Lampung

Lubang Bahu Jalan Lintas Barat Kembali Makan Korban, Perbaikan Berulang Oleh Pemprov Lampung Tak Bertahan Lama

BERITANASIONAL.ID, LAMPUNG – Malam itu seharusnya menjadi perjalanan biasa. Namun gelap, jalan rusak, dan persoalan yang tak kunjung tuntas justru berubah menjadi petaka. Sebuah lubang menganga di bahu Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Sumatra kembali memakan korban. Seorang pengendara sepeda motor yang juga berprofesi sebagai wartawan terjatuh saat melintas di ruas Jalan Sukamerindu, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Rabu malam (17/12/2025).

Korban diketahui bernama Merliyansyah, warga Cilancar, Pekon Rantau Tijang, Kecamatan Pugung. Ia melaju dari arah timur menuju barat, menyusuri jalur nasional utama yang menjadi penghubung vital antarwilayah di Kabupaten Tanggamus hingga Pringsewu.

Di lokasi kejadian, sepeda motor yang dikendarai korban terperosok ke dalam lubang cukup dalam di bahu jalan. Benturan keras membuat kendaraan kehilangan kendali dan korban terjatuh ke sisi kiri badan jalan. Insiden itu terjadi begitu cepat, nyaris tanpa kesempatan menghindar.

Berdasarkan pantauan wartawan ini, kerusakan di ruas Jalan Sukamerindu bukan persoalan baru. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Lampung tercatat telah berulang kali melakukan perbaikan dengan metode tambal sulam pada titik yang sama. Namun hasilnya dinilai tidak maksimal dan tidak bertahan lama.

Fakta di lapangan menunjukkan, dalam hitungan waktu kurang dari satu bulan setelah perbaikan, lapisan aspal kembali terkelupas. Lubang muncul di lokasi yang sama, bahkan semakin melebar dan dalam. Kondisi tersebut diperparah oleh posisi lubang yang berada di bahu jalan, jalur yang kerap dilalui pengendara sepeda motor untuk menghindari kendaraan besar.

“Setiap kali ditambal, paling lama bertahan beberapa minggu. Setelah itu rusak lagi,” ungkap warga setempat.

Situasi ini menjadikan ruas jalan tersebut sangat berbahaya, khususnya bagi pengendara sepeda motor. Pada malam hari, lubang sulit terdeteksi karena minim pencahayaan dan tidak adanya tanda peringatan. Banyak pengendara dilaporkan terjatuh, mengalami luka-luka, hingga kerusakan kendaraan seperti velg bengkok dan ban pecah.

Pantauan di lapangan juga menunjukkan, sejumlah pengendara terpaksa mengambil jalur mendadak untuk menghindari lubang, yang justru meningkatkan risiko tabrakan dengan kendaraan lain. Mobil pun kerap tersangkut saat hujan karena lubang tertutup genangan air.

Ironisnya, pola perbaikan yang dilakukan selama ini dinilai hanya bersifat sementara dan tidak menyentuh akar persoalan. Jalan kembali berlubang dan kembali membahayakan, seolah menjadi siklus berulang yang terus memakan korban.

Warga berharap adanya penanganan serius dan perbaikan permanen, bukan sekadar tambal sulam, agar ruas jalan vital tersebut benar-benar aman dilalui. Sebab bagi pengguna jalan, setiap lubang yang dibiarkan terbuka bukan hanya soal kerusakan infrastruktur, melainkan ancaman nyata bagi keselamatan.

Peristiwa yang menimpa Merliyansyah menjadi potret nyata bahwa persoalan jalan rusak di Jalur Lintas Barat belum sepenuhnya teratasi. Tanpa perbaikan yang berkualitas dan berkelanjutan, jalan ini akan terus menjadi titik rawan menunggu korban berikutnya.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button