam lampiran keputusan, tertulis nama Sunarto selaku Kepala Desa menjadi pelindung di kelompok tersebut. Bahkan dengan dibentuknya Poklahsar lewat keputusan kepala desa itu sehingga di APBDesa Cluring Tahun Anggaran 2020 muncul alokasi anggaran untuk pembelian transportasi wisata berupa perahu kecil yang saat ini kondisinya nongkrong disebelah rumah warga. Dan dalam lampiran APBDesa Cluring tahun 2020 tercatat alokasi anggaran dengan kode rekening 2.08.90, dengan uraian, Penyediaan Angkutan Wisata sebesar 12.500.000 dengan sumber dana berasal dari Dana Desa Silpa (DDS).

Menurut Felix, warga desa Rejoagung yang menjadi pihak yang menjual perahu yang digunakan sebagai alat transportasi wisata di Kampung Pingkan saat di konfirmasi lewat HP menjelaskan bahwa perahu tersebut bukan dibeli oleh pihak Pemdes Cluring, akan tetapi yang membeli darinya saat itu adalah orang dari Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi.

“Kalau perahu seperti yang ada di Kampung Pingkan itu biasanya saya menjual dengan harga paling mahal 5,5 juta rupiah. Sedangkan untuk mesinnya, harga barunya paling mahal itu di kusaran 2,5 juta rupiah” pungkas Felix di akhir percakapan. (Hary)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button