Daerah

Koalisi SBY – Prabowo Kuatkan Pilpres 2019

BeritaNasional.ID Jakarta – Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Dr R Ujang Komarudin, Msi mengatakan, tujuan Prabowo bertemu SBY usai Sandiaga bertemu AHY sangat jelas yakni penjajakan koalisi jelang Pilpres 2019. Apalagi pendaftaran capres dan cawapres tinggal tiga bulan lagi. Oleh karenanya pertemuan Prabowo – SBY sangat mungkin akan membahas soal koalisi untuk memperkuat diajang Pilpres 2019.

“Jelas penjajakan koalisi. Semua masih kemungkinan. Koalisi Prabowo-AHY bisa iya bisa tidak. Karena diluar itu PKS dan PAN juga meminta menjadi wakilnya Prabowo,” kata Ujang kepada wartawan,Minggu (20/5/2018).

Ujang menuturkan, walaupun berujung untuk mewujudkan koalisi. Namun pertemuan Prabowo-SBY yang akan digelar masih dalam tahap silaturrahmi dan komunikasi politik. Jika pertemuan tersebut menghasilkan koalisi yang permanen tentu harus juga disetujui oleh parpol yang belum bersikap seperti PKS dan PAN. Oleh karena itu saat ini belum bisa disimpulkan siapa pasangan Prabowo. Karena semua masih penjajakan, baik dengan Demokrat, PKS, dan PAN.

“Pertemuan Prabowo – SBY jika terwujud sangat menarik untuk dicermati. Dua tokoh tersebut siap untuk melawan Jokowi. Prabowo masuk gelanggang. Sedangkan SBY jadi king maker,” papar Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.

Sementara terkait SBY yang juga merapat ke Jokowi, Ujang menilai, hal tersebut dilakukan dalam rangka komunikasi politik saja antar petinggi partai. Karena banyak pernyataan-pernyataan SBY yang mengatakan bahwa, “Insya Allah 2019 kita akan punya pemimpin baru” dan lainnya yang mengindikasikan SBY mendukung adanya presiden baru di tahun 2019.

Lebih lanjut Ujang mengatakan, koalisi permanen Prabowo dengan cawapresnya nanti harus dikalkulasi dengan matang. Jika koalisi Prabowo – SBY terwujud maka Prabowo juga harus bicara dengan PKS dan PAN sebagai teman baiknya. Apalagi kader PKS, AHY, dan PAN juga berpeluang untuk mendampingi Prabowo. Dari ketiganya akan dipilih yang kemungkinan besar yang memiliki dampak elektoral dan kemenangan bagi Prabowo.

“Semua memiliki peluang yang sama,” ujar Ujang terkait siapa yang paling berpeluang untuk mendampingi Prabowo.

Sementara itu pengamat politik dari Universitas Bunda Mulia (UBM) Silvanus Alvin mengatakan, pertemuan Sandiaga -AHY dan akan dilanjutkan pertemuan Prabowo- SBY menunjukkan situasi politik saat ini masih cair. Namun pertemuan AHY-Sandiaga tersebut didasari dengan kepentingan politik terkait dengan Pilpres 2019 mendatang.

“Sandiaga sendiri sudah mengiyakan adanya pembahasan di ranah tersebut. Dalam kacamata saya, peluang untuk Partai Demokrat bergabung dengan Gerindra lebih tinggi ketimbang PD koalisi dengan PDIP,” tegasnya.

Lebih lanjut Silvanus mengatakan, ada dua alasan peluang PD lebih kuat akan bergabung dengan Gerindra. Pertama, SBY dan Prabowo tidak memiliki hubungan dingin seperti SBY dan Mega. Kedua, baik SBY dan Prabowo merupakan purnawiraran TNI. Sehingga dipastikan masih ada jiwa korsa persaudaraan sebagai sesama TNI. Begitu pula dengan AHY yang juga pensiunan TNI. Dengan demikian probabilitas Prabowo berpasangan dengan AHY itu tinggi.

Terkait SBY juga terlihat merapat ke Jokowi, Silvanus menilai, hal tersebut juga menunjukan politik masih cair. Karena SBY juga berharap anaknya bisa berpasangan dengan Jokowi mengingat Jokowi petahana dan elektabilitas tinggi sehingga pekerjaannya lebih mudah. Tapi ada barrier hubungan SBY dan Mega. Oleh karena itulah muncul opsi dengan menjalin komunikasi dengan Prabowo.

Koalisi

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno mengakui membuka lebar pintu koalisi partainya dengan Demokrat. Penegasan ini disampaikan pasca-pertemuan dengan Ketua Kogasma Pemenangan Pemilu Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Sangat dimungkinkan, sangat dimungkinkan. Itu kami bicarakan dalam konteks yang lebih luas, tidak menyebutkan nama tapi kami bilang kalau ujungnya kami berkoalisi, kami harus menentukan,” kata Sandi di Jl Sunter Baru, Jakarta Utara, Minggu (20/5/2018).

Sandi menuturkan, masih menyamakan frekuensi antara Gerindra dengan Demokrat. Sandi berharap pertemuan dengan AHY berujung ke pertemuan pucuk pimpinan parpol masing-masing, Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono.

“Jadi kita menyamakan frekuensi dan ini sebuah pertemuan awal yang mudah-mudahan nanti dilanjutkan dengan summit di antara Pak Prabowo dan Pak SBY,” pungkasnya. (dki1/bn.id)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button