NasionalSulawesi

Pengosongan Lahan untuk Kampus Unanda di Walmas Berakhir Ricuh

BeritaNasional, PALOPO  Sulawesi Selatan  — Upaya pengosongan lahan milik pemerintah di Desa Barammamase dan Desa Kalibamamase Kecamatan Walenrang Kab Luwu, Rabu (12/04/2017) untuk lahan Kampus Universitas Andi Djemma Papolo (Unanda) berlangsung ricuh. Terjadi aksi penghadangan dua alat berat  escavator yang dikerahkan pemerintah guna mengosongkan lahan oleh sekitar 25 warga Kecamatan Walenrang yang dipimpin oleh Kepala Dusun Lemo Tua Desa Barammamase.

Data yang dihimpun BeritaNasional.Id, massa menolak pengosongan lahan sebelum ada kesepakatan penggantian kerugian atas tanah dan hasil persawahan yang masyarakat tempati selama 30 tahun. Awalnya petugas yang ingin melakukan pengosongan terdiri dari Satpol PP, TNI dan Polri melakukan upaya persuasif dengan melakukan mediasi dan diskusi dengan warga setempat.

Ratusan warga Desa Mamase dan Desa Baramamase, Kecamatan Walendrang, Luwu menolak eksekusi lahan seluas 30 hektare yang diklaim Universitas Andi Djemma Kota Palopo. Foto/iNews TV

Namun upaya tersebut gagal, warga setempat tidak bersedia meninggalkan lokasi, bahkan beberapa diantaranya melakukan upaya perlawanan ke aparat keamanan. Aksi penolakan tersebut sempat membuat kemacetan jalan poros Walmas-Makassar hingga beberapa kilometer. Warga meneriaki pemerintah dan aparat keamanan bahkan melemparinya dengan batu dan kayu balok.

Dari pantauan media,  terlihat beberapa warga membawa kayu balok dan parang bahkan aparat kemanan berhasil mengamankan beberapa bom molotov.  Sekira pukul 13.30 wita, sempat terjadi mediasi di Kantor Desa Kalibamamase dengan warga. Namun tidak ditemukan titik temu. Pihak Universitas Andi Djemma yang telah menerima hibah lahan seluas 30 hektar di lokasi ini meminta aparat kemanan untuk tetap melakukan pengosongan.

Kondisi di lokasi semakin mencekam, perlawanan keras terus dilakukan oleh warga yang terdiri dari pria dewasa dan ibu-ibu. Guna menghalau upaya tersebut, sejumlah ibu-ibu melakukan aksi berbaring di depan alat berat.

Aksi kekerasan pun tidak bisa terhindarkan, sekira pukul 16.40 terjadi bentrok, warga melempari aparat Satpol PP, TNI dan Polri. Beberapa diantara warga yang membawa barang tajam diamankan petugas meski akhirnya dilepas kembali karena pertimbangan keamanan.

Escavator yang diturunkaan untuk mengosongkan lahan warga menjadi sasaran amuk massa dengan dilempari menggunakan lumpir dan batu sehingga kaca eskavator pecah. Beruntung dalam kejadian operator alat berat tersebut selamat karena langsung menyelamatkan diri dengan cara melompot turun dari escavator.

“Bentrok tidak mengakibatkan adanya korban jiwa, juga tidak ada luka-luka baik dari warga mapun dari aparat. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, juga tidak ada korban luka, upaya mediasi akan dilanjutkan hari senin mendatang,” ujar Kabag Ops Polres Luwu, Kompol Herman Paral.

Herman Paral mengatakan kehadiran aparat di TKP sebagai alat negara dalam menjalankan fungsinya untuk melakukan pengamanan upaya pengosongan lahan milik pemerintah yang telah diserahkan ke Universitas Andi Djemma (Unanda).

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Luwu telah menyerahkan lahan seluas 30 Hektare kepada Unanda untuk pembangunan kampus di lokasi ini. Pembangunan kampus Unanda ini adalah pra syarat bagi Universitas Andi Djemma menuju status menjadi perguruan tinggi negeri.

(*/chandra)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button