HeadlinePendidikan

Sekolah Nyaris Semua Jebol Plafonnya, LembAHtari Dukung Komisi I DPRK Aceh Tamiang Desak Pemerintah Segera Rehab

BERITANASIONAL.ID, ACEH TAMIANG — Lembaga Advokasi Hutan Lestari (LembAHtari) merasa prihatin atas apa yang terjadi terhadap dunia pendidikan di Aceh Tamiang. Keprihatinan itu diuatarakan setelah mengetahui adanya kerusakan hampir menyeluruh terhadap Plafon di SMP Negeri 8 Karang Baru.

“Ini sangat memprihatinkan, gaung pendidikan di Aceh Tamiang baik. Tetapi sarana pendidikan sebagai penunjang pendidikan terkesan terabaikan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan Aceh Tamiang,” ungkap Direktur Eksekutif LembAHtari, Sayed Zainal kepada BERITANASIONAL.ID, Sabtu (10/9/2022) di Karang Baru.

Baca : Komisi I DPRK Aceh Tamiang Tinjau Sekolah, Nyaris Seluruh Plafon Kelas Jebol

Untuk itu LembAHtari sangat mendukung langkah yang di ambil oleh Komisi I DPRK Aceh Tamiang mendesak pihak eksekutif dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang untuk segera memplotkan dana APBK untuk rehabilitasi ruang kelas SMPN 8 Karang Baru yang kondisinya sudah kupak kapik nyaris rubuh

“Minimal di Perubahan APBK Tahun 2022 diplotkan, jangan menunggu ada siswa yang tertimpa plafon baru diperbaiki. Kesampingkan kepentingan yang lain, utamakan rehab plafon SMPN 8 Karang Baru,” tegas Sayed Zainal.

Menurutnya kondisi tersebut selayaknya tidak di alami oleh sekolah, mengingat Dana DAK naik dua kali lipat Rp.18 miliar tahun ini, serta 20 persen dari APBK Aceh Tamiang yang berkisar 1,2 Triliun.

” Dengan besaran dana tersebut, kenapa masih ada sekolah kondisinya memprihatinkan. Lalu dimana letak anggaran untuk pendidikan,” tanya Sayed Zainal sembari menambahkan padahal untuk perbaikan/rehabilitasi plafon hanya 200 juta tidak dapat terealisasi.

Berita sebelumnya laporan yang disampaikan oleh Wali Murid tersebut terkait dengan resahnya anak didik dalam proses belajar mengajar berlangsung diluar kelas. Hal itu terjadi dikarenakan ruang kelas terasa panas dan pengap akibat Plafon yang jebol.

” Apa yang kita terima laporannya itu betul, kita melihat sendiri aktifitas belajar mengajar disekolah itu,” sebut Ketua Komisi I DPRK Aceh Tamiang, Muhammad Irwan, SP., MM kepada BERITANASIONAL.ID, Jumat (9/9/2022).

Muhammad Irwan yang akrab disapa Wantanido ini menjelaskan sekolah yang berlokasi di Desa Banai, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang ini hampir seluruh plafon ruang kelas sudah jebol.

“Siswa terpaksa memilih belajar di luar karena udara di dalam terasa panas dan pengap. Selain itu para anak didik juga merasa takut ketimpa material plafon yaang sudah pada jebol,” jelasnya.

Sebagai tupoksi pengawasan bidang pendidikan Komisi 1 mendesak pihak eksekutif dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang dapat memplotkan dana APBK untuk rehabilitasi ruang kelas SMPN 8 Karang Baru yang kondisinya sudah kupak kapik nyaris rubuh.

Menurut Politisi Gerindra ini kondisi Ruang Kegiatan Belajar (RKB) SMPN 8 Karang Baru dari kelas 1-3 terdiri dari lima kelas bagian plafonnya sudah jebol.

Tapi masih ada guru wali kelas dan murid nekat aktivitas belajar mengajar di bawah plafon yang rawan ambruk. Bahkan ditemukan lagi dua RKB yang ditempati murid kelas II sejak dibangun tahun 2015 hingga kini tanpa dilengkapi dengan plafon alias blong.

“Ternyata tidak hanya ruang kelas, perpustakaan dan ruang guru juga jebol plafonnya. Menurut keterangan pihak sekolah plafon berbahan gipsum itu ambruk sendiri pada tahun 2020,” ungkap Wantanido.

Kemudian Wantanido mengatakan kondisi sarana pendidikan seperti SMPN 8 Karang Baru tersebut sangat memprihatinkan. Kita ketahui semua bahwa sudah beberapa kali ganti kepala dinas. Namun dunia pendidikan masih memprihatinkan sampai ada anak-anak belajar di teras.

“Bagaimana anak – anak akan fokus belajar jika mereka sendiri tidak nyaman. Apalagi melihat plafonnya mau lepas. Hemat saya, 80 persen plafonnya sudah banyak yang lepas. Untuk rehab plafon saja dinas tidak ada kepedulian, apa lagi gedung harus sampai roboh baru dibangun,” kesal Muhammad Irwan.

Sementra itu Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Aceh Tamiang, Kairuddin dikonfirmasi wartawan menjelaskan, usulan dari SMPN 8 Karang Baru ada masuk tapi untuk penambahan ruangan, bukan rehab. Namun kendalanya sistem di dapodik sekolah tersebut tidak terbaca karena tidak tersedia lahan.

“Namun setelah dicek ke sana lahan di SMPN 8 masih luas. Apa dapodiknya yang salah atau bagaimana kita gak tau juga,” sebut Kairuddin.

Terkait usulan rehabilitasi plafon jebol SMPN 8 Karang Baru masuk di dinas, Kairuddin belum mengetahui secara pasti. “Nanti saya konfirmasi ke Kadis dulu karena Kadis yang turun langsung meninjau sekolah tersebut baru-baru ini,” katanya singkat. ()

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button