Daerah

Diusia ke-66, Seminari Tinggi St.Petrus Ritapiret Maumere Menghasilkan 12 Uskup Dan 665 Imam

BeritaNasional.ID-Kupang,- Seminari Tinggi Ritapiret merarayakan hari ulang tahun yang ke-66. Sepanjang usia ini, seminari tinggi ini sudah menghasilkan 12 uskup dan 665 imam yang tersebar di berbagai keuskupan di Indonesia.

Website resmi Seminari Tinggi Ritapiret, stritapiret.or.id, menyebutkan Ritapiret adalah nama sebuah bukit di Kabupaten Sikka. Di atasnya berdiri kokoh seminari interdiosesan ini. Secara etimologis, Ritapiret terdiri dari dua kata yakni Rita dan Piret. Rita adalah sejenis pohon hutan yang berdiri tegak di atas bukit. Sedangkan Piret adalah satu terminologi Sikka yang berarti keramat, angker, suci, kudus dan ditakuti orang untuk mendekat.

Karena itu, Ritapiret adalah satu bukit Rita yang keramat. Dari atas bukit Rita yang keramat ini narasi sejarah pendidikan dan pembiaan calon pelayan tertahbis diosesan mulai di rajut dalam keterpanggilannya untuk menjadi rumah formasi.

Seperti dketahui, tanggal 8 September 1955 Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret berdiri. Tetapi karena gedungnya belum dibangun, maka calon imam diosesan masih bergabung dengan calon imam Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD) di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Jadi, cikal bakal lahirnya Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret adalah dari rahim Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero.

Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero sudah dimulai pada tahun 1932 di Mataloko karena pada tahun tersebut sudah diajarkan mata kuliah filsafat oleh P. C. Molenaar, SVD. Tetapi de iure, Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero baru didirikan pada tanggal 20 Mei 1937 setelah mendapat izinan dari Vatikan. Sesudah mendapat izinan formal-yuridis tersebut, pimpinan SVD menetapkan perpindahan Seminari Tinggi dari Mataloko ke Ledalero pada tanggal 3 Juni 1937 dan pada bulan Agustus 1937 semua formasi calon imam religius Serikat Sabda Allah mulai dijalankan di Ledalero dengan menempatkan gedung-gedung yang sudah dibangun pada tahun 1936. Seminari ini diberi nama Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero.

Pada tahun 1957 pembangunan gedung Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret baru dimulai. Dua tahun berselang, yakni 1959 gedung baru ini mulai dihuni oleh calon imam diosesan bersama dengan para formatornya. Sejak saat itu, seluruh formasi calon imam diosesan dijalankan di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret tetapi perkuliahnnya tetap bergabung dengan calon imam Serikat Sabda Allah di Ledalero. Jadi, empat tahun sesudah berdirinya, tepatnya pada tanggal 6 April 1959, Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret mulai bermigrasi dari Ledalero dan memiliki rumah formasi sendiri di Ritapiret

Perlu diketahui, sejak berdirinya, Seminari Ritapiret mendidik dan membina calon imam diosesan dari pelbagai Keusukupan antara lain: Keuskupan Manado, Samarinda, Sintang, Dili-Timor Timur, Sumba, Atambua, Agung Kupang, Denpasar, Ruteng, Agung Ende, Maumere dan Larantuka. Tetapi sejak tahun 1991, Keuskupan Agung Kupang, Atambua dan Sumba memisahkan diri dan mendirikan sebuah seminari baru, yakni Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui-Kupang. Dengan demikian semua calon imam dari ketiga keuskupan ini mulai menjalankan formasinya di Seminari Tinggi Penfui.

Sejak berdiri pada tahun 1955 sampai dengan 2016, nama yang digunakan oleh lembaga pendidikan calon imam diosesan ini adalah Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret. Tetapi pada tahun 2017 nama seminari ini berubah menjadi Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritpiret, sesuai dengan statuta seminari. Selain itu, pada tahun 2017 pimpinan yang biasa disebut Praeses di Seminari Tinggi Sto. Petrus Ritapiret juga disebut dengan Rektor. Kedua sebutan ini digunakan secara bergantian.

Rektor Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret Romo Dr. Philip Ola Daen menjelaskan total seminaris yang masuk di Seminari Tinggi Ritapiret hingga tahun 2020 sebanyak 2.711 orang. Dari jumlah ini yang menjadi imam sebanyak 665 orang, uskup 12 orang, dan diakon 17 orang, dan awam 2.000 lebih.

12 Uskup yang merupakan alumni Seminari Tinggi Ritapiret adalah Uskup Isaak Doera, Uskup Abdon Longinus da
Cunha, Uskup Benyamin Bria, Uskup Larantuka Mgr. Frans Kopong Kung, Uskup Sorong-Manokwari Mgr. Hilarion Datus Lega, Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Mgr. Hubertus Leteng, Uskup Denpasar Mgr.Silvester San, Uskup Atambua Mgr.Dominikus Saku, Uskup Maumere Edwaldus Martinus Sedu, Uskup Ruteng Mgr. Sipri Hormat, dan salah seorang Uskup asal dari Timor Leste.

Hingga Desember 2020 lalu jumlah seminaris yang sedang sedang menjalani pembinaan di Ritapiret sebanyak 417 orang yang berasal dari lima keuskupan yakni Keuskupan Denpasar ada 31 orang, Keuskupan Ruteng 124 orang, Keuskupan Agung Ende 124 orang, Keuskupan Maumere ada 58 orang; dan Keuskupan Larantuka sebanyak 80 orang. (*)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button