ACEH

Wabah PMK, Kepala SKP Kelas I Banda Aceh Himbau Masyarakat Jangan Panik

ACEH TAMIANG, BERITA NASIONAL — Kepala Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Banda Aceh, drh. Ibrahim meminta kepada petani/peternak Sapi dan masyarakat agar tidak panik dalam menyikapi Penyakit Mulut Dan Kuku (Foot And Mouth Disease) yang saat ini sedang melanda.

” Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia,” sebutnya saat melakukan kunjungan ke Bupati Aceh Tamiang, Mursil yang berlangsung di ruang kerjan Bupati, Selasa (10/5/2022) siang tadi yang juga turut dihadiri sejumlah wartawan.

Menurutnya Indonesia sudah bebas dari PMK sejak tahun 1986, diakui di lingkungan ASEAN sejak 1987 dan diakui secara internasional oleh organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties-OIE) sejak 1990.

Ibrahim menjelaskan meski memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan, penyakit ini tidak menular ke manusia. Untuk itu, selain melakukan sejumlah strategi untuk menekan penyebarannya ke ternak, Ibrahim meminta agar jangan ada kekhawatiran dan kepanikan di tengah masyarakat.

Ibrahim menyebutkan, petani/peternak dan masyarakat perlu diberikan edukasi kembali tentang potensi, risiko dan cara penanggulangan PMK tersebut.

“Perlu ada edukasi supaya petani/peternak dan masyarakat kita paham tentang penyakit ini. Bisa melalui penyuluhan dan media informasi yang ada,” sebutnya menerangkan.

Kemudian Ibrahim juga menyampaikan bahwa ketika sapi diserang PMK dan akhirnya mati, maka perlu dilakukan adalah dengan menguburnya sedalam 2 meter. Agar tidak menular kepada yang lain maka disekitaran sapi mati harus dilakukan penyemprotan cairan disinektan.

” Dan jika sapi yang diserang PMK sempat dipotong, jangan dikonsumsi bagian leher/kepala serta bagian kaki. Dan himbau bagian dalamannya juga jangan dikonsumsi. Cukup bagian badannya (daging) yang dikonsumsi,” jelas Ibrahim mengakhiri.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Aceh, Rahmandi mengatakan, pihaknya bersama-sama dengan para pemangku kepentingan lintas sektor ikut berpartisipasi dalam penanggulangan wabah PMK di Bumi Muda Sedia.

Rahmandi mengatakan, meski angka sapi terinfeksi tinggi, namun angka kematian masih rendah. Ia optimis penanggulangan secara terpadu dapat membebaskan kembali Aceh dan Indonesia dari PMK ini.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button