ArtikelCitizenMetroOpiniRagamSosial

Fenomena Campur Kode dan Alih Kode dalam Film LARA ATI Karya Bayu Skak

Oleh : Riska Utami dan M. Arby Almunta Wakil

BeritaNasional.ID — Alih kode merupakan penggunaan dua ragam bahasa dalam percakapan yang sama Dalam KBBI. Pengertian alih kode adalah penggunaan bahasa lain atau variasi bahasa lain untuk menyesuaikan diri dengan peran atau situasi lain atau karena adanya partisipasi lain.

Menurut Suwito (1983: 69) alih kode dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

(a) alih kode intern merupakan alih kode yang berlangsung antara bahasa sendiri, seperti bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, atau sebaliknya;

(b) alih kode ekstern merupakan alih kode yang terjadi antara bahasa sendiri (salah satu bahasa atau ragam yang ada dalam verbal repertoire masyarakat tuturnya) dengan bahasa asing.

Sedangkan campur kode adalah penggunaan dua bahasa yang berbeda dalam satu ujaran. Campur kode adalah penggunaan serpihan dari bahasa asing ( seperti bahasa inggris, bahasa arab, dan bahasa daerah).

Peristiwa alih kode dan campur kode terjadi tidak hanya terjadi dikalangan masyarakat saja, tetapi juga terjadi di dalam media hiburan elektronik yaitu salah satunya film. Film adalah cerita singkat yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa dengan permainan kamera, teknik editing, dan scenario yang sehingga membuat penonton terpesona. Film merupakan media yang merekam realitas yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.

Film Lara Ati merupakan film yang diproduksi pada tahun 2022 dan disutradarai dan ditulis oleh Bayu Skak. Film Lara Ati secara garis besar diceritakan di pulau Jawa. Sehingga banyak bahasa yang digunakan oleh para tokoh.

Dari pemaparan tersebut penulis tertarik untuk menganailis alih kode dan campur kode dalam film Lara Ati karena dialog-dialog tokohnya dikelompokkan dalam bentuk kalimat atau tuturan. Film Lara Ati menampilkan berbagai tuturan yang digunakan oleh masyarakat heterogen. Hal itu dapat dilihat dari adanya tuturan campur kode yang digunakan oleh para tokoh yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah (Bahasa Jawa) dan bahasa asing (Inggris).

1. Bentuk Alih Kode

1.1 Bentuk Alih Kode Eksternal

Data 01

Ayu    : Minta wagyu cube roll yang 300gr satu, kamu?

Alan   : Jadinya carbonara pasta aja dua yang wagyunya tadi dicancel aja mas

Ayu    :  No beb, I wanna eat steak

Alan   :  Ini sudah malam beb. Jangan makan lemak ga bagus

Percakapan di atas  merupakan bentuk alih  kode  eksternal  bahasa  Indonesia  ke  bahasa  Inggris.  Pada percakapan tersebut tokoh Ayu awalnya menggunakan bahasa Indonesia, lalu beralih menggunakan bahasa inggris “No beb, I wanna eat steak” yang artinya tidak sayang, aku ingin makan daging panggang. Peralihan dari penggunaan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris tersebut membuat tuturan masuk dalam kategori alih kode eksternal.

2. Bentuk Campur Kode

2.1  Bentuk Campur Kode pada Tataran Kata

Data 01

Fadil     : Yowes sampeyan kudu enjoy kudu happy. Wis lali kabeh

Cokro   : Cok sing bisa lungguh Joko wae

Fadil     : Sampean ora nggawa kursi dewek?

Peristiwa tutur tersebut terjadi di dalam café. Pihak yang terlibat sebanyak dua orang. Tujuan pembicaraan yaitu untuk menasihati Joko agar tidak sedih lagi akibat putus cinta. Penutur pada peristiwa di atas adalah Fadil dan Cokro. Topik yang dibicarakan adalah mengajak Joko agar Bahagia dan bisa melupakan kesedihannya. Bahasa yang digunakan mereka adalah bahasa jawa. Tetapi salah satu temannya yang bernama Fadil telah melakukan campur kode yaitu dengan menyisipkan kata bahasa inggris kedalam tuturannya yaitu “enjoy” dan ”happy”. Kata “enjoy dan ”happy” merupakan kata dasar dalam bahasa inggris yang memiliki arti santai dan senang. Jadi, campur kode yang terjadi dalam tuturan Fadil adalah campur kode berbentuk kata.

