LiterasiRagam

J.A Katili : Harta Bumi Indonesia

 

BeritaNasional.ID, Gorontalo — Sembilan puluh tiga tahun yang lalu telah lahir manusia jenius pada tanggal 09 Juni 1929, tepatnya di Kampung Bugis, Gorontalo. Ia diberi nama oleh kedua orang tuanya John Ario Katili (J.A. Katili) Nama John ini diberi bukan tanpa sebab, ayahnya terinspirasi dari pendiri dan komandan pertama angkatan laut Amerika serikat yang terkenal jenius dan berani. Begitu yang saya baca dari biografi J.A Katili bertema harta bumi indonesia. Jauh sebelum buku itu saya baca, saya mengetahui nama J.A Katili dari sebuah gedung Laboratorium Geologi Jurusan ITK yang kurang lebih berukuran sembilan kali dua belas disudut fakultas Mipa UNG yang saat itu Rektornya bapak Syamsu Qomar Badu.

Sejak saat itu, saya sebagai mahasiswa matematika FMIPA begitu tergugah untuk mencari dan ingin mengenal lebih jauh J.A Katili. Untuk menyembuhkan, saya meluangkan waktu bercerita serius dengan ayah saya, mengenai J.A Katili. Tapi usaha itu berakhir dengan kecewa.

Baru tiga tahun Kemudian kekecewaan itu terobati oleh Harta Bumi manusia terbitan tahun 2007 PT Grasindo yang berhalaman empat ratus sembilan belas. Dalam buku itu Biografi J.A Katili begitu detail dijelaskan, mulai sejak dia lahir sampai dia meninggal, dari petualangan Intelektualnya hingga ranah politik.

*Dari Gorontalo Hingga Austria*

Sebagai anak dari seorang ayah yang bekerja berpindah-pindah. Petualangan intelektual John pun harus ikut berkelana, Semula pendidikan dasar John ditempuh di Rooms Christelijke School Poso kemudian ditamatkan di HIS Gorontalo, tingkatan SMP John Menyelesaikannya di Sekolah MULO Manado dan tingkat SMA diselesaikan di AMS Makasar.

Saat di AMS Makassar inilah john bertemu dengan Guru Fisika Belanda yang mendorong dia menjadi lebih tertarik mempelajari Ilmu Geologi di fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia (FIPIA UI) , tidak saja sampai disitu john selanjutnya belajar di Universitas Inssbruck Austria dan kembali ke Indonesia Tahun 1958. Dua tahun kemudian John menjadi Doktor dengan predikat Cum Laude di Fakultas Teknik ITB pada usia 30 tahun dan menjadi Profesor Doktor Bidang Geologi Pertama di ITB.

Perjalanan intelektual dalam Biografi J. A katili tidak akan cukup saya ulas dalam tulisan singkat ini, belum lagi mengulas karya-karya ilmiah J.A Katili yang fenomenal itu hingga dia diundang menjadi pembicara di kampus-kampus eropa.

*POLITIK DAN GOLKAR*

Dengan kemampuan ilmu Geologi yang Dimiliki J.A Katili, pemerintahan Orde baru saat itu mulai memperhatikan J.A Katili, puncaknya saat john menjabat Dirjen Pertambangan Umum Departemen pertambangan ia mampu memprediksi Erupsi gunung Colo pada 23 Juli 1983. Pada kejadian itu tidak ada satupun korban jiwa, hampir sekitar 7.000 warga telah dievakuasi sebelum gunung colo mengalami erupsi.

Tidak lama dari peristiwa itu nama John langsung melejit, ia diberikan amanah jabatan Dirjen Geologi dan Sumber daya Mineral dan tahun 1989 kemudian menjadi penasehat ahli menteri Pertambangan dan Energi.

Setelah 16 tahun berkecimpung dalam dunia birokrasi John memilih berkarir dalam dunia politik, ia bergabung menjadi fungsionaris Partai Golkar dan ditetapkan sebagai Juru kampanye Nasional pada pemilu 1987–1992. Kesempatan itu ia gunakan untuk berkampanye mengunjungi pemilihnya di Sulawesi utara dan Gorontalo.

Tepatnya pada pemilu 1992 J.A Katili terpilih menjadi salah satu anggota DPR/MPR periode 1992-1997 bersama 281 orang anggota Golkar lainya, pada periode itupun John diutus partai Golkar Menjadi Wakil Ketua DPR/MPR.

*J.A KATILI DAN NILAI-NILAI PERJUANGAN*

Sebagai rakyat Gorontalo hari ini tentu saya begitu bangga mengigat kembali perjuangan J.A Katili yang menerobos batas-batas dan melampaui zaman itu. Namun kita tidak bisa hanya sebatas bangga dengan hal itu, perlu ada yang harus kita teladani dengan perjuangan J.A Katili.

Dari begitu banyak Lembar ulasan biografi J.A Katili saya kira ada begitu banyak pula nilai-nilai perjuangannya yang perlu kita teladani, misalnya J.A Katili selalu berpegang teguh pada Nasehat *palebohu* yang isinya “wanu motiti woyoto umopiyohu dumooto, luntua wolipopo. wanu motiti wangango dila tumuhu tumango dungiyo motontango batangiyo mohuwango.” ( jika merendah yang baik mendekati, kunang-kunang hinggap; jika menyombongkan diri, daun-daun gugur, batang tumbang, dan tidak akan berbuah).

Sebagai penutup tulisan ini dibuat untuk mengenang lahirnya J.A Katili, bahkan kalau saja diberi kesempatan saya ingin sekali berjiarah ke makam J.A Katili.
Dirgahayu Prof. Dr. John Ariyo Katili, Raga bisa saja kembali tapi karyamu terus menjadi abadi.

Penulis ;
ABD. FIKRI KATILI.,S.Pd
Lahir ; Gorontalo, 09 Juni 1994

Lihat Selengkapnya

Related Articles

Back to top button