Artikel/OpiniRagam

Generasi dan Revolusi Nostalgia

Oleh : Indah Sari Rahmaini *)

BeritaNasional.ID — Dibandingkan dengan Gen Y yang mana hidup pada transisi masyarakat digital, Gen Z yang lahir di akhir tahun 1990an lebih terobsesi dengan romantisasi dan nostalgia. Berbanding terbalik dengan boomer yang lahir dari dunia yang sedang melakukan pembangunan dan maju, Gen Z lahir dari dunia yang sedang mengalami kemunduran. Dengan masa depan mereka yang tergantung pada krisis yang tak terhitung jumlahnya, apakah mengherankan jika mereka menemukan kenyamanan di masa lalu?

Gen Z melalui musik menyukai melodi yang dipadukan dengan momen yang diabadaikan melalui foto dan video, mereka benar-benar hidup dalam dunia kamera yang tidak pernah lepas dari Gen Z. Estetika nostalgia acara ini menawarkan kenyamanan pelarian. Hal ini memicu kebangkitan fesyen tahun 80-an, mulai dari belanak hingga Nike Blazer, dan bahkan menghasilkan tagar inspirasi fesyen TikTok dengan 12,4 juta penayangan. Fesyen yang terinspirasi dari nostalgia dipadukan dengan minat Gen Z terhadap tujuan dan keberlanjutan telah menarik konsumen muda untuk berbelanja barang bekas. Platform jual beli fashion bekas juga mulai digemari oleh Gen Z sebagai bagian dari nostalgia dengan hampir 90% konsumennye merupakan penduduk berusia di bawah 25 tahun.

Saat generasi tertua Gen Z mengunduh aplikasi media sosial pertama mereka, platform tersebut sudah didominasi oleh model Instagram, bintang YouTube, dan akun Twitter perusahaan yang semuanya berupaya untuk menjadi #relatable. Gen Z adalah generasi konten. Setelah mendalami konten sosial yang terkesan performatif, berbeda dengan kehidupan nyata dan palsu, mereka mengejar sesuatu yang romantis dan banyak merekam momen-momen yang dibingkai dari sudut pandang tertentu.

Sebagai penduduk asli digital, Gen Z menyukai TikTok. Di antara platform media sosial lainnya, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter, TikTok menonjol. Tidak hanya aplikasi yang didominasi oleh Gen Z, dengan 43% pengguna global berusia 18-24 tahun, namun konsumen muda juga lebih memilih TikTok sehingga mulai menyaingi Google sebagai mesin pencari. Gen Z memercayai TikTok untuk memberikan intisari yang tidak memihak tentang apa yang mereka cari. Maka tidak mengherankan jika iklan berbayar jarang memiliki performa yang baik di TikTok. Sebaliknya, 62% pengguna TikTok mengatakan bahwa cara terbaik bagi merek untuk terhubung dengan mereka adalah melalui konten organik yang dibuat melalui kolaborasi dengan merek lain di TikTok atau pembuat TikTok. Mengikuti aturan Gen Z memaksa merek untuk membuang pedoman lama mereka untuk pemasaran konsumen, menantang mereka untuk berpikir kreatif dan memberikan konten yang berfungsi secara organik. Menjelajahi platform baru, khususnya TikTok, adalah suatu keharusan. Dan berkolaborasi dengan pakar kreatif seperti pembuat konten membuka pintu menuju narasi organik yang sangat berharga.

Saat generasi tertua Gen Z mengunduh aplikasi media sosial pertama mereka, platform tersebut sudah didominasi oleh model Instagram, bintang YouTube, dan akun Twitter perusahaan yang semuanya berupaya untuk menjadi #relatable.

Bagi Gen Z dibandingkan Generasi Milenial, TikTok meningkatkan sosialisasi dengan menciptakan peluang untuk aktivitas kelompok seperti tantangan menari dan tren. Ini hampir seperti perpanjangan dari diri mereka sendiri, kepribadian virtual, platform untuk ekspresi diri, dan saluran kreatif. Karena Gen Z menghabiskan setengah hari-harinya untuk hidup di dunia digital, keputusan dalam berbelanja juga dipengaruhi oleh pemengaruh yang ada di Tiktok. Diperkirakan 2 dari 5 konsumen muda melakukan pembelian impulsif secara rutin. Toko fisik sebelumnya merupakan sumber utama pembelian impulsif. Kini toko virtual memainkan peran yang sama pentingnya karena 41% Gen Z dan Milenial melakukan pembelian impulsif secara online setiap 2-3 minggu, menurut studi GWI. Jumlahnya meningkat menjadi 48% di kalangan pengguna TikTok harian. Sebagai gambaran, angka ini turun menjadi 10% di kalangan Generasi Baby Boomer. (Ay/BERNAS)

*) Biodata Penulis :
Nama : Indah Sari Rahmaini
Profesi : Dosen Sosiologi Universitas Andalas
E-mail : indah.rahmaini96@gmail.com

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button