ACEH

Isolasi 8 Plus 6, Delapan Pemuda Berakhir Menang

Beritanasional.Id, Kota Jantho – Delapan Pemuda asal Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar, hingga Minggu siang, 12 April 2020, dinyatakan dalam kondisi sehat dan tidak terinfeksi Covid-19.

Pemuda yang awalnya sempat melakukan isolasi mandiri di hutan gampong Jalin itu, akibat pemerintah tidak menyediakan tempat isolasi mandiri khusus, sebagaiana yang sempat viral di sejumlah media massa pekan lalu. Akhirnya di evakuasi oleh Rombongan yang dipimpin langsung oleh Bupati Aceh Besar, H.Ir Mawardi Ali, Senin, 6 April 2020.

Selanjutnya para pemuda yang notabennya, anak Keuchik Baruh, Keuchik Weu, Keuchik Jalin serta sejumlah Aparatur Gampong di Kecamatan Kota Jantho itu ditempatkan di lingkungan Geudung Olahraga Komplek Jantho Sport City (JSC) Aceh Besar, untuk menyelesaikan masa isolasi mandirinya yang tersisa 6 hari lagi.

Hingga pemeriksaan akhir dilakukan oleh Tim Medis penanganan Covid-19 di Gugus Tugas Kecamatan Kota Jantho, di Puskesmas Kota Jantho, Aceh Besar. ke 8 pemuda tersebut dinyatakan sehat dan tidak terdetekasi infeksi Virus Corona.

“Allhamdulillah anak anak kita sehat semua, dianjurkan untuk tetap menjaga kesehatan, minum vitamin yang rutin, menggunakan masker saat melakukan berkegiatan diluar rumah, istirahat yang cukup, dan beraktivitas di rumah, sebagaimana anjuran protokoler Covid-19, supaya upaya untuk memotong mata rantai penyebaran ancaman Covid-19 di masyarakat,” demikian anjur Tim Medis, kata Amiruddin, Keuchik Gampong Baruh, sekaligus ayah dari salah seorang warga yang baru menyelesaikan isoasi mandiri itu.

Kedelapan pemuda itu diserahkan dan dijemput oleh keluarganya masing-masing, setelah sebelumnya mereka dievakuasi terlebih dahulu ke Puskesmas Kota Jantho dari tempat isolasi ke dua itu, guna untuk pengecekan terakhir dari Tim Medis penanganan Covid-19 Gugus tugas Kecamatan Kota Jantho yang dipimpin oleh Camat Kota Jantho, Husaini BA, didampingi unsur Muspika Kecamatan Kota Jantho dan para orang tua warga yang diisolasi.

Asbabul 8 Plus 6 dan Kilas Balik Perjalanan Isolasi di JSC

Para pemuda itu mengaku telah menang dari melawan ancaman Covid-19, setelah menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari, Tim Medis Penangan Covid -19 Gugus tugas Kecamatan Kota Jantho, menyatakan seluruhnya dalam kondisi sehat-sehat dan sudah boleh pulang ke keluarga masing-masing, namun tidak melupakan kondisi saat ini dan tetap menjaga kesehatan.

8 plus 6 ini merupakan jumlah hari yang mereka jalani isolasi mandiri sebagaimana yang dianjurkan oleh protokoler penanganan Covid-19. Namun terdapat perbedaan yang cukup mencolok dibandingkan anjuran yang sudah ditetapkan secara nasional. Dimana protokoler Covid-19 menganjurkan agar setiap orang yang teramsuk ODP harus mengisolasikan diri di rumah atau ditempat yang layak, dilengkapi dengan segala sarana dan prasara serta tidak boleh terkontaminasi dengan siapapun bila tidak dilengkapi oleh Alat Perlindungan Diri (APD), bahkan dalam posisi saling menggunakan APD wajib menjaga jarak minimal 1,5 meter.

Namun, 8 pemuda itu yang sebelumnya 11 orang dan setelah satu hari 3 diantaranya dijemput keluarganya masing- masing dari tempat isolasi yang sebelumnya. Mereka terpaksa memgambil keputusan melakukan isolasi mandiri di Hutan perkebunan Sawit sejauh 2 KM dari pusat Pemukiman penduduk Gampong Jalin itu, karena tidak ada pilihan lain dan pemerintah Kabupaten Aceh Besar, Pemerintah Kecamatan Kota Jantho tidak menyediakan tempat isolasi mandiri secara yang layak.

