Artikel/OpiniRagam

Strategi Cerdas Atasi Dampak Negatif Berbelanja Online dengan Fasilitas E- Paylater

OIeh : Verni Juita *)

BeritaNasional.ID — Dalam satu dekade terakhir, tren penggunaan e-paylater atau sering disebut dengan Buy Now Pay Later (beli sekarang, bayar nanti) disingkat dengan BNPL di Indonesia kian meningkat, menawarkan berbagai promo menggiurkan kepada konsumen. Namun, tahukah kita bahwa penggunaan BNPL yang kurang bijak dapat memicu pembelian impulsif, meningkatkan konsumsi berlebihan, dan berdampak negatif pada lingkungan?

Untuk itu, sebuah penelitian terbaru dari Verni Juita, Vera Pujani, Rida Rahim, dan Rita Rahayu mengupas faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan BNPL dan memberikan strategi agar konsumen dapat menggunakannya dengan lebih bertanggung jawab, serta mengendalikan konsumsi dan mengurangi pemborosan.

Pentingnya pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan BNPL dan perilaku pembelian impulsif menjadi sorotan utama. Tujuan utamanya adalah memberdayakan pengguna BNPL untuk mengadopsi pendekatan yang lebih bertanggung jawab terhadap penggunaan layanan ini, dengan harapan dapat mengendalikan konsumsi mereka dan mengurangi pemborosan yang tidak perlu.

Digital Financial Literacy dan Kendali Diri

Studi ini, melalui survei yang melibatkan 185 responden pengguna BNPL di Indonesia, memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa literasi keuangan digital dan kontrol diri berperan kunci dalam membentuk perilaku pembelian impulsif. Meskipun literasi keuangan digital memberikan kontribusi yang signifikan, menariknya adalah bahwa kemampuan untuk mengendalikan diri dan menahan impuls memiliki pengaruh yang lebih besar.

Literasi keuangan digital menjadi kunci untuk membekali pengguna dengan pemahaman mendalam tentang implikasi keuangan dari keputusan pembelian mereka. Namun, kontrol diri menjadi aspek yang tidak kalah pentingnya, menandakan bahwa bagaimana seseorang mengelola dorongan impulsif mereka memegang peranan utama dalam mencegah konsumsi berlebihan.

Tren Yang Tak Terduga: Persepsi Risiko dan Dinamika Konsumen

Sisi menarik lainnya yang diungkapkan oleh penelitian ini adalah seputar persepsi risiko. Saat pengguna BNPL mencoba menilai risiko yang terkait dengan layanan ini, hasilnya menunjukkan bahwa persepsi risiko memiliki tren yang berlawanan dengan kontrol diri. Temuan ini memunculkan pertanyaan menarik seputar bagaimana konsumen menimbang risiko dalam konteks penggunaan BNPL.

Tidak hanya memberikan pemahaman mengenai dinamika perilaku konsumen, temuan ini juga memberikan dasar untuk merancang strategi kebijakan yang lebih terarah. Para peneliti menyarankan agar kebijakan yang mengintegrasikan kontrol diri dan literasi keuangan digital menjadi solusi efektif untuk meminimalkan dampak pembelian impulsif dan menghindari krisis konsumsi berlebihan serta limbah.

Langkah Menuju Keuangan yang Bertanggung Jawab

Sebagai konsumen, penting bagi kita untuk merenung atas temuan ini. Bagaimana kita dapat mengoptimalkan manfaat BNPL tanpa meninggalkan dampak negatifnya? Langkah pertama adalah meningkatkan literasi keuangan digital kita dan, yang tak kalah penting, mengasah kemampuan kontrol diri dalam menghadapi godaan impulsif.

Penelitian ini bukan hanya sekadar pengungkapan masalah, tetapi juga merupakan panggilan dan ajakan untuk bertindak dalam menghindari dampak negatif dari BNPL. Temuan ini memberikan landasan untuk mengubah kebiasaan finansial kita, tidak hanya untuk kesejahteraan pribadi tetapi juga untuk lingkungan. Mari bersama-sama menjelajahi gelombang BNPL dengan lebih bijak dan bertanggung jawab, memastikan kenyamanan finansial tidak berdampak merugikan pada bumi yang kita tinggali. Dengan literasi keuangan yang meningkat dan kontrol diri yang terasah, kita dapat menjadi konsumen cerdas yang berkontribusi pada keberlanjutan dunia. (Ay/Bernas)

*) Biodata Penulis :
Nama : Verni Juita
Profesi : Dosen FEB Universitas Andalas
E-mail : vjuita@eb.unand.ac.id

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button