Nasional

Harga Minyak Dunia Turun, Anggota DPR RI : Kenapa Harga BBM Tidak Ikut Turun

BeritaNasional.ID, JAKARTA – Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pertamina, anggota Komisi VI DPR RI Ir.H.Nasim Khan meminta Pertamina menjelaskan strategi dalam peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi imbas dari naiknya harga minyak dunia.

“Kami ingin Pertamina ini memperhatikan labilnya daya beli masyarakatnya dampak dari kenaikan BBM Subsidi, jangan kemudian pemerintah ini menaikkan BBM subsidi kemudian rakyat diberi iming – iming bantuan tunai, padahal kita tahu semua bantuan pemerintah seperti BLT, PKH dan bantuan lainnya fakta dilapangan 50 persen tidak tepat sasaran, ” kata Nasim Khan saat RDP di gedung DPR RI senayan Jakarta. Kamis (8/9/2022).

Jajaran pejabat Pertamina Saat RDP dengan Komisi VI DPR RI

Salah satu contoh kelompok masyarakat yang belum pernah mendapat bantuan disebutkan oleh Nasim adalah adalah sopir dan kru angkutan umum. seharusnya angkutan masuk dalam subsidi pemerintah pusat (APBN) bukan masuk dalam subsidi daerah (APBD) seperti selama ini.

“Mereka ini belum pernah tersentuh oleh bantuan pemerintah, jangankan menambah penghasilan lebih buat keluarga, untuk membayar sewa angkotnya atau taxi saja mereka kesulitan apalagi dibebani dengan kenaikan BBM, ” lanjut Nasim.

Diakuinya, kenaikan BBM jenis Pertalite dan Solar di awal September terjadi akibat kenaikan minyak dunia Yang hampir mencapai 100 US Dolar per Barel. Namun saat harga minyak dunia turun, dirinya meminta Pemerintah menurunkan Harga BBM agar tidak mengganggu pemulihan perekonomian Bangsa.

“Hari ini bu Dirut, kita cek turun sekitar 80 US Dolar per Barel harusnya kan BBM bisa turun juga seperti yang disampaikan pak menteri Eric Tohir beberapa hari lalu, jika minyak dunia turun, harga BBM kemungkinan bisa juga turun, kita butuh penjelasan dari ini, ” Pinta Nasim.

Lebih lanjut politisi yang juga mantan aktor itu mempertanyakan Kapasitas produksi minyak PT. Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding upstream dimana tercata per hari sebanyak 523.000 barrel hingga kuartal 1- 2022. Produksi gas tercatat sebanyak 2,612 juta kaki kubik per hari.

“Sementara Kebutuhan masyarakat kita 1.4 juta – 1.5 juta Barel perhari, artinya kapasitas produksi kita tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, apa kira – kira masalahnya, kami butuh pemaparaan dari Dirut Pertamina karena rakyat perlu tahu akan hal ini, ” ungkapnya.

Dari data yang disampaikan Pertamina pada Juni 2022, ada 348 sumur yang di bor oleh Pertamina dari target 790 sumur dengan tujuan meningkatkan produksi minyak dan Gas.

“Dimana letak kesulitan dalam hal ini, sehingga hanya 50 persen saja yang hisa dikerjakan, takutnya hal ini malah akan menghambat investor masuk ke kita, sebetulnya ini tantangan besar bagi Pertamina agar bisa menarik Investor berlomba – lomba datang dengan pemanfaatan minyak dan Gas yang efektif dan bermanfaat bagi rakyat indonesia, ” imbuhnya.

Selanjutnya Politisi asal Situbondo Jawa Timur itu mempertanyakan terkait pembatasan pembelian BBM Subsidi beberapa SPBU terhadap roda dua dan roda empat.

“Ada masyarakat yang menyampaikan ke Kita (anggota DPR RI) bahwa ada pembatasan pembelian untuk pertalite untuk motor sebanyak 7 liter dan untuk mobil 60 liter meskipun di bawah 200CC, sementara pengguna roda empat 60 liter, padahal pengguna roda dua adalah kelas menengah kebawah dan pekerja,, ” pungkasnya.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button