ACEH

Warga Komplek Perumahan Care Peringati 15 Tahun Bencana Tsunami

Peringatan Tsunami tahun ini secara besar dibandingkan tahun sebelumnya, yang dipusatkan di Lapangan Bola Volly di Komplek setempat.

Kegiatan diawali dengan makan menjamu makan sore kepada seluruh masyarakat di komplek setempat usai salat ashar dan pada malam hari dilanjutkan kembali dengan takziah, baca Yasin secara massal dan tausyiah yang dipimpin oleh Tgk Muksalmina dari Padang Tiji, Pidie.

Seluruh masyarakat berkumpul di lokasi yang telah disediakan baik laki laki, perempuan dan anak anak ikut larut dalam takziah tersebut.

Sebagaimana diketahui, komplek Perumahan care merupakan lokasi relokasi masyarakat korban Tsunami, terutama masyarakat dari Kecamatan Pulo Aceh, Banda Aceh, Aceh Jaya, Aceh Barat dan sejumlah kecamatan lain di Aceh Besar yang dihantam Tsunami 2004 silam.

Komplek Perumahan care ini merupakan bagian dari Gampong Teureubeh Kecamatan Kota Jantho, sedikitnya ada 185 Kepala Keluarga (KK) saat di ungsikan pada awal 2005 lalu dan mereka memilih untuk menetap di Kecamatan Kota Jantho.

Peringatan bencana Gempa dan Tsunami ini juga diperingati oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar yang dipusatkan di komplek Kuburan massal di Gampong Siron, Kecamatan Ingin jaya ribuan orang ikut larut dalam zikir dan doa bersama.

Sementara untuk tingkat Provinsi Aceh, Pemerintah memusatkan peringatan ke 15 tahun bencana Gempa dan Tsunami di komplek bekas pusat pelaksanaan MTQ ke XXXIII di Sigli, Pidie yang dipimpin takziah dan tauziah oleh ustad Abdul Somad.

Pada peringatan 15 tahun Tsunami kali ini oleh eks korban Tsunami itu, Tgk Muksalmina berpesan agar musibah yang menimpa Aceh dan menjadi bencana nasional yang sempat mengundang perhatian dunia itu hendaknya dapat diingat dan dijadikan pengalaman, pedoman dan i’tibar dalam kehidupan dan senantiasa mengingat peristiwa tersebut sembari mengirim doa kepada keluarga yang menjadi korban meningal dunia pada peristiwa dimaksud.

“Peristiwa ini harus diperingati sepanjang zaman, sebagai bentuk hadiah kepada keluarga yang menjadi korban dalam musibah Tsunami dan sekaligus mengingatkan generasi penerus akan musibah besar tersebut,” pesan Tgk Muksalmina.

Peringatan Tsunami disarankan gunakan tahun Hijriah

Dalam tausyiah yang disampaikan tgk Muksalmina tersebut menyarankan agar peringatan musibah Gempa dan Tsunami dapat diperingati berdasarkan tahun hijriah, mengingat pergeseran bulan masehi dengan bulan hijriah sungguh sangat jauh dan dikhawatirkan peringatannya akan bertepatan tibanya pada bulan Ramadhan, sementara mengenang dan memperingati musibah yang menelan korban jiwa mencapai 160 ribu jiwa itu juga penting.

Sebagaimana diketahui peristiwa yang meluluhlantakkan Aceh, Sumut dan Nias serta Pantai Thailand dan Hindia pada 15 tahun silam itu terjadi tepat pada 14 Zhulkaida 1425 H atau 26 Desember 2004. Memang hingga 15 kali peringatan musibah tersebut oleh masyarakat Aceh belum ada yang berlangsung dalam bulan ramadhan, namun dipaatikan akan bertemu tanggal 26 Desember tahun Masehi dalam bulan Ramadhan tahun Hijriah.

“Pergeseran antara bulan Masehi dengan bulan Hijriah sangat terjadi sangat signifikan, buktinya tahun ini terjadi pergeseran hingga dua bulan lebih, pergeseran itu akan terus terjadi dan tanggal peristiwa tahun Masehi ini bakal bertepatan dengan bulan Ramadhan kedepan,” jelas Tgk Muksalmina.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, beberapa daerah yang merupakan daerah belas hantaman Tsunami 26 Desember 2004 itu sudah ada yang melaksanakan peringatan Tsunami dilaksanakan berdasarkan bulan tahun Hijriah. (Alan)

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button