Opini

Ramadhan dan Demonstrasi Dalam Catatan Tuhan dan Catatan Arsip

Oleh:
IRZAL NATSIR *

Beritanasional. Id — Tanpa terasa saat ini umat muslim telah sampai pada sepuluh hari kedua di Ramadhan 1443 Hijriah. Sesuai Hadist bahwa sepuluh hari yang kedua ini merupakan etape pengampunan bagi setiap muslim dan muslimah yang melaksanakanĀ  salah satu dari Rukun Islam ini. Sebuah gambaran dari kasih sayang Allah SWT yang secara spesial menyiapkan bulan yang spesial bagi hamba-hambanya yang ingin mencari ridho dan pahala yang berlipatganda dengan memanfaatkan Ramadhan sebagai sarana dan fasilitas dalam mengupgrade keimanan umat muslim untuk merebut mahkota ketakwaan dari Tuhan pemilik semesta alam. Hal ini sejalan dengan firman yang Allah sampaikan pada surat Al Baqarah: 183Ā  yang artinya: “Hai orang-orang ysng beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kalian bertaqwa”.

Ramadhan pun menjadi bulan tuk bermuhasabah diri mengevaluasi kesalahan, kekeliruan, kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam menjalani aktivitas kehidupan dan kehambaan kita. Sejatinya dipertemukan kita dengan ramadhan menjadi sebuah karunia yang sangat luar biasa dari Allah yang memberikan kita kesempatan untuk meningkatkan kadar kualitas iman kita yang mestinya lebih baik dari sebelumnya. Penelitian medispunpun memberi bukti bahwa ibadah puasa yang dilaksanakan secara baik akan berimplikasi pada tingkat ketenangan hati yang tinggi sehingga mampu menciptakanĀ  kedekatan spiritual dengan Sang Rabb, mengasah kecerdasan emosional terhadap sesama makhlukĀ  dan juga memberi dampak pada kecerdasan intelektual, interaksional dan komunikasi yang lebih baik. Hal ini berarti ramadhan dapat memberikan kenaturalan danĀ  kemurnian akal sehat manusia sebagai hamba Tuhan yang takut berbuat salah dan suka berbuat kebaikan dan kebenaran.

Perjalanan manusia yang lebih hakiki sebagai makhluk Tuhan menjadi rahasia dan misteri Ilahi yang terekam dalam catatan Tuhan yang super cerdas, tersimpan secara maha sempurna tanpa berkurang senoktah pun dalam menilai perilaku kita dalam menjalani hidup dan kehidupan. Jika kita mencoba melihat pada dimensi kearsipan saat ini, Allah sebagai pemilik hak prerogatif menentukan takdir langit, bumi dan seluruh isinya niscaya memiliki arsip-arsip makhluknya yang tersimpan rapi mulai awal kehidupan hingga saat ini bahkan hingga berakhirnya kehidupan ini.

DEMONSTRASI SEBUAH KESEIMBANGAN

Selain Tuhan, tak ada sesuatu yang sempurna, telahan ukuran manusia tak luput dari kesalahan baik secara pribadi maupun berjamaah. Rekaman Arsip secara nasional, baik dalam catatan konvensional dan jejak digital telah menunjukan perkembangan Republik yang kita cintai dalam sebuah statistik kenegaraan yang naik turun, nanjak dan melandai sebagai spontanitas efek ketika negara terperosok dalam lubang permasalahan yang melibatkan alat alat kenegaraan. Indonesia ini pun kaya akan pengalaman bernegaranyaĀ  yang menguji kedaulatan dan kepemimpinan negara, sebut saja Sumpah Pemuda,Ā  Proklamasi Kemerdekaan, PKI Muso, PKI 1965,Ā  Pemberontakan Andi Azis, DI /TII, Turunnya Presiden RI kedua, H.M. Soeharto ataupun Turunnya Presiden RI keempat, KH.Abdurrahman Wahid yang lebih dikenal dengan Gus Dur serta peristiwa peristiwa lainnya hingga yang masih hangat yaitu terkait polemik Masa Jabatan Presiden dan penundaan pemilu.

Dalam cerminan positif hal-hal yang terjadi diatas dianalogkan sebagai sebuah ujian dalam proses pembelajaran, jika lulus negara akan bertambah baik dan kuat, sebaliknya jika tidak lulus boleh jadi akan jatuh ke jurang kehancuran. Yang tak kalah prestisius juga kompleksitas kejadian kejadian yang terjadi sejak masa awal lahirnya Indonesia hingga di zamanĀ  millenial ini selalu diwarnai dengan pergerakan mahasiswa dalam bentuk aksi demonstrasi yang memberi gambaran jelas tentangĀ  kondisi kemelut kenegaraan yang terjadi. Walaupun pada sisi lain terkadang aksi demonstrasiĀ  yang terjadi menggambarkan dualisme prinsip, ada yang menentang, adapula yang mendukung. Terlepas dari itu semua bahwa dalam negara demokrasi seperti Indonesia yang memiliki kemajemukan warga masyarakat dan ruang kepentingannya, dominasi dominasi ini dapat dimaklumi, inilah warna demokrasi tetapi dengan catatan bahwaĀ  tidak melanggar hukum dan konstitusi yang berlaku.

Demonstrasi pun secara positif menjadi indikator bahwa negara membutuhkan keseimbangan dalam mengejewantahkan kewajiban negaraĀ  yang perlu dilihat, dirasakan, dinilai dan dievaluasi oleh masyarakat. Berarti demonstrasi (damai) merupakan tindakan cerdas secara intelektual maupun emosional dalam mendiagnosa virus atau bakteri yang dapat menggerogoti badan dan jiwa bangsa ini. Dan dalam catatan sejarah bangsa yang tertuang dan dapat dilihat pada lembar demi lembar arsip bangsa yang tercipta, aksi demonstrasi pun selalu berakhir dengan suatu keberhasilan dalam mempertahankan bangsa ini tetap pada rel relĀ  demokrasi yang benar dan berpihak kepada rakyat, perjuangannya pun melalui proses yang panjang dan tak sedikit pula yang menjadi korban , kata pepatah dalam sebuah perjuangan pasti butuh pengorbanan, inilah letak kemuliaannya.

Pada sebuah titik kesimpulan, bahwaĀ  proses Kebangsaan dan pemerintahan akan terus berjalan , berproses, berputar bersama roda zaman menuju Indonesia yang lebih maju dan bermartabat, Indonesia yang Baldatun thoyyibatun Warabbun Ghafur. Kompilasi informasi bangsa ini pastinya akan melekat pada arsip arsip yang memberkas secara rapi membentuk kolase bangsa dan negeri ini menjadi legacy bagi anak dan cucu kita dikemudian hari dan pastinyaĀ  sebuah keniscayaan bahwa demonstrasipun masih akan menjadi tindakan cerdas dalam mengawal aktivitas bangsa ini dalam sebuah kepemimpinan demi kepemimpinan yang telah digariskan dalam CATATAN TUHAN.

*Penulis :
IRZAL NATSIR ,
ARSIPARIS AHLI MADYA
PEMPROV.SULSEL

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button