LiterasiRagam

Review Buku Ronggeng Dukuh Paruk

Bagi pecinta buku dengan tema klasik, ada satu judul yang tidak boleh dilewatkan, yaitu Buku Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, karya sastra ini terbit pada tahun 2003 dan dari pertama dipasarkan langsung banyak menyita perhatian pecinta sastra, namun akhirnya menemui pro dan kontra.

Ahmad Tohari menceritakan dengan sangat rinci setiap bagian sehingga pembaca terasa ikut hadir dalam setiap segmen dari alur dalam buku ini. Cerita yang disuguhkan kental dengan tradisi yang benar-benar terjadi di tengah masyarakat, termasuk pergolakan politik yang saat itu terjadi.

Review Lengkap Buku Ronggeng Dukuh Paruk

Dalam buku yang ditulis ini, Ahmad Tohari berusaha untuk membuka tabir tentang kejadian di masyarakat yang saat itu masih ditutupi namun sebenarnya terjadi. Novel ini pernah dilarang beredar karena dianggap memuat hal-hal yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik. Saat ini Anda bisa mendapatkan karena kembali dijual bebas. Tertarik dengan isi buku karya Ahmad Tohari ini? Berikut review-nya:

1.    Terdiri dari tiga bagian

Ahmad Tohari dalam Buku Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan tiga bagian yang saling menyambung. Bagian pertama Ronggeng Dukuh Paruk yang mengisahkan tentang Srintil, seorang kembang desa dari awal hingga menjadi ronggeng yang banyak digandrungi.

Pada bagian kedua, yaitu Lintang Kemukus Dinihari bercerita tentang Rasus yang menjadi tentara dan tentang masuknya ajaran komunis ke Dukuh Paruk. Sedangkan pada bagian ketiga, yaitu Jentera Bianglala berisi tentang kisah Srintil yang sebelumnya merupakan tawanan dan ingin menjadi ibu rumah tangga.

2.    Kisah tentang Ronggeng

Karya sastra dari Ahmad Tohari ini berkisah tentang peronggengan yang terjadi di Dukuh Paruk. Srintil yang terlahir sebagai ronggeng harus memegang tradisi-tradisi yang tidak boleh dilanggarnya, diantaranya adalah hubungan dengan dukunnya dan tidak boleh dekat dengan lelaki lain.

Namun Srintil melawan hal itu karena begitu bertemu dengan Rasus gadis cantik itu jatuh cinta. Pada saat Rasus menghilang, kehidupan Srintil menjadi berantakan. Rasa Sukanya terhadap Rasus menghadirkan rasa pemberani yang luar biasa.

Srintil sendiri digambarkan sebagai seorang anak perempuan yang piatu karena ibunya meninggal ketika ada bencana tempe bongkrek. Gadis kecil itu kemudian diasuh oleh kakek neneknya.

Suatu hari kakek neneknya melihat kemampuan Srintil dalam menari ronggeng dan menyampaikan hal itu kepada dukun ronggeng yang ada di kampung. Untuk menjadi seorang ronggeng, Srintil harus melalui banyak tahap.

Gadis cantik itu harus menjalankan ritual mandi kembang di kuburan, menari beberapa ronde setiap malam hingga mengikuti ritual yang tidak biasa, yaitu buka kelambu. Dalam ritual tersebut Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada seseorang yang datang dan mampu memenuhi semua syarat yang diminta.

Tulisan dari Ahmad Tohari seakan tidak hanya cerita semata namun membawa pembaca seolah benar-benar datang ke sebuah pedukuhan yang bernama Paruk. Cerita tentang ronggeng dan semua kehidupannya digambarkan dengan detail sehingga terkesan hidup.

3.    Tragedi 1965

Satu bagian yang tidak kalah menarik adalah tragedi yang terjadi di Dukuh Paruk, tepatnya sekitar tahun 1965. Kemiskinan dan kebodohan yang masih lekat dengan masyarakat desa tersebut membuat mereka sangat mudah dipengaruhi oleh hal buruk dari luar.

Paham komunis yang saat itu sedang disebarkan mudah masuk dan mempengaruhi warga. Suasana yang digambarkan benar-benar membawa pembaca untuk hadir dalam kondisi masyarakat saat itu.

Hal ini diperkuat oleh Ahmad Tohari dengan menghadirkan tembang-tembang ronggeng. Selain itu, Ahmad Tohari juga menyelipkan lagu-lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak di kampung pada masa itu.

Buku ini menggambarkan dengan jelas potret kehidupan masyarakat Indonesia pasca kemerdekaan dari penjajah namun ternyata belum merdeka dari kemiskinan dan kebodohan. Ini yang membuat masyarakat mudah mendapat pengaruh buruk dari luar.

4.    Sarat dengan kehidupan desa

Seperti telah menjadi ciri khas dari karya yang ditulis oleh Ahmad Tohari, Buku Ronggeng Dukuh Paruk benar-benar menggambarkan suasana desa dengan sangat detail dan jelas. Penulis tidak gagal membawa pembaca ke dalam masa dimana ronggeng merupakan tradisi yang sarat dengan hal mistik dan menjadi kebanggan semua warga desa.

Perpaduan antara kehidupan desa dan perkembangan paham terlarang ini sangat pas. Semua terasa seperti benar-benar nyata. Alur cerita maupun penggambaran semua peristiwa sangat detail dan sesuai Sejarah sehingga menyambung dengan apa yang sebenarnya terjadi waktu itu.

5.    Karya sastra yang mendunia

Ahmad Tohari mungkin tidak menyangka bahwa karya sastranya akan diterima dan mendapat perhatian banyak orang. bukan hanya di Indonesia, bahkan karya sastra ini menarik perhatian dari banyak orang asing.

Sebagai bukti pengakuan akan karya sastra hebat ini, buku tentang ronggeng tersebut sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa, seperti Jepang, Jerman, Belanda dan Inggris. Dari cerita tersebut juga sudah menginspirasi lebih dari lima puluh mahasiswa untuk menelitinya dalam skripsi dan tesis.

6.    Bacaan berkualitas

Bagi pecinta sastra tentu sependapat bahwa buku ini sangat berkualitas. Bukan hanya alur dan cara penulisan cerita yang menarik, tetapi juga isinya yang banyak informasi dan memberikan gambaran detail tentang kehidupan ronggeng, masyarakat dan masuknya ajaran komunis ke masyarakat pada saat itu.

Tertarik untuk memiliki karya bernilai sastra tinggi ini? Anda dapat membeli Buku Ronggeng Dukuh Paruk di Blibli, marketplace terlengkap dan terpercaya di Indonesia. Blibli menyediakan buku berkualitas dari berbagai genre. Membaca buku karya Ahmad Tohari ini anda akan mendapat banyak pengetahuan tentang sejarah, kebudayaan, tradisi dan perkembangan politik yang terjadi di Indonesia. (*)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button