Daerah

Apapun Rintangannya, Kader TB Di Garut Pantang Menyerah

Garut, Beritanasional.ID – Tuberculosis (TBC) masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama, di mana Indonesia menempati rangking ketiga terbanyak di dunia setelah China dan India.

Diperkirakan terdapat 824.000 kasus TBC baru setiap tahunnya, dalam hal tersebut pemerintah terus gencar melaksanakan program-program yang melibatkan peran petugas kesehatan, keluarga, dan kader komunitas yang telah mengikuti pelatihan.

Keberadaan kader TB di tengah masyarakat ini diharapkan dapat membantu penanggulangan penyakit TB sebagai ujung tombak di lapangan

Salah satunya adalah Wulan (29) merupakan salah satu kader TBC di Kecamatan Limbangan yang bertugas dalam membantu penanggulangan TBC.

Wulan menceritakan Perjuangan dalam mendampingi dan memberikan dukungan bagi pasien TB untuk memulai pengobatan juga tidak mudah, namun menurutnya menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Kamis, (21/7 ).

“Kami ditugaskan ke lapangan sekaligus membujuk para pasien yang terdata di Puskesmas,” ujarnya.

Wulan mengatakan, kata dan penjelasan kepada penyintas menjadi senjata di lapangan, langkahnya mendampingi penderita hingga sembuh menjadi perjuangan yang berat.

“Ini lantaran rendahnya kesadaran untuk berobat, meski begitu tak jarang juga kami mendapatkan perilaku yang tidak baik meskipun kami sadar karena para penyintas merasa minder di lingkungan”, terangnya.

Menurut Wulan Stigma negatif masih menjadi salah satu penyebab keengganan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan tuberkulosis, padahal ini dapat memperburuk kondisi masyarakat yang ternyata menderita TBC.

Wulan yang bertugas di lapangan menceritakan awal ia menjadi kader, pernah di usir dikarenakan keluarga korban yang tidak terima akan keluarganya yang terkena TBC, namun tidak menyurutkan semangat nya untuk bertugas di garda terdepan.

“Waktu awal masuk saya ditugaskan ke lapangan untuk mengambil dahak, namun dari pihak keluarga tidak terima sampai pot dahak pecah,” katanya.

Menurut Wulan, baik secara internal maupun eksternal hal tersebut menjadi penghambat pemenuhan hak pasien dan penyintas TBC untuk mengakses layanan kesehatan.

Namun dengan pengalamannya menjadi kader TB dari tahun 2018, meskipun banyak rintangan, tetapi pasien TB di lingkup kader bisa mengikuti SOP untuk berobat, ( Diky ).
Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button