Hukum & Kriminal

Masyarakat Kota Kupang Kecewa Dengan Proyek Pemukiman Yang Menghabiskan 12 M dan Terkesan Asal Jadi

BeritaNasionsl.ID-Kupang NTT,- Warga RT 001/RW 001 Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang, mengeluhkan pekerjaan Proyek Peningkatan Kawasan Kumuh Kota Kupang – Kawasan Oesapa yang terkesan asal jadi.
Pasalnnya menurut warga, Penentuan titik elevasi atau kemiringan tidak tepat sehingga air tidak mengalir ke laut, tetapi sebaliknya air laut yang mengalir ke darat sehingga beresiko menggenangi pemukiman warga.
Air juga tidak bisa mengalir ke laut karena dasar saluran lebih rendah dari bibir pantai, pintu saluran air yang dibuat beresiko akan tertimbun oleh sedimen pasir dan lumpur sehingga tidak akan berfungsi pada musim hujan dan mengakibatkan pemukiman warga sekitar akan tergenang air hujan sehingga Resiko banjir ROP atau air laut masuk ke pemukiman warga sangat besar.
Selain itu Pembuatan saluran air masuk ke tambak ikan bandeng milik Gereja cukup dibuat 1 unit saja, sebab jika dibuat 2 unit dengan volume yang besar akan beresiko air laut, pasir dan lumpur akan masuk ke tambak dan merusak tambak bahkan menggenangi pemukiman warga.
Secara alamiah ditempat ini air akan mengalir ke arah barat dan masuk ke muara kali kecil tanpa saluran drainase, sedangkan yang terjadi saat ini saat proyek dilaksanakan saluran air langsung ke bibir pantai dan anehnya saluran dibuat justru dibawah ketinggian bibir pantai sehingga saat air laut pasang, air laut langsung masuk ke pemukiman warga, karena mendapat protes keras oleh warga maka saat ini ujung saluran air yang ada di bibir pantai dibatasi dengan tumpukan material tanah.
Media ini beserta beberapa rekan media yang lain, setelah mendengar keluhan warga, pada hari kamis, 16/06/2022 sekitar pukul 15.00 Wita langsung turun ke lokasi Proyek Penataan Kawasan Kumuh Kota Kupang-Kawasan Oesapa untuk melihat langsung progres pengerjaan proyek tersebut. Ditempat proyek senilai 12,8 Milyar ini, hanya terlihat beberapa orang pekerja yang sedang mengerjakan tanggul pembatas bibir pantai di salah satu titik dan tidak terlihat aktivitas pekerja lainnya sedangkan alat berat juga nampak tidak beroperasi.
Cristian Frans seorang tokoh masyarakat RT 001/ RW 001  tim media mengaku saluran air laut yang masuk ke tambak, saluran itu cukup besar serta berada dibawah ketinggian bibir pantai, sehingga saat air laut pasang, air laut langsung masuk ke dalam tambak beserta dengan kotoran dan lumpur.
Awak media juga ditunjukan saluran pembuangan air lainnya yang juga ditanam dibawah ketinggian bibir pantai sehingga air tergenang didalam got pembuangan meski air laut sedang berangsur surut.
Dibeberapa titik pengerjaan pembatas pantai, trotoar dan beton jalan juga  mulai tampak ada retakan meski baru saja dikerjakan, selain itu sumur bor yang dikerjakan juga airnya berlumpur yang masuk kedalam bak penampungan air.
Oleh karena itu, menurut Bapak Cristian Frans, warga sangat berharap,  agar apa yang menjadi keluhan warga dapat ditanggapi dan dilaksanakan, dan juga perlu dilakukan pengawasan pekerjaan proyek karena mutu kualitas proyek sangat mengkuatirkan. (*)
Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button