BanyuwangiDaerah

Gonjang-Ganjing Pagu Tidak Naik Kelas, Begini Penjelasan Kasek SMAN 1 Glagah

BeritaNasional.ID, BANYUWANGI – Munculnya pagu tidak naik kelas di laman Penerimaan Peserta Diik Baru (PPDB) Kabupaten Banyuwangi, menjadi pertanyaan di masyarakat. Dikarenakan dalam aturan Kementerian Pendidikan (Kemdik), semua siswa di masa Pandemi Covid-19 ini wajib semuanya dinaik kelas-kan. Namun di Kabupaten Banyuwangi ada sekolah menengah atas negeri (SMAN) yang tidak menaikkan siswanya. Hal ini pun direspons para pemerhati pendidikan di wilayah bekas Kerajaan Blambangan ini.

Salah satunya adalah, pemerhati pendidikan Sigit Yulianto. Dia menyayangkan SMAN 1 Glagah, yang merupakan sekolah favorit di Banyuwangi karena telah memampang jumlah muridnya di kolom pagu tidak naik kelas, di laman PPDB Kabupaten Banyuwangi. Di SMAN ini, tercatat ada 6 siswa yang tertera di kolom pagu tidak naik kelas.

“Tentu ini menjadi pertanyaan kita selaku pemerhati pendidikan. Sudah kita datangi sekolah tersebut guna meminta klarifikasi terkait beberapa anak didiknya yang tidak naik kelas. Karena kita menduga ini ada permainan bisnis di lembaga sekolah tersebut,” beber Sigit Yulianto.

Sigit megaku sudah melakukan klarifikasi kepada pihak sekolah, namun hanya mendapat penjelasan bahwa ke 6 siswa tersebut nakal dan berkelakuan tidak baik. Padahal, lanjut Sigit, di masa pandemi dan selama satu tahun, sistem pembelajaran masih melalui daring. “Jadi, dari mana pihak sekolah bisa menyimpulkan bahwa anak didik ini nakal.kan ? Jelas ini tidak masuk akal,” sergah Sigit.

Sementara Kepala SMAN 1 Glagah, Drs. Mujiono, MPd, saat berhasil dikonfirmasi Beritanasional.ID di ruangannya, Senin (28/6/21), terkait pagu tidak naik kelas di lembaga yang dipimpinnya menjelaskan, bahwa pihak sekolah tidak boleh memberhentikan maupun tidak menaik kelas-kan siswanya. Namun Mujiono menyatakan, bahwa ada beberapa siswanya yang dia anggap nakal dan tidak pernah mengikuti kegiatan pembelajaran sekolah selama 2 semester.

“Secara otomatis siswa yang bersangkutan tidak mempunyai nilai sama sekali. Maka dari itu, siswa ini kami masukkan kedalam catatan pagu tidak naik kelas. Namun bukan berarti tidak naik kelas, melainkan siswa tersebut kami suruh mengulang dan kami beri waktu secepatnya untuk menyelesaikan tugas pembelajaran yang belum di selesaikan selama 2 semester. Tujuannya agar siswa tersebut bisa mempunyai nilai dan bisa melanjutkan lagi ke semester berikutnya,” bebernya.

Kasek SMAN 1 Glagah, Mujiono, MPd
Kasek SMAN 1 Glagah, Mujiono, MPd

Terkait tudingan ada dugaan bisnis bangku kosong, Mujiono menegaskan bahwa itu tidak benar. Karena sistem pembelajaran di SMAN 1 Glagah memakai Satuan Kredit Semester (SKS) yang sama dengan sistim pembelajaran kuliah. Sehingga, seandainya nilainya kurang tetap harus diperbaiki agar bisa melanjutkan ke semester berikutnya. Karena sistem pembelajaran di SMAN 1 Glagah  ada tiga tipe, yaitu tipe cepat, sedang dan lambat.

“Tipe cepat pembelajaran dengan lulus dua tahun. Biasanya siswa-siswi dengan nilai terbaik saja yang bisa diajukan di tipe cepat ini. Sedangkan untuk tipe sedang, pembelajarannya normal selama tiga tahun. Dan tipe pembelajaran yang lambat bisa lebih dari empat tahun. Khusus yang seperti ini kami rekomendasikan untuk ikut kejar Paket C. Semisal siswa yang kondisinya sakit parah dan sudah tidak memungkinkan bisa belajar lagi, maka kami memberikan rekomendasi kepada orang tuanya agar siswa tersebut mengambil terminal (cuti), agar nantinya setelah sembuh bisa melanjutkan lagi pada semester berikutrnya,” jlentreh Mujiono.

Saat ditanya apakah terkait siswa yang dianggap nakal tersebut sudah pernah dikirimi surat dan juga mendatangi ke orang tuanya ? Mujiono menjawab sudah pernah. Bahkan pihak sekolah melalui guru kelasnya juga sudah berkirim surat kepada orang tua siswa dimaksud dan beberapakali mendatangi rumahnya masing masing siswa.

“Setelah kami kroscek di rumahnya, diketahui rata-rata siswa-siswa ini terdampak permasalahan dan terimbas problem keluarga. Tetapi kami bicara langsung kepada orang tuanya masing-masing, kami sampaikan bahwa putra maupun putrinya sering terlambat dalam menyelesaikan tugas dari sekolah. Makanya kami juga meminta kepada orang tuannya agar turut memperhatikan serta mengawasi sekaligus menegur anaknya dalam urusan sekolahnya. Jadi cara seperti ini kami upayakan dengan tujuan untuk menyelamatkan siswa yang berproses menempuh pendidikan,” urainya.

Data yang berhasil dihimpun BeritaNasional.ID, bahwa selain di SMAN 1 Glagah, juga ada sekolah yang memampang pagu tidak naik kelas. Diantaranya SMAN 1 Genteng sebanyak 3 siswa dan SMAN 1 Gambiran sebanyak 2 siswa.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Wilayah (Kacabdindikpropwil) Kabupaten Banyuwangi, Istu Handono, yang berusha dikonfirmasi dikantornya terkait problem pagu tidak naik kelas, tidak berada di kantornya. Ketika media ini mencoba menemui Kasi SMA, dijawab oleh masih berada di Malang. (Ganda)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button