BanjirDaerahJawa TimurRagam

MGMP PJOK Bersih-Besih, Satgas Bencana dan Walhi Paparkan Penyebab Bencana Banjir Bandang Ijen Bondowoso

BONDOWOSO JAWA TIMUR, BeritaNasional.id – Banjir bandang yang melanda Desa Sempol dan Kalisat Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso mendapat perhatian dari Perkumpulan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) tingkat SMP. MGMP PJOK ini turun langsung ke lokasi bencana pada Selasa (14/2/2023) untuk membersihkan areal banjir.

Keterangan yang disampaikan Ketua MGMP PJOK SMP, Hairul Anwar, S.Pd, mengatakan bahwa, timnya membantu membersihkan areal sekolah yang terdampak lumpur banjir bandang di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. “Banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso telah kali ke tiga terjadi. Mulai dari 29 Januari dan 14 Maret 2020, dan terbaru 12 Februari 2023 kemarin,” jelasnya.

Sekitar tiga tahun, lanjut Hairul Anwar, atau tahun 2023 ini, banjir bandang kembali terjadi. Penyebabnya karena adanya longsor di 14 titik akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah itu. “Banjir di Kecamatan Ijen sudah terjadi ke tiga kali,” jelas Hairul Anwar.

Ditempat yang sama, Komandan Satgas Bencana, Letkol Inf Suhendra, mengatakan, berdasarkan pantauan kamera drone, terjadi longsor di 14 titik akibat tingginya curah hujan. “Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah pegunungan Ijen yang terjadi mulai hari Sabtu tanggal 11 Februari hingga hari Minggu tanggal 12 Februari 2023 tersebut menyebabkan terjadi longsor pada kawasan hutan alam sekunder (HAS) jenis tanaman rimba alam di petak 99A RPH Dataran Ijen BKPH Sukosari,” jelas Letkol Inf Suhendra.

Hal ini diketahui, kata Letkol Inf Suhendra, berdasarkan pantauan pesawat tanpa awak (Drone) terdapat 14 titik longsor pada hulu sungai yang mengalir ke perkampungan warga di Desa Sempol dan Desa Kalisat, Kecamatan ijen, Kabupaten Bondowoso. “Berawal dari adanya longsoran tersebut, maka mengakibatkan genangan air melimpah dan akhirnya tidak dapat terbendung oleh longsoran tanah yang akhirnya terjadi banjir bandang,” jelasnya, Rabu (15/2/2023).

Dilain pihak, Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur, Wahyu Eka, mengatakan bahwa, dengan situasi cuaca ekstrem sebagai salah satu dampak dari perubahan iklim ini, sangat berpengaruh dengan meningkatnya intensitas bencana. “Utamanya bencana hidro meteorologi. Namun yang terjadi di wilayah Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso kondisi ini diperparah dengan kondisi di hulu yang mengalami perubahan cukup signifikan,” jelasnya.

Jika melihat dari Google Earth, lanjut Wahyu Eka, saat melihat kondisi 10 tahun terakhir kondisi hutan masih baik, “Ketika saya melihat kondisi terakhir, kondisi hutan memang tidak serapat pada 10 tahun yang lalu,” tutur Wahyu Eka.

Pewarta           :Samsul Arifin

Publisher         :Heru Hartanto

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button