2.2 Bentuk Campur Kode pada Tataran Frasa

Data 01

Riki    : iki dina jumat, piye maneh menyang warung Fadli ian nonton live music?

Cokro : Cocok

Joko  :  yowes-yowes

Peristiwa tutur tersebut terjadi di dalam kantor. Pihak yang terlibat sebanyak tiga orang karyawan yang bernama Riki, Cokro, dan Joko. Tujuan pembicaraan yaitu untuk menghibur Joko yang sedang patah hati. Penutur pada peristiwa di atas adalah Riki, Cokro, dan Joko. Topik yang dibicarakan adalah mengajak teman untuk bersenang-senang. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Nusantara yaitu Bahasa Jawa karena mereka sedang mengobrol santai. Tetapi salah satu temannya yang bernama Riki telah melalukan campur kode yaitu menyisipkan frasa bahasa inggris ke dalam tuturannya yaitu ”live music”. Kata “live music” memiliki arti pagelaran musik secara langsung. Jadi campur kode yang terjadi dalam tuturan Riki adalah campur kode berbentuk frasa.

2.3 Bentuk Campur Kode pada Tataran Klausa

Data 01

Alan  : Surprise, Are you happy? you miss me baby? I miss you so much

Ayu   : I miss you too, wait-wait ko kamu ga bilang-bilang mau kesini? Aku kaget banget loh

Peristiwa tutur tersebut terjadi di luar café . Pihak yang terlibat dalam pembicaraan sebanyak dua orang. Tujuan pembicaraan itu adalah untuk menanyakan kepada Ayu tentang  apakah Ayu juga memiliki rindu yang sama seperti yang Alan rasakan.. Penutur pada peristiwa tutur di atas adalah Ayu dan Alan. Topik yang dibicarakan adalah tentang kepastian bahwa Ayu juga merasakan kerinduan.  Bahasa yang digunakan  adalah bahasa Inggris. Karena Ayu telah lama berada di Indonesia kemungkinan dapat menyebabkan  campur kode dalam tuturannya. Ayu meyisipkan kalusa berbentuk bahasa Indonesia “ko kamu ga bilang-bilang mau kesini? Aku kaget banget loh”. Jadi campur kode pada tuturan adalah campur kode berbentuk klausa.

2.3  Bentuk Campur Kode pada Tataran berulang

Data 01

Ayu   : Iya, kalau mas sendiri kayaknya apal banget liriknya

Joko  : Kalau aku ditinggal tunangan

Ayu   : Sorry-sorry mas

Peristiwa tutur tersebut terjadi di dalam café . Pihak yang terlibat dalam pembicaraan sebanyak dua orang. Tujuan pembicaraan itu adalah untuk menenyakan tentang alasan bisa hafal lirik lagu tersebut. Topik yang dibicarakan adalah lirik lagu yang selaras dengan kehidupan nyata. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam santai. Selain bahasa Indonesia, Ayu juga menguasai bahasa asing karena dia merupakan keturunan dari seorang Inggris.

Kemampuan Ayu yang menguasai bahasa asing menyebabkan kemungkinan melakukan campur kode. Campur kode berbentuk perulangan kata dari bahasa Inggris yang terjadi pada peristiwa tutur di atas terdapat pada tuturan Ayu, “Sorry-sorry mas”. Ayu menyisipkan kata ”sorry” yang memiliki arti maaf. Kemudian ia mengulang kata tersebut, oleh karena itu disebut perulangan kata. Jadi, campur kode yang terjadi pada tuturan Ayu adalah campur kode berbentuk perulangan kata. (*)

*) Penulis adalah Mahasiswa Universitas Pamulang

 

 

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button