Nasional

KTT Informal APEC, Bahas Penanganan Pandemi

BeritaNasional.ID, JAKARTA. -Sebanyak 21 negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), hari Jum’at kemarin (16/7/2021)  melakukan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT), melalui Vidio Konfren. Acara yang dipimpin oleh Ketua APEC, yakni. Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, membahas pemulihan ekonomi, di masa pandemi, tahun 2021.  

Direktur Pelaksana International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva dan Executive Director of Health Emergencies Programme WHO, Michael Ryan, dalam KTT APEC Menyatakan, IMF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masih menghadapi tantangan disisi kesehatan dan ekonomi.

Dalam seminggu terakhir ini, jumlah kasus Covid-19 di tingkat global meningkat sekitar 15 persen. Direktur Jenderal WHO menyampaikan bahwa, dunia sedang menghadapi peningkatan angka kasus dan kematian lebih dari 100 persen. Hal ini berdampak pada aspek pertumbuhan kesehatan hidup manusia dan ekonomi.  

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Informal Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) ketika itu  menyerukan, penting dilakukannya solidaritas dan kerja sama antarnegara di dunia, untuk bersama -sama memerangi pandemi COVID-19, dengan melibatkan peranan APEC, dalam berkontribusi vaksinasi secara global, baik melalui berbagi dosis Covax Facility, untuk menutup ketimpangan yang ada.

Sebagaimana diungkapkan oleh Presiden Jokowi, yang ditayangkan dalam keterangan pers di Youtube Sekretariat Ke-Presidenan, Jum’at kemarin (16/7/2021), Presiden Jokowi mengatakan. Kesenjangan penggunaan vaksinasi itu terlihat dari data penyuntikan dosis vaksin di kawasan ASEAN, baru mencapai 17,63 persen, dari populasi. Pada kawasan Afrika baru 4,3 persen dari populasi. Di kawasan Amerika Utara dan Eropa, masing-masing baru mencapai 76,81 persen dari total populasi.

Guna mengatasi dampak global dari Covid-19 itu, menurut Presiden Jokowi, maka dianggap perlu untuk memfasilitasi pergerakan jasa dan barang esensial, untuk mempercepat Pemulihan Ekonomi, dan mendorong akses berkeadilan yang merata, seperti halnya  membuka lapangan kerja baru, demi pertumbuhan ekonomi inklusif, melakukan reformasi struktural, untuk mendukung adaptasi pekerja dan pelaku perdagangan, investasi, dan integrasi ekonomi, lewat transformasi digital.

Pertimbangan epidemiologis, harus selalu menjadi dasar utama, dan bukan pertimbangan pengaruh politik, termasuk dalam masalah vaksin ini. Untuk itu ada beberapa strategi yang harus dilakukan, diantaranya melakukan diversifikasi produksi vaksin ke negara berkembang, eliminasi hambatan perdagangan, terkait  bahan baku vaksin, kemudian alih teknologi vaksin terkini, jelas Presiden Jokowi dalam pidatonya.

Untuk itu, kata Jokowi. Pemulihan kesehatan harus didahulukan, sehingga perang melawan COVID-19 bisa segera dimenangkan. Presiden Jokowi juga menjelaskan, Pemerintah Indonesia saat ini sedang Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Jawa dan Bali, dan kota-kota yang mengalami lonjakan kasus Virus Covid-19.

Upaya penguatan layanan kesehatan, dilakukan oleh Pemerintah, termasuk membangun rumah sakit darurat, upaya mencukupi kebutuhan oksigen dan obat-obatan, serta percepatan vaksinasi nasional, dalam konteks vaksin. Presiden Jokowi juga mengatakan, saat ini sudah lebih 55 juta dosis vaksin telah disuntikkan di Indonesia, dan akan terus diakselerasi vaksinasi di Indonesia. Hingga saat ini, Indonesia telah menerima 142.973.880 dosis vaksin, baik dalam bentuk curah, maupun dalam bentuk vaksin jadi. (Djohan Chaniago).

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button