BeritaNasional.ID — Kata yang tepat untuk menyikapi atau menyandingi kebaikan adalah kejar, bukan berjalan. Artinya selain bersegera, bergegas, serta penuh kecepatan untuk yang namanya kebaikan harus dijemput dan diusahakan.
Mengejar berbeda dengan jalan santai. Tatkala baik, dalam arti luas adalah tujuan, harapan dan keinginan maka selain itu atau kebalikannya sudah tidak mendapat arti. Maka fokus terhadap kebaikan, adalah cara yang tepat dan dengan mengejarnya.
Setiap amal atau perbuatan ketika masih dalam keadaan terpola baik dan buruk akan kembali kepada pengamal atau yang berbuat sebagai balasan.
Dikatakan balasan terhadap kebaikan bersifat berlipat ganda hingga berkali-kali lipat, berbeda dengan keburukan yang dibalas hanya sebatas amalan yang dilakukan atau semisal perbuatan saja. Bahkan kebaikan atau amal saleh dapat menghilangkan amal salah atau keburukan kata Allah SWT. didalam Al-Qur’an.
Kebaikan diibaratkan gelas berisi air kotor, jika diisi dengan air bersih secara terus menerus maka air yang kotor akan habis terganti, dan gelas akan terisi dengan air yang bersih.
Sebenarnya, kehidupan atau hadirnya manusia tidak semata dimaknai sebagai penebusan dosa, kesalahan dan hukuman di masa lalu. Semisal kisah diturunkannya Adam, Hawa dan iblis dari surga. Namun, berbeda dengan iblis yang melekat laknat padanya dan keturunannya, manusia yang berkesempatan untuk kembali.
Akan tetapi, kehidupan di dunia ini juga dimaknai sebagai kesempatan untuk berbuat baik atau beramal saleh. Sebagai suatu ketetapan dari Allah, berbuat baik sebagai bekal terbaik serta terlama atau kekal.
Maka kemudian berbuat baik/amal saleh adalah sebaik-baik bekal hidup baik di dunia dan ternyata tentunya terutama untuk kehidupan akhirat kelak sebagai tempat kembali selama-lamanya.
Berbuat baik atau tidak menjadi jahat dengan beramal tidak saleh/buruk adalah keniscayaan. Sebagaimana hidup adalah kesempatan, kiranya mengejar kebaikan adalah cara pemaksimalannya. Maka, setiap kali ada kesempatan, kita manfaatkan, dan setiap “ada kebaikan, kejar!” Allahu a’lam bish-showaab. (Ay/BERNAS)