Kades

Kades Salakuray Bayongbong Garut : Arti Desa Dan Ketahanan Pangan

Garut, Beritanasional.ID – Pada 21-23 Juni 2022 ini Pemerintah desa ( Pemdes ) Salakuray, Kecamatan Bayongbong , Kabupaten Garut, Jawa-Barat, menghelat hajatan. Kami menunaikan kerja melalui kegiatan Distunting atau perbaikan gizi buruk sekaligus untuk mempersiapkan diri di internal desa Salakuray. Dalam hal ini kami melaksanakan Rapat Kerja bersama para perangkat dengan memberikan perhatian pada persoalan dan kedudukan desa sebagai basis utama untuk mewujudkan Indonesia maju dan berdaulat.

Hal tersebut, dikatakan Kepala desa ( Kades ) Salakuray, Ahmad Zaeni saat diwawancarai dirumahnya di Kampung Salakuray. Menurutnya, Desa kami pandang sebagai modalitas Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan berbagai hal, khususnya pangan. Namun pada saat yang sama, desa-desa kita sedang mengalami kemerosotan akibat penetrasi modernitas yang dalam banyak sisi tidak kompatibel dengan kehidupan di desa, ujarnya.

” Alih fungsi lahan pertanian yang fantastis, dan pembangunan sektor pertanian kita yang tidak berkelanjutan, berakibat penurunan sumbangsih tanaman pangan pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kita.” Katanya.


Sejalan dengan menurunnya kontribusi tanaman bahan pangan terhadap PDB berdampak pada makin terdegradasinya tenaga kerja sektor pertanian. Pada tahun ini tenaga kerja sektor pertanian kita menurun drastis.

” Namun dua tahun kita dihantam pandemi Covid-19, disinilah sektor pertanian justru menyumbang kontribusi kenaikan pada tenaga kerja pada sektor buruh pertanian” Terang Ahmad Zaeni.

Sedangkan disisi lain, kehidupan terutama yang ada di pedesaan yang hanya bertumpu pada sektor pertanian. Mungkin sebagai masyarakat desa, kita juga memiliki potensi kekayaan daerah khususnya disektor pertanian dan jenis-jenis usaha yang lainnya , Kita memiliki Badan Usaha Milik Desa ( BUMDES ) dan itu yang selama ini menjadi penopang peradaban kita.

“Kita disini mempunyai Data dan hal ini menjelaskan terkait suplai kebutuhan pangan hewani kita, khususnya peternakan sangat tidak bergantung pada impor. Hal ini terjadi karena rata rata peternak kita kebanyakan masih skala rumahan, dan masih menjadikan usaha ternak sebagai kegiatan sampingan dari profesi utamanya sebagai petani.” Jelasnya.

Dengan semangat dan dengan adanya sebuah jalinan kebersamaan diantara kami pihak desa, BPD,LPM Tokoh Masyarakat juga yang lainnya. Berbekal redistribusi lahan ini petani memiliki modal utama untuk memperkuat jumlah dan keragaman pangan kita, khususnya di wilayah desa Salakuray.

” Sebagai upaya, kami memperkuat program food estate, pemerintah daerah dan desa kita harapkan sejalan, menyatukan langkah. Untuk berusaha maju dan berkembang agar terciptanya sebuah desa yang subur makmur, tenteram, damai dan sejahtera serta sehat lahir maupun bathinnya,” tutur Ahmad.

Melalui dana desa yang telah kita dapat dari pemerintah, kita sudah gulirkan sejak tahun 2015, pembangunan sektor pertanian, khususnya infrastruktur penopangnya di desa juga mulai membaik. Dana desa telah mampu membentangkan jalan desa maupun dengan perbaikan jalan desa juga lingkungan yang ada di setiap RT dan RW, sedangkan untuk badan usaha desa. Kami juga sudah mempunyai BUMDES.

Melengkapi program food estate yang dijalankan oleh pemerintah desa khususnya Salakuray. Kita harapkan kepada seluruh warga supaya dapat mengembangkan program diversifikasi pangan. Program ini tentu bertumpu pada potensi dan keunggulan di wilayahnya masing masing. Agar pangan pokok yang ada di desa kita tidak hanya bertumpu pada beras.


” Kami disini, banyak berbagai usaha yang sifatnha usaha rumahan yang Corporate Social Responsibility (CSR)-nya mulai fokus ke sektor pangan. Namun saya selaku Kades Salakuray melihat hal ini belum ter-orkestrasi dengan baik. Kita harapkan fokus masyarakat kepada jenis usaha swasta mandiri yang nantinya, merek dengan sendirinya bisa mengembangkan ke desa-desa lain. Kita harapkan upaya ini perlahan bisa men-substitusi berbagai kebutuhan pangan kita yang tidak ditopang dari impor saja. seperti; gula, garam, daging,beras, kedelai, sayuran dan buah,” pungkas Ahmad Zaeni. ( Diky )

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button