JabotabekNasionalRagam

Diskusi Catatan Akhir Tahun, M.Nuh : Pers Harus Jadi Penengah Saat Pandemi COVID-19

BeritaNasional.ID,JAKARTA – Dewan Pers Mengajak Seluruh Insan Pers menyajikan pemberitaan tepat dan informasi positif saat Pandemi Covid-19 untuk membantu publik dalam mendapat informasi buruk dan baiknya akibat pandemi.

Permintaan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh dalam webinar Diskusi Catatan Akhir Tahun bertajuk ‘Pandemi COVID-19 dan Kebebasan Pers di Jakarta. Jumat 11/12/2020

“Informasi akurat mana yang benar dan mana yang salah saat ini, pers harus menyampaikan seperti apa yang terjadi dilapangan,. Yang kita harapkan media bisa menjadi penengah saat situasi infodemic ini agar publik bisa menilai mana yang baik dan yang buruk,” Harap M.Nuh.

Mantan Mendikbud itu mengatakan kebebasan pers bukan suatu yang diberikan secara tiba-tiba, tapi harus memiliki makna bagi tujuan bangsa maka kebebasan pers harus diperjuangkan dan dipertanggungjawabkan.

“Kemerdekaan pers tidak bisa dilakukan sendirian, harus dilakukan bersama – sama dengan pemangku pemerintahan Baik pusat sampai daerah,” Ucap M. Nuh.

Menanggapi Kasus Covid-19 yang terus meningkat tajam, diperlukan kesadaran diri dari masyarakat untuk melakukan pencegahan.

“Kita semua tidak tahu kapan Pandemi berakhir, tapi bagaimana menumbuhkan kesadaran diri sendiri dimasyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan peran media sangat dibutuhkan, karena jika Pandemi ini belum berakhir, maka media juga akan ikut terdampak,’’ Lanjutnya.

Menurutnya, semua orang tentu tak ingin Indonesia terpuruk akibat pandemi, untuk itu dirinya mengajak semua pihak ikut andil menumbuhkan optimisme dalam menghadapi pandemi COVID-19.

.“Salah satu ciri khas peradaban unggul adalah meletakkan nilai sosial kemanusiaan di nomor paling pertama. Salah satu tujuan negara adalah melindungi negara, bangkit dari pandemi ini adalah tugas bangsa (semua warga negara) kita harus membuka kekuatan kita dalam secara bersamaan,’’ pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timur Leste, Owen Jenkins, mengatakan kebebasan pers dalam konteks global semakin mendapatkan serangan.

“Jika berbicara mengenai kebebasan pers secara global, isu ini semakin mendapatkan serangan. Berdasarkan catatan UNESCO, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, hampir 900 jurnalis telah tewas dan sembilan dari sepuluh pembunuhan terhadap jurnalis, pelakunya tidak dihukum. Ini adalah statistik yang mengerikan,” kata Owen.

Owen mengatakan pandemi COVID-19 ini telah memperburuk ancaman terhadap media. Dia menyebut kondisi ini sudah mengkhawatirkan.

“Kita harus menentang semua upaya, oleh negara mana pun, untuk menggunakan pandemi ini sebagai alasan untuk membatasi kebebasan pers, membungkam perdebatan, menyalahgunakan tugas jurnalis, atau menyebarkan informasi yang salah,” tandasnya.

Webinar yang dilakukan sejak pukul 14.00 wib – 16.00 wib melalui aplikasi Zoom meeting bersama 7.000 wartawan ubahlaku se-Indonesia, menghadirkan juga Prof.dr.Ahmad RomliDirjen Penyelenggara Pos & Informasi kominfo, Petty S FatimahPemimpin redaksi Femino, Bambang Harimurti wartawan senior dan Yulia SupadmoPemimpin redaksi RTV sebagai moderator.

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button