Artikel/OpiniRagam

Obligasi: Jembatan Keuangan Masa Depan atau Jerat Hutang Tanpa Batas?

Oleh : Silmi *)

BeritaNasional.ID — Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya hampir seluruh perusahaan di dunia menggunakan media hutang untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaannya. Salah satu media hutang yang banyak diminati oleh perusahaan adalah obligasi. Obligasi merupakan surat hutang jangka panjang yang memiliki jatuh tempo waktu pelunasan lebih dari satu tahun dan dapat di perjualbelikan.

Perusahaan penerbit obligasi disebut sebagai peminjam, dan perusahaan atau pihak yang membeli obligasi disebut sebagai pemberi pinjaman atau investor. Keuntungan bagi investor dalam hal ini yaitu pendapatan tetap setiap tahunnya dalam bentuk bunga dengan hitungan persentase sesuai dengan kesepakatan antara penerbit obligasi dan investor.

Sedangkan keuntungan bagi penerbit obligasi adalah mendapatkan modal untuk pembiayaan dalam operasional perusahaannya di masa depan. Tapi yang jadi pertanyaan besar, apakah memang obligasi menguntungkan bagi pihak penerbit obligasi dan pihak investor? Atau hanya menjadi beban hutang tahunan tanpa batas?

Dibalik keuntungan obligasi juga terdapat beberapa resiko yang harus dihadapi bagi penerbit obligasi maupun bagi pihak investor.

Resiko obligasi yang harus dihadapi oleh penerbit obligasi yang pertama adalah resiko inflasi, dimana jika terjadi peningkatan inflasi di suatu negara maka permintaan obligasi dipasar akan menurun dan berlaku untuk hal berlawanan. Resiko kedua adalah resiko reinvestasi, yaitu adanya kemunduran keinginan dari pihak investor untuk melanjutkan penanaman modal di perusahaan penerbit pada tingkat pengembalian dana yang tidak lagi sebanding.

Hal ini biasanya terjadi karena permintaan dipasar lebih rendah daripada nilai kupon obligasi. Selanjutnya resiko yang ketiga adalah resiko rangking dari obligasi yang mengalami peningkatan peringkat resiko sehingga dapat berpengaruh buruk pada penilaian perusahaan penerbit secara keseluruhan.

Selain resiko bagi perusahaan penerbit juga terdapat resiko bagi perusahaan pembeli atau investor. Resiko pertama yang dihadapi oleh investor dalam investasi obligasi adalah resiko gagal bayar, dimana perusahaan penerbit tidak mampu untuk membayar bunga dan memberikan kupon obligasi kepada pihak investor karena kondisi keuangan yang buruk atau mengalami kebangkrutan sebelum jatuh tempo obligasi.

Biasanya gagal bayar terjadi pada perusahaan atau corporate dan tidak akan pernah terjadi jika penerbit obligasinya adalah pemerintahan, karena hal ini telah diatur dalam undang-undang No. 24 tahun 2004. Resiko kedua yang dihadapi oleh investor adalah resiko suku bunga, dimana berkaitan langsung dengan BI rate, jika BI rate meningkat maka tangkat kupon dan bunga akan menurun dan berlaku hal yang berlawanan. Resiko yang ketiga adalah resiko capital loss dimana kondisi politik, ekonomi dan penawaran dipasar yang selalu berfluktuasi.

Ketika sudah memahami kelebihan serta kondisi resiko-resiko yang dihadapi oleh pihak penerbit obligasi dan pihak investor diharapkan pembaca dapat menarik kesimpulan dan dapat menjawab pertanyaan besar dari artikel ini, apakah memang obligasi menguntungkan bagi pihak penerbit obligasi dan pihak investor? Atau hanya menjadi beban hutang tahunan tanpa batas? Penentuan pilihan akan berinvestasi pada obligasi atau tidak ada ditangan anda. (Ay/Bernas)

*)Biodata Penulis :
Nama : Silm
Status : Dosen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas
Email : silmi@eb.unand.ac.id

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button