Artikel/OpiniRagam

Revitalisasi Peran Manusia: Apakah Akuntan akan Digantikan Mesin?

Oleh : Silmi *)

BeritaNasional.ID — Beberapa tahun belakangan ramai media sosial nasional maupun internasional yang membahas tentang pengurangan peran akuntan dimasa depan. Penyebab utamanya karena kecerdasan teknologi informasi yang semakin berkembang. Menurut penelitian terbaru, 53% akuntan tidak yakin mereka akan tetap bekerja di perusahaan mereka saat ini selama tahun depan, dan dari jumlah tersebut, 65% bahkan tidak yakin ingin tetap bekerja di bidang akuntansi. Hasil temuan ini menjadi peringatan yang nyata bagi para akuntan di dunia.

Secara realistis akuntan tidak akan pernah hilang sama sekali. Profesi akuntan sangat fundamental untuk ditinggalkan dalam perubahan lapangan kerja yang luas saat ini. Tentu saja, pertanyaan logis yang muncul sehubungan dengan informasi ini adalah, “Apa yang akan terjadi selanjutnya?”

Industri akuntan bergerak ke arah yang baru. Seperti apa masa depan akuntan satu tahun atau satu dekade dari sekarang? Apa yang harus ditinggalkan dan apa yang penting untuk dipertahankan untuk maju? Bagaimana manajemen dapat memfasilitasi perubahan ini? Bagaimana teknologi akan terus membentuk industri ini? Dan apakah perubahan ini akan berhasil mempertahankan profesi akuntan?

Setiap perusahaan perlu memutuskan bagaimana mereka akan menyesuaikan kebutuhan bisnis dengan tuntutan karyawan, namun secara umum, generasi muda akuntan saat ini akan menjadi masa depan industri di masa depan. Program gelar akuntan perlu memperkuat gagasan bahwa akuntan adalah profesi terhormat di mana akuntan dapat bertindak sebagai penasihat, bukan hanya sebagai kalkulator dengan gaji yang tinggi. Namun pesan ini tidak bisa hanya sekedar janji kosong, melainkan harus diwujudkan dalam karir yang akan diperoleh para lulusan baru ketika memasuki dunia kerja.

Di semua industri dan jenis bisnis, akuntan perlu diperlakukan sebagai sekutu bisnis strategis yang merupakan bagian integral dari kesuksesan organisasi, bukan sekadar roda penggerak. Namun perubahan ini perlu didorong oleh manajemen secara proaktif, karena penelitian menunjukkan bahwa hanya 11% akuntan yang akan menyuarakan keprihatinan mereka ketika pekerjaan mereka tidak membuahkan hasil. Perusahaan tidak bisa menunggu sampai mereka mulai kehilangan staf (atau mendapati diri mereka memiliki posisi kosong yang sulit mereka isi) untuk melakukan perubahan.

Jika memungkinkan, teknologi dapat digunakan untuk menambah tanggung jawab akuntan, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kepuasan kerja. AI saat ini merupakan kekuatan paling transformatif dalam industri akuntansi keuangan. AI memungkinkan akuntan melakukan pekerjaan lebih baik dengan lebih cepat, meningkatkan akurasi, skalabilitas, ketersediaan data, dan kolaborasi untuk meningkatkan hasil bisnis secara drastis. Secara khusus, AI dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam penjurnalan, buku besar, laporan posisi keuangan, laporan perubahan ekuitas, laporan laba rugi, rekonsiliasi bank dan kredit, pembuatan faktur, AP dan AR, penggantian biaya, penggajian dan tunjangan, perhitungan pajak penjualan, dan pelaporan keuangan.  Apakah perubahan ini akan berhasil dalam mempertahankan profesi akuntan masih belum ditentukan, namun manajemen akuntansi atau manjemen keuangan dan kepemimpinan bisnis perlu mengambil concern untuk issue ini. (Ay/BERNAS)

*)Biodata Penulis :
Nama : Silm
Status : Dosen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas
Email : silmi@eb.unand.ac.id

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button