Alasan lain, seluruh Gampong yang dituju mendapat penolakan karena mereka dalam jumlah banyak dan bukan dari satu Gampong. Seperti Fahrizal ahmat Warga Kayee Lee Kecamatan Ingin Jaya, Muhammad Salim, warga Gampong Ruyung Kecamatan Mesjid Raya dan Amrizal asal Gampong Ateuk Lamteuba, Kecamatan Seulimum. Sementara mereka dijemput secara bersamaan oleh orang tua Warga dari Kecamatan Jantho dan berharap dapat melakukan isolasi mandiri secara bersama, mengingat mereka andalah satu tim kerja selama di Jakarta.

Secara bersama-sama juga ke 11 pemuda Aceh Besar itu pulang dalam satu gelombang penerbangan yang mendarat di Bandara Sulatan Iskandar Muda pada Senin 30 Maret lalu. Tapi sayang, ketika mereka tiba di Kota Jantho, sebagai Pusat Ibu Kota Aceh Besar, Pemerintah tidak menyediakan tempat Isolasi yang layak dan memadai.

Tidak cuma itu, saat pemberitaan media massa khususnya Atjehlife.net, Beritanasional.Id, sempat mendapat bantahan keras dari sejumlah pihak, terutama dari Pemerintah Kecamatan Kota Jantho dan sejumlah pihak lainnya dan sengaja melakukan video klarifikasi dan menyebarnya ke sejumlah group WA, bahkan media ini juga sempat mendapat bully dari beberapa pihak dengan tuduhan “Telah menyebar hoax”.

Namun, dengan ketekunan dan ketabahan wartawan dan dukungan dari redaksi serta sejumlah pihak lainnya yang prihatin dengan warga tersebut yang harus menjalani isolasi mandiri di hutan dan menyakini berita yang diterbitkan media bersangkutan adalah benar. Akhirnya simpatik berdatangan dari berbagai pihak, seperti LSM, Politisi, Media massa bahkan masyarakat se Indonesia, termasuk tokoh masyarakat Aceh Besar dan Dewan Pers Pusat.

Pada Senin sore 6 April 2020, Rombongan yang dipimpin Bupati Mawardi Ali, melakukan evakuasi terhadap 8 pria tersebut dan menempatkan mereka di salah satu ruang yang telah disediakan fasilitas lengkap di Lingkungan Komplek JSC, sekaligus menanggung biaya konsumsi selama menjalani isolasi di Komplek tersebut hingga usai.

“Sejak di sini biaya konsumsi warga isolasi dibantu pemerintah melalui Dinas Sosial Aceh Besar dengan cara memberikan uang untuk membeli makan mereka setiap waktu,” aku salah seorang Orang tua warga yang di Isolasi, kepada media ini dua hari lalu di Komplek JSC di Kota Jantho.

Namun, informasi tanggungan konsumsi kepada 8 pria balia itu oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, sebagaimana pengakuan salah seorang orang tua mereka itu, belum dapat dipastikan karena Kadis Sosial Aceh Besar Jamaluddin, S.Sos, M.Si yang dicoba hubungi beberapa kali via telpon selulernya belum dapat tersambung.

Perjalanan isolasi mandiri bagi 8 Pemuda Aceh Besar itu, memang unik, karena belum pernah ada dilakukan di negara lain termasuk Huwan sendiri sebagai negara pertama terjangkitnya Covid-19 ini, atau Amerika serikat sebagai negara yang terbanyak angka kematian manusia akibat serangan Covid-19 ini.

Dibalik semua itu, Peristiwa Isolasi yang akhirnya ditarik judul berita di media ini dengan kata kata yang unik dan menarik “Isolasi 8 Puls 6 Delapan Pemuda Berakhir Menang” ini dapat dipastikan belum usai. Sebab selama masa isolasi itu berlangsung dan pemberitaan muncul di Media Massa, ditemukan sejumlah narasi, pernyataan pejabat yang mengarah pada upaya dugaan pembohongan publik. Bahkan potensi menyikapi ancaman Covid-19 secara sepele, sehingga salah seorang pejabat berani membalikkan status warga yang di Isolasi dari ODP menjadi Saving Monitoring.

Semoga pernyataan pejabat tersebut “Membalik status warga diIsolasi” tidak diadopsi oleh masyarakat lain yang akhirnya dapat berpotensi fatal bila ternyata warga yang diisolasi terinfeksi Covid-19. Dan kepada pejabat yang telah mengeluarkan pernyataan keliru hendaknya dapat segera mengklarifikasinya, guna mengindari hal hal fatal bagi objek yang disebutnya terutama terkait dengan pernyataan soal penanggungan konsumsi bagi warga yang melakukan isolasi selama di hutan Jalin. (Alan)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button