Ragam

In Memoriam Budi Brewok, Aktivis Pecinta Alam Banyuwangi

BeritaNasional.ID,
BANYUWANGI – Duka menyelimuti kalangan aktifis Pecinta Alam (PA) Banyuwangi. Salah satu pegiatnya yang bernama Ribut alias Budi brewok (47), berpulang keharibaan-Nya.

Budi Brewok, begitu sapaan akrab pria asal Damsari Dusun Tegalyasan RT 01 RW V, Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwa gi, Jawa Timur itu meninggal dunia Minggu pagi (23/9/12) pukul 06.00 WIB dirumah kontrakannya di Dusun Krajan Desa/Kecamatan Sempu.                

Almarhum meninggalkan seorang putri bernama Jeefi (25), hasil pernikahannya dengan istri pertamanya. Saat itu, putri tunggal almarhum sedang bekerja di negara Hongkong. Bahkan ketika itu istri almarhum yang kedua, juga sedang mengais rejeqi di negeri bekas koloni Inggris tersebut. Praktis dirumah kontrakannya itu, almarhum hanya hidup seorang diri dengan anak asuhnya saja.
               
Yang menemukan pertamakali jasad membujurnya justru anak asuh almarhum, yang selama ini memang tinggal bersamanya. Diduga, kematian almarhum karena mengidap penyaki lever. Dalam beberapa kali tatap muka dengan rekan sesama pecinta alam, ia sempat mengeluhkan sakit diperutnya (lever,Red).

“Ini dik, perut saya ini sakit rasanya,” ujarnya beberapa waktu lalu kepada salah satu sahabatnya sesama pegiat lingkungan yang bernama Abi Proyo, sebagaimana dituturkan kepada media ini.

Sebelumnya, almarhum yang suka berdandan nyentrik dan berkepala plonthos itu pernah mendaki puluhan gunung di Pulau Jawa serta aktif di group pecinta alam Remapenta, Sempu, sejak tahun 1987 silam. Beberapa tahun belakangan, ia bergabung dengan group pecinta alam Palarosawa Banyuwangi, serta intens mengikuti kegiatan diskusi dua bulanan pecinta alam di sekolah-sekolah SLTA dan CPA umum diwilayah Kabupaten Banyuwangi, maupun kegiatan lingkungan lainnya.               

Ketua Himpunan Pecinta Alam Banyuwangi (HIPABA), Siswanto (45), kepada media ini kala itu menyatakan kehilangannya atas kepergian almarhum.

“Atas nama rekan-rekan pecinta alam yang tergabung dalam wadah HIPABA, saya menyampaikan bela sungkawa sebesar-besarnya. Semoga almarhum diterima seluruh amal baiknya oleh Alloh SWT,” ungkapnya.

Kedepannya, kata ketua HIPABA yang akrab dipanggil Sis Bool itu, dia berharap civitas almarhum bisa diteladani oleh kader-kader muda berikutnya.

“Peran serta almarhum didunia pecinta alam benar-benar memberikan warna tersendiri. Dalam hal ini kiprahnya patut kita apresiasi,” tandas Bool, yang juga journalist di Harian Bangsa (Jawa Pos Group) saat itu. 

Sementara senior Pecinta Alam Banyuwangi Didik Indrayanto, kepada media ini, Sabtu (23/9/17) mengaku ada sosok yang hilang begitu almarhum sudah tidak tampak dalam berbagai kegiatan kepecintaalaman di Banyuwangi.

“Bagaimanapun sosok almarhum punya jejak dan catatan tersendiri di dunia pecinta alam Banyuwangi. Sebagai sahabat dan saudara serta sesama pejuang lingkungan, nanti malam kami bersama rekan-rekan pecinta alam akan menggelar doa bersama. Semoga almarhum mendapat tempat dan ketenangan dialam sana (baka, red),” tutur Didik yang juga pernah menjabat sebagai ketua Hipaba dua periode di era tahun 1990-1992 dan 1992-1994. (mh.said)

Caption : Almarhum Budi Brewok, semasa hidup dengan berbagai pose nyentriknya

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button