DaerahJawa TimurRagamReligiSitubondo

Larung Sesaji ke Tengah Laut, Wujud Syukur dan Permohonan Nelayan Situbondo Kepada Allah

BeritaNasional.id – SITUBONDO JAWA TIMUR – Untuk melestarikan peninggalan para leluhurnya, masyarakat nelayan Pesisir Desa Ketah, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, melakukan tradisi “larung sesaji” ke tengah laut. Larung sesaji ke tengah laut ini, merupakan wujud syukur dan bentuk permohonan nelayan, agar diberikan kemudahan rejeki dan keselamatan dalam mencari nafkah di tengah laut, Sabtu (19/3/2022).

Larung sesaji yang dilaksanakan Nelayan Pesisir Desa Ketah ini, merupakan tradisi tahunan dan sebagai wujud syukur atas nikmat Allah SWT berupa rejeki, keselamatan serta hasil tangkapan ikan yang melimpah yang diberikan Allah SWT kepada nelayan Desa Ketah.

“Larung sesaji juga dimaknai pula sebagai tindakan religi dengan paham animisme dan dinamisme dimana mitos dan magic melekat dalam budaya. Makna lain dari larung sesaji ini bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan warisan leluhur turun temurun,” jelas Kades Ketah Anik Yanuarita.

Lebih lanjut, Kades Ketah Anik Yanuarita mengatakan bahwa, larung sesaji ini sebagai perlambang kebersamaan di kalangan para nelayan. Disamping itu juga sebagai bentuk rasa syukur para nelayan atas rizki yang yang diberikan Allah kepada para nelayan. “Sebenarnya, nilai filosofis dari kegiatan larung sejaji ini, bentuk rasa syukur para nelayan Pesisir Desa Ketah,” tutur Anik Yanuarita.

Tak hanya itu yang disampaikan Kepala Desa Ketah ini. Namun, dia juga menjelaskan bahwa, larung sesaji yang ditempatkan di sebuh perahu kecil yang terbuat dari kayu atau bitek ini, berisi berbagai jenis sesaji.

“Bitek yang dibuat para nelayan di Pesisir Ketah ini menggunakan kayu, berbeda dengan jenis bitek yang biasa digunakan larung sesaji pada umumnya. Sehingga terlihat lebih menarik, bitek ini persis seperti miniatur perahu mesin motor yang digunakan para nelayan di Pesisir Pantai Desa Ketah,” jelas Anik Yanuarita.

Sebelum bitek dilarung ke tengah laut, sambunng Anik Yanuarita, masyarakat menggelar doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat dengan harapan upaya yang mereka lakukan akan menambah penghasilan tangkapan ikan di masa-masa yang akan datang.

Menurut Anik Yanuarita, semua jenis sesajen yang ada di dalam bitek tersebut sebenarnya mengandung nilai filosofis kehidupan sehari-hari masyarakat nelayan. “Dengan sesaji yang dilarung ke tengah laut itu, masyarakat nelayan berharap agar dalam memcari ikan di laut hasilnya berlimpah dan diberikan keselamatan oleh Allah SWT,” pungkas Kades Ketah. (***)